HARI GURU

17 1 0
                                    

"Lionel Zerga" panggil seorang gadis berkacamata. Ia bernama Abigail Wilderae sang Ketua OSIS SMAS Mutiara.

"Hadir" sahut Lio seraya mengangkat tangannya. Ia bertugas sebagai Panitia Melukis.

"Gue ga telat kan?" tanya seorang pria berambut keriting sambil memperbaiki kalungnya yang bermainan bulan sabit. Ia terlihat terengah-engah seperti dikejar oleh hantu.

"Enggak" balas seorang gadis berambut panjang hitam legam yang berada di sebelahnya. Kyla Rubyel, namanya. "Uda lo lihatkan kita sedang baris malah nanya uda telat atau belum. Ya jelas telat lah lo" lanjutnya kesal. Saat ini mereka berada di depan ruang OSIS akan dikoordinasikan oleh Abigail mengingat hari ini memperingati Hari Guru.

"Judes amat neng" ucap Niko-pria berambut keriting tadi sesudah memperbaiki pakaiannya yang sama sekali tidak berbeda dengan sebelumnya. Baju tidak dikancing memperlihatkan baju dalam yang berwarna hitam serta kalungnya, tidak mengunakan dasi, rambut acak-acakan memberi kesan tersendiri dan malah membuatnya terlihat lebih ganteng, eh?.

"Lagian lo kok bisa telat sih?" tanya Kyla. "Ga baca grup lo?" lanjutnya.

"Ciee uda mulai perhatian nih" jahil Niko.

"Najong" judes Kyla.

"Yang telat tadi saya maafkan. Lain kali disiplin. Harap tenang" tegur Abigail, karena ia tengah mengabsen panitia lomba nanti.

"Gara-gara lo nih kita ditegur" sebal Kyla. Matanya sinis melihat Niko di sampingnya.

"Lah kok gue?"

"Eh lo tau ga gue kenapa telat, Kay" bisik Niko terhadap Kyla.

"Ga tau dan ga peduli" sahut Kyla jutek.

"Jangan jutek dong, Kay. Bukannya jelek, malah tambah cakep, Kay" gombal Niko seraya men-coel dagu Kyla.

"LO EM-" teriakan Kyla terputus setelah mendengar ucapan Abigail.

"Yang di belakang harap tenang" tegas Abigail melirik kebarisan Kyla dan Niko. Lalu mereka diam dan Kyla melirik Niko seolah mengatakan 'lepas ini habis lo'. "Ecylin Hanny" lanjutnya mengabsen.

"Hadir" balas Ecy-sigadis berponi. Ia sebagai Fotografer.

"Kyla Rubyel" sebut Abigail.

"Hadir" celetuk Kyla. Dirinya menjadi Panitia Taekwondo.

"Niko Putra Langit" panggil Abigail.

"Saya" seru Niko. Dia, Panitia Mengarang.

"Baik, karena sebentar lagi jam 09.00 persiapkan seluruh perlengkapan dan peralatan yang akan digunakan oleh peserta. Seluruh panitia sudah membawa perlengkapan yang diperlukan?" tanya Abigail.

"Sudah" balas mereka serentak.

"Baiklah. Terima kasih dan tolong kerja samanya. Untuk seksi keamanan, jika terjadi kericuhan kira-kira sulit dikendalikan segera panggil anggota OSIS yang akan membantu kalian. Mereka ada di gerbang sekolah mengawasi siswa-siswi yang keluar-masuk karena saya harap kejadian tahun lalu tidak terjadi lagi. Apakah seluruhnya mengerti?" instruksi Abigail dengan tegas.

"Mengerti" seru mereka bersamaan.

"Oke. Sekian untuk pagi ini. Silahkan meninggalkan barisan" perintah Abigail. Setelahnya, mereka bubar dan pergi ke lokasi yang hendak mereka gunakan.

"Niko setan gara-gara lo gue kenak tegur" maki Kyla yang masih dongkol dengan Niko. Kini tertinggal sisa mereka bertiga.

"Bukan cuman lo kali, Kay. Gue juga" balas Niko tak terima.

"Kalau lo ga ca-" ucapan Kyla terputus karena pertanyaan Lio.

"Woi, ribut mulu dah. Btw lihat Feo ga?" tanya Lio menghampiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pembalasan Dendam (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang