VIII - Disregarded 2/2

233 34 21
                                    



"Your attitude seems to be telling me to leave, but your words make it seem like I'm important to you."




Tok tok.

Suara ketukan pintu dari luar membuyarkan keseriusan mereka menjadi sedikit canggung, pintu ruangan terbuka menampilkan asisten sakura yang menunjukan diri di ikuti seseorang di belakang nya. Uchiha sasuke berdiri di belakang asisten nya masih dalam setelan kerja nya, kedua netra hitam itu tidak tertuju kepada nya melainkan menatap naruto yang berada di ruangan sakura saat ini. Lelaki uzumaki itu berdiri dari duduk nya seraya memasukan kedua tangan nya di saku celana berjalan menuju pintu berhadapan dengan uchiha sasuke yang hanya menatap dingin netra biru naruto yang sama dingin nya, namun beberapa detik saling pandang naruto memutuskan kontak tajam itu dengan senyum sumringah nya.

"sakura suami mu seperti nya menjemput mu sekarang" senyum naruto lalu menepuk bahu sasuke dengan santai, "jangan sungkan, jika kau sibuk kau bisa andalkan aku untuk menjemput nya setiap saat"

Sasuke menahan kepala tangan nya dengan menatap lelaki uzumaki itu, "terimakasih atas tawaran mu, tetapi tidak perlu" ia menyingkirkan tangan naruto dari bahu nya lalu menyenggol bahu naruto untuk masuk memegang lengan sakura.

"kalau begitu aku pamit sakura" ucap naruto melambaikan tangan nya lalu pintu ruangan tertutup meninggalkan diri nya dan sasuke di dalam ruangan.

"sasuke – aku tidak menyangka kau datang begitu cepat" rasa nya bungkam seribu bahasa ketika sasuke menoleh kepada nya dan menatap nya, perlahan tangan itu terlepas dari lengan nya, "a-aku akan membereskan barang ku terlebih dahulu"

Lelaki uchiha itu tidak mengerti apa yang ia rasakan saat ini, rasa nya aneh bagaimana ia tidak bisa mendeskripsikan emosi apa yang ia rasakan atas apa yang baru saja ia lihat barusan, "aku akan menunggu di mobil" ucap nya lalu keluar dari ruangan sakura menuju parkiran memasuki kendaraan nya.

"sial.." gumam nya seraya bersandar dan memejamkan mata nya.

Sakura merasa jantung nya berdebar dengan sangat kencang saat ini, ada rasa takut kalau sasuke akan marah pada nya karena kunjungan naruto tadi yang di lihat oleh suami nya secara langsung. Tetapi rasa nya mustahil seorang uchiha sasuke cemburu akan diri nya, tidak baik mengharapkan bisa menggapai langit dalam sekejap. Mereka baru saja berbaikan pagi ini dan memutuskan untuk mulai saling percaya kembali, bagaimana lelaki itu menepati janji nya kali ini sudah membuat sakura lega. Apakah ini mungkin akan menjadi awal yang baru bagi kedua nya? ia memasuki mobil sasuke yang sudah menyala dan kedua nya pun menuju kediaman mereka. Tidak ada obrolan atau sentuhan sehangat pagi tadi, hanya alunan musik klasik pelan di dalam mobil tanpa obrolan meyakinkan seperi tadi pagi. Sakura tidak berpikir banyak mungkin sasuke hanya lelah karena usai bekerja harus mejemput nya yang cukup jauh dari perusahaan nya, ia memilih ikut diam tidak bertanya apapun dari pada memperkeruh keadaan.

"manis nya! apa kalian baru pulang bekerja bersama?" seru seorang wanita berambut hitam legam dengan wajah yang cantik meski sudah berumur, di sampingnya berdiri seorang lelaki paruh baya yang juga masih gagah dan tampan di usia nya yang sudah tidak muda lagi.

Tiba – tiba saja kehadiran kedua orang tua sasuke cukup mendadak di kediaman mereka, sakura juga tidak bisa berkata apapun melihat mereka sudah berada di ruang tamu dengan suguhan teh hangat dari asisten rumah tangga yang menatap sakura dengan tatapan khawatir.

"kenapa kalian tidak mengabari kami dulu?"

Mikoto menatap fugaku lalu mendecih sebal kepada putra bungsu nya, "apa ibu harus mengabari terlebih dahulu untuk mengunjungi rumah anak ibu sendiri? Kejam sekali diri mu"

Art of ForgivenessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang