*****
Keesokan harinya Erinna kembali disibukan rutinitas mengajarnya. Lagi, dia memusatkan perhatian yang ekstra untuk Risyad anak pendiam yang tidak pernah bergabung bersama teman-teman nya yang lain. Akan tetapi walaupun iya memusatkan perhatian kepada Risyad akan mengabaikan anak-anak yang lain, tidak! Karna dirinya merupakan seorang guru yang dimana mengharuskan berlaku adil pada semua anak muridnya.
"Icad, makan sendiri lagi nak?" tanya Erin sembari mengusap rambut anak itu.
"Tidak apa-apa kan ibu panggil Icad?" lanjut Erin bertanya.
"iy yaa bu" jawab nya terbata-bata. Mungkin anak itu merasakan perasaan lain karena Erin selalu mengusap kepalanya.
"ibu temani lagi ya, ibu juga bawa bekal kok. Kita makan sama-sama ya" ajak Erin pada anak itu.
Mereka mulai memakan makanan yang dibawa masing-masing. Diselingi candaan yang Erin lontarkan. Untuk saat ini ada kemajuan sedikit, anak itu mau tersenyum dan menjawab beberapa pertanyaan yang Erin tanyakan.
"gemas sekali anak ini, tampan lagi." Batin Erin yang diam-diam mengagumi rupa anak yang ada dihadapannya.
Icad sedikit bercerita tentang keluarganya, ternyata ayah dari anak tersebut merupakan anggota kepolisian. Kini, ayah anak tersebut sedang menjalankan tugas negaranya ke daerah luar bogor. Itu yang disampaikan Icad. Akan tetapi saat Erin membahas mengenai Ibu, Risyad diam saja tidak menjawab hanya raut muka sedih yang ditunjukkan nya. Erin yang paham situasi langsung mengalihkan pembicaraannya.
Tanpa sadar mereka semakin lama semakin dekat, Risyad mulai membuka diri dan bercerita pada Erin walaupun hanya sedikit...
*****
Beberapa hari kemudian..
Tibalah waktunya hari dimana Alana melaksanakan Acara tunangannya di rumah sederhana milik temannya itu. Erin yang dari memang memilih menginap disana, mulai membantu menyiapkan semuanya. Sejak dari subuh tadi Erin lebih memilih membantu keperluan dapur, mulai dari makanan dan lainnya. Memang Erin sudah sangat dekat dengan Ibu dari sahabatnya ini. Bu Arum namanya, bu arum hanya memiliki anak perempuan saja yaitu Alana. Oleh, sebab itu Erin sudah dianggap anak sendiri oleh bu Arum.
"Rin, sudah nak. Kamu ga capek dari subuh juga kamu sudah bantu-bantu. Sana kamu sarapan dulu saja, sedari pag kamu juga belum sempet sarapan kan?" Ucap Bu Arum yang berusaha menghentikan arum untuk membantu kembali. Pasalnya bu Arum kasihan pada Erin. Dia malah mengabaikan dirinya sendiri demi berlangsungnya acara tunangan sahabatnya itu.
Acara lamaran Alina dilaksanakan ba'da ashar, sekarang sudah pukul 10 siang.
"hehehe, iyaa bu ini dikit lagi kok. Habis ini Erin mau mandi. Udah bau apek nih badan Erin, abis itu sarapan" Jawab Erin menanggapi ibu Arum.
"yaudah kalo gitu, et tapi jangan lupa sarapan ya. Ibu gamau nanti kamu malah pingsan karna belum ngisi perutmu itu" ucap bu Arum memperingati Erin.
"siap nyonya, laksanakan." Jawab Erin sambil memeragakan gerakan hormat.
Bu Arum hanya geleng-geleng kepala saja menanggapi Erin yang random ini.
Tiba saatnya acara...
Kini Erinna berada, dia sedang melaksanakan sholat ashar setelah tadi bergantian dengan Alana. Setelah selesai ia segera mengganti pakaiannya dengan gamis berwarna baby blue miliknya. Sedangkan Alana sudah cantik dengan gamis brukat berwarna coksu senada dengan hijab yang dipakainnya. Alana terlihat sangat cantik dengan make up tipis yang dipoles diwajah cantiknya. Erina sempat pangling pada sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
R E M B U L A N M A L A M
Romance"Bu.. Icad boleh manggil Mama? Icad sayang sama ibu. Ibu baik sama Icad" ungkapan Risyad sambil menundukkan kepalanya hal itu membuat hati Erin bergetar. Bagaimana ini? ------------- Syeeza Guru muda yang baru saja pindah tempat mengajar itu. dibu...