05. Hujan Sore Itu

817 92 5
                                    

Disinilah Sea sekarang, berada di bangku Sisil dengan raut wajah jengahnya. Sisil dan Rena saling bertukar pandang karena wajah temannya itu seperti memendam dendam kusumat.

"Lo gapapa, Sea?" tanya Sisil memecah keheningan.

Sea menyipitkan matanya, menatap dongkol pemandangan didepannya tanpa menoleh pada Sisil. "Gue gapapa, cuma emosi dikit."

Sisil mengerutkan wajahnya. Emosi dikit apanya, yang ada ekspresi Sea itu sudah seperti psikopat di film Human Centipede.

Sedangkan Rena menghela nafas. "Sabar ya Sea, tujuan lo kan emang mau ngerebut dia dari tuh cowok, pemandangan gini pasti bakal sering lo liat."

Tatapan Sea semakin jengah. Bagaimana tidak, lihat saja Mahen dan Alysha yang dengan bahagia bermesraan didepannya.

Sakit hati adek diginiin tuh!

Lihatlah dua sejoli ini. Mahen merangkul mesra pundak Alysha, sesekali mengelus rambut halus Alysha, juga menarik cewek mungil itu masuk ke dekapannya.

Sea menghela nafas kasar. Makin dilihat makin menjadi mereka itu. Sea pun memutuskan untuk beranjak dari sana. Mending dia ke kantin beli ayam geprek sambal ijo plus nyruput teh tarik daripada jadi obat nyamuk.

"Alysha kalau ada yang deketin kamu, kamu bakal ngapain?" tanya Mahen, suaranya sengaja ia keraskan agar Sea bisa mendengarnya.

Benar saja, langkah Sea terhenti saat mendengar ucapannya. Ia tersenyum licik berpura-pura tidak melihat Sea.

"Aku bakal menjauh Mahen, kamu adalah kebahagiaan satu-satunya yang aku punya." Alysha sedikit bingung kenapa Mahen tiba-tiba bertanya seperti itu.

Gubrakk!!

Sea meringis kesakitan, akibat ia terlalu fokus menguping pembicaraan dua orang itu paha Sea jadi menabrak ujung meja. Dengan cepat ia ngibrit keluar kelas.

MALU BANGET SATTTT!!!!

Bisa-bisanya ia pakai acara nyenggol meja. Hidungnya kembang-kempis karena malu. Namun dengan cepat perasaan malu itu berganti dengan rasa sesak didadanya. Sea mencengkeram baju tepat dibagian jantungnya. Ntah kenapa mendengar pembicaraan tadi jantung Sea seperti diremas buto ijo.

"Kenapa nih gue anjing!?"

Sea benci merasa seperti ini. Pasti si sialan Mahen itu sengaja memancing emosinya. Ia tau itu saat Mahen meliriknya penuh kemenangan tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Bisa gitu ya, padahal cowok itu sudah menyelingkuhi nya. Dan kini ia malah dengan bangganya memamerkan kemesraan.

Tolong dong yang punya info sunat sampai habis tak bersisa hubungi Sea. Rasanya ia ingin menyunat cowok itu sampai burungnya tersisa satu senti saja.

Sea terkekeh sinis. Kalau Mahen pikir mendengar itu nyali Sea akan ciut maka ia salah. Tekad Sea untuk merebut Alysha darinya lebih besar daripada hal sepele seperti itu.

Ting!

Notifikasi masuk. Senyum merekah di wajahnya. Perasaan buruknya jadi luntur karena membaca pesan dari seseorang disebrang sana.

🐚🐚🐚

Alysha sedari tadi menatap layar ponselnya cemas. Sudah lima menit sejak pesannya dibaca namun belum ada balasan sama sekali dari balik sana.

Mahen yang melihat raut cemas diwajah kekasihnya mulai bertanya-tanya.

"Are you okay, babe?"

Please, Be My LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang