"Guess I rather hurt than feel nothing at all..."
"hinata aku tidak bisa seperti ini terus menerus – "
Kedua nya baru saja tiba di kediaman milik hinata yang cukup jauh dari Tokyo, wanita itu sengaja membawa sasuke ke kediaman nya yang jauh di bandingkan apartement Tokyo nya karena jika dia di sana maka sasuke akan berusaha pulang secepat nya. Ia tahu ini egois, tetapi hinata juga tidak bisa hidup tanpa sasuke mau bagaimana pun cara nya. Mendengar ucapan sasuke pun terasa sangat menampar nya saat ini, ia melempar tas nya di sofa dan menghadap sasuke yang sedang menatap nya dengan tatapan yang tidak bisa hinata tebak.
"lalu aku harus apa? Melupakan mu seperti kau melupakan ku hanya dalam sebulan? Mengatakan kita tidak bisa hanya karena perbedaan prinsip keluarga – dan kau tidak berjuang dengan hal itu"
Sasuke memejamkan mata nya melihat air mata kembali turun dari pipi hinata, "kau menyayangi ku bukan? Kau melakukan ini semua karena terpaksa kan? Semua orang pasti bisa mengerti kita adalah dua orang yang jatuh cinta dan berpisah karena terpaksa, tidak ada orang yang waras putus dari hubungan dua tahun lalu sebulan setelah putus kau menikah, bahkan seminggu sebelum kau memutuskan menikah kau bertemu dengan ku dan membicarakan soal membangun hubungan ini kembali!"
Hinata menatap sasuke yang diam menatapi nya entah apa yang ada dalam benak lelaki itu, wanita itu menghela nafas dengan suara bergetar nya, "kau menyayangi kan? Apa rasa itu sudah hilang...? Aku tahu kau mencintai ku hingga hari ini kan, karena jika tidak..."
"kau tidak akan bersama ku saat ini..." detik berikut nya yang hinata rasakan adalah pelukan hangat dari lelaki di hadapan nya, ia tersenyum kecil di tengah tangis nya dengan perasaan lega.
"aku tidak bisa berbohong..." bisik sasuke dengan gundah yang terasa hebat mengguncang hati nya, hinata memeluk nya erat kembali membiarkan rumah nya kembali.
"jika memang ini satu – satu nya cara untuk bersama mu, maka aku tidak masalah harus diam – diam dari pernikahan mu" sasuke menatap bayangan diri nya dan hinata di gelap nya kaca kediaman hinata, hujan sangat deras menghujami tanah yang kering membuat nya teringat bahwa sakura sedang menunggu nya. Ia tidak bisa meninggalkan hinata namun pikiran nya saat ini hanya kepada sakura yang berada di luar sana, meskipun ia sudah menghubungi sakura tetap saja rasa gelisah membuncah di dada nya akibat panggilan sepihak yang terputus.
Sebenarnya apa yang ia pertahankan jika memang ia ingin tinggal bersama hinata? Apa benar semua hanya karena perjanjian semata?
"aku akan menemani mu sampai kau tertidur dan aku akan kembali" ucap sasuke pelan membiarkan hinata di dalam dekapan nya memejamkan mata, kedua nya sedang berada di atas ranjang berukuran queen dan membungkus hinata dengan selimut nya. Hati nya terasa berat melihat resep obat yang berada di atas meja nakas hinata, wanita itu mengalami panic disorder karena diri nya yang meninggalkan nya menikah begitu saja.
Naruto memandangi sakura dalam balutan kaos kebesaran nya dan celana sport yang juga kebesaran di tubuh kurus nya itu, cangkir berisikan air hangat ia genggam seakan – akan rasa hangat itu bisa menjalar ke hati nya yang terasa kaku saat ini. Kehadiran naruto benar – benar di luar perkiraan nya, saat di tanya kapan lelaki uzumaki itu kemari dia menjawab bahwa sudah seminggu diri nya berada di Jepang dikarenakan orang tua nya meminta diri nya untuk pulang dan berkunjung. Tidak pernah dalam hidup sakura berharap bahwa saat berada di titik terendah nya naruto yang melihat diri nya – ia sangat menghindari itu karena dapat di pastikan lelaki uzumaki itu akan mengusahakan yang terbaik untuk membuat diri nya sembuh atau ceria lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Art of Forgiveness
Fanfiction"The Art of Forgiveness" - Meaning ; ....... The practice of letting go of resentment, anger, or the desire for revenge towards someone who has wronged you. It involves understanding and accepting the hurt, while choosing to release...