02. Let's Play The Game

1K 83 3
                                    

Pagi hari di Surabaya. Panas sekali, rasanya Sea sudah jadi ikan teri saat ini. Bayangkan saja, di hari yang panas seperti ini harus mencabuti rumbut di lapangan yang lebarnya diluar nurul.

Ah elah gini doang.

Bisa ini mah.

BISA GILA!

FAKKKKKKKKK!!!!!!

"Woi, lo gapapa?" ucapnya pada cewek mungil yang terlihat fokus mencabut rumput.

Alysha menoleh menatap Sea penuh semangat lalu mengangguk. "Iya, aku gapapa."

Wah bisa gila kalau gini terus.

Sea berpindah mencabut rumput didekat Alysha. Menatap cewek itu beberapa kali. Padahal keringatnya lebih banyak dari Sea, wajahnya pun terlihat pucat. Tapi bisa-bisanya dia masih semangat seperti itu.

"Sst!" bisik Sea.

Cewek disebelahnya itu tidak bereaksi apapun. Kasian ih, cantik cantik budek.

"Sst, woi!" Kali ini Sea menyenggol lengan Alysha membuat cewek itu menatapnya bingung.

Bibir Sea monyong menunjuk Pak Asep yang tertidur di salah satu bangku taman saat mengawasi mereka berdua.

Alysha menatapnya semakin kebingungan. Sea menepuk jidatnya gemas. Iya sih selingkuhan Mahen ini cantik, mungil, menggemaskan. Tapi otaknya lebih lemot dari Wi-Fi indihome di rumahnya.

"Lo gak mau kabur gitu mumpung ada kesempatan Pak Asep lagi tidur?" tanyanya.

Alysha menyentil jidat Sea. Buset ini cewek, biarpun kecil sentilannya bukan maen. Rasanya udah kayak disentil buto ijo!

WAHAHAHAHA!

Lucu juga kalau ada buto ijo kemasan saset kayak gini.

"Gak boleh gitu Sea, kita ini lagi dihukum!" ucap Alysha.

Sea mengusap jidatnya yang panas dengan mulutnya yang monyong 50cm. Ia menggerutu sebal. Tau gitu dia gak perlu repot-repot menawari botol yakult satu ini. Panas gini kan enak kabur ke warung Bu Siti minum es cekek kesukaanya. Beuhhh, seger banget cuy.

Cih!

Melihat ekspresi kesal Sea, Alysha hanya tertawa lalu melanjutkan kegiatannya. Ia harus menebus kesalahannya.

"Lo kenapa kalau ngomong pakai aku-kamu?"

Alysha kembali menatapnya. "Karena aku nggak terbiasa kalau harus ngomong pakai gue-lo."

Sea mengangguk paham.

Beberapa saat setelahnya Alysha tiba-tiba merasa telinganya berdengung. Ia meremas kepalanya yang perlahan semakin berat. Dari pinggir matanya mulai muncul bayangan yang semakin lama membuat pandangan Alysha gelap sepenuhnya.

Dan, ia pun pingsan.

Bruk!

Suara tubuh Alysha menghantam rerumputan disana. Sea menoleh, terkejut melihat Alysha yang terkapar lemas disampingnya.

"Wah gile ini botol yakult kenapa anjir!?" ucapnya panik.

Sea langsung memeriksa cewek mungil itu. Mulai dari nadi, nafas, kepala, hingga bola matanya. Aman, coy!

Sadar bahwa Alysha pingsan. Sea menggendong badan mungilnya dengan mudah. Ia pun membawa Alysha menuju UKS tak lupa memberi tau guru botak yang masih terlelap dalam mimpinya.

Please, Be My LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang