Chapter 2

34 2 0
                                    

Keesokan harinya mereka melakukan rutinitas seperti biasa Siap-siap dan pergi berangkat ke sekolah untuk mengajar. Mereka berangkat menggunakan ojol seperti biasa, Alana sudah pergi sedari tadi. Memang sekolah dengan kontrakan yang mereka tempati tidak jauh hanya sekitar 30 menit saja sudah sampai.

Di sekolah..

“Ini ya pak ongkosnya, kembaliannya untuk bapak aja.” Ucap Erin tersenyum sambil memberikan uang kepada ojol tersebut.
“masyaallah, hatur nuhun ya teh. Semoga dilancarkan rezekinya” jawab bapak ojol tersebut.
“Amiin terimakasih kembali pak” jawab Erin sambil tersenyum dan segera pergi ke ruang guru.

Setelah sampai dikantor, Erin tak melihat sahabatnya di tempat biasanya. Mungkin sudah masuk ke kelas untuk memulai pembelajaran. Memang jam sudah menunjukan pukul 7.00 sudah seharusnya pembelajaan di mulai. Dengan segera Erin pergi ke kelas 2 untuk mengajar. Ya Erin ditempatkan dan dipercaya untuk menjad wali kelas di kelas rendah itu. Agak sedikit sulit memang, tapi tak apa. Sedangkan Alana dia ditempatkan sebagai wali kelas di kelas 4.

Setelah sampai dikelas, Erin langsung menyapa muridnya.

“assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh anak-anak.. apa kabarnya hari inii? ...” Sapa Erin pada muridnya dengan ceria, memang mengajar kelas rendah itu perlu ekstra sabar dan dengan penuh ceria.
Setelah selesai mengajar Erin dan Alana memilih pergi ke mall terdekat di kota itu menggunakan Taksi Online. Sesampainya di mall tersebut, mereka pergi ke Restoran Korean Food karena Alana yang menginginkannya.

“Rinn, gue mau cerita. Gatau gue bingung harus gimana” ucap Alana setelah  makanan di sajikan.
“Emm, masalah si Naufal chat lo tiba-tiba itu?” tanya Erinna setelah meneguk minuman yang ia pesan.
“iya, lo tau Si Naufal mau ke rumah-..” jawab Alana menggantung
“sama keluarganya” lanjutnya bicara.
“Apaa? Yang bener Al? Bagus dong, gue yakin nih yaa. Akan ada kabar baik setelah itu” jawab Erin meyakinkan.
“Gue gatauu aargh, tapi gue agak seneng juga. Setelah kita lama ga ketemu. Akhirnya, dia mau nemuin gue hehehe” jawab Alana cengengesan karna bahagia.
“congrats, yaa gue doain semoga bener-bener ada kabar baik.” Ucap Erin sambil memeluk temannya itu.
“hehehe, kalo beneran yaa aamiin” jawab alana.

skip (waktu kepulangan mereka ke Bogor)

setelah menempuh jarak kurang lebih 2 jam lebih akhirnya mereka sampai ke rumah masing-masing.

Erinna POV
“assalamualaikum, mii aku pulang”  ucapku saat sampai di depan pintu.
“waalaikumsalam, anak  umii dah pulang. Gimana kabarna teteh sehat?” tanya umiku dengan logat sunda itu.
“alhamdulillah umii, teteh sehat, umi gimana. Sehat? Jantungnya suka kerasa ga mi? Yang lain pada kemana mi? Kok teteh ga liat?” jawabku diselingi dengan pertanyaan beruntun.
“satu-satu atuh teteh nanya nya umi pusing. Iyaa, umi sehat. Kalo kecapean aja suka kerasa teh, terus yang lain kan bapak kan lagi jaga warung terus si adek kan sekolah. Kumaha si teteh” jawab umi.
“hehee, ya maaf mi, teteh lupa.” Jawabku cengengesan.

Oiyaa dia umi ku, umi Hanum pertiwi. Beliau umi yang melahirkan ku dan membesarkan ku selama ini. Ayah atau yang aku panggil bapak Surya Sanjaya beliau tidak bekerja dia seorang pensiunan PNS sekarang beliau hanya menjaga warung kelontong keluarga kami. Ada adik ku  satu-satunya Haikal Muqdas  namanya  dia sedang sekolah di SMA yang dahulu merupakan tempat ku belajar juga. Kembali lagi...

“yaudah atuh teh sana, istirahat dulu bisi capek tetehnya” ucap umiku yang sangat pengertian ini.
“Okee siap umiku yang cantik, teteh mau istirahat dulu yaa tolong bangunin kalo udah ashar ya mi” jawab ku sambil meragakan hormat.
“okee siap teh sok istirahat nantii umi bangunin.” Ucap umi sambil tersenyum.

Aku bergegas pergi ke kamar ku tercinta. Dan segera membersihkan diri. Duh rindu sekali aku tidak menyentuh kasurku selama 2 bulan belakangan.

“huhh, akhirnyaa kita ketemu lagi kasur”  ucapku terkekeh sambil memeluk guling. Setelah membaca doa Perlahan mataku pun terlelap terbawa ke alam mimpi.

Skip Malam harinya di ruang keluarga...

“teteh gimana ngajarnya ada hambatan ngga?” tanya bapak padaku. 
“alhamdulillah, selama ini ngga ada pak. Cuma teteh ada rencana mau pindah ke sini aja. Dipikir capek juga pak gada kendaraan pribadi disana.” Jawabku sambil menghela nafas.
“temen teteh gimana? Dia juga mau pindah ke sini?” tanya bapak sambil memalingkan wajahnya melihatku.
Aku yang merasa ditatap pun menolehkan wajah ke bapa “Alana masih bingung pak” jawabku.
“yaudah, bapak mah ikut apa kata teteh aja. Pilih yang menurut teteh terbaik bagaimana.” Jawab bapak sambil tersenyum padaku.
“yauda udah malam, sok tidur teh” lanjut bapak sambil mengelus kepalaku dan pergi ke kamarnya.

Akupun terdiam sejenak, kemudian beranjak pergi masuk ke dalam kamar. 

Saat mendudukan dirinya di kasur, tiba-tiba ponselnya berdering menandakan ada yang menelpon. “Siapa malam begini yang telpon?” Batinnya bertanya.

---------

Gimana? Lanjut ga nih? Jangan jadi pembaca Ghaib ya. Jangan lupa Vote, Comment, and Follow yaak!

Salam dari akuu❤️

#ToBeContinued

R E M B U L A N  M A L A MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang