A Bad Day

48 23 10
                                    

Hot chocolate dan croissant masih tidak tersentuh. Letta masih menenggelamkan kepalanya di atas meja cafe. Hari ini terasa begitu berat untuknya.

"Astaga sayang, aku nyariin kamu dari tadi," ucap sosok pria tampan yang baru datang itu panik.

Ia datang tergesa-gesa ke cafe favorit mereka. Lalu kelimpungan mencari Letta. Begitu berhasil menemukan pacarnya itu, ia langsung mengusap kepala Letta lembut.

"Kenapa, sayang? Kamu bikin aku worry banget seharian ini."

Letta mengangkat kepalanya perlahan. Masih termenung menatap kosong ke arah meja.

"Tadi aku sempet telepon Manda, soalnya kamu susah banget dihubungi. Manda bilang katanya kamu mau ke sini. Dia cerita sedikit juga katanya hari ini ada nasabah stress yang maki-maki kamu, ya?"

Letta mengangguk pelan. Mengangkat wajahnya perlahan. Menatap sosok pria tampan yang sudah satu tahun ini menjadi pacarnya. Pria itu Nareswara, sosok yang begitu berbeda, always treat woman like a lady. Sosok dewasa yang mengemong Letta. Yang membuat segala terasa lebih indah dan mudah untuk Letta. Seakan selalu siap menjadi sayap pelindung Letta setiap saat.

Nares makin cemas melihat mata Letta yang bengkak, ia menggenggam tangan Letta lembut.

"Mau cerita?"

***

Selepas jam makan siang adalah dimana keadaan bank sedang sangat penuh nasabah. Antriannya bisa mengular sampai nyaris ke luar pintu. Tiba-tiba ada seorang Bapak paruh baya datang menghampiri meja Letta. Letta menyambutnya ramah seperti biasa. Tapi baru saja nasabah itu duduk, ia langsung berteriak pada Letta. Membuat seisi ruangan di banking hall hening sekejap karena kaget. Lalu berpuluh pasang mata ikut menatap ke arah Letta. Karena ia ditunjuk-tunjuk oleh Bapak itu seakan telah melakukan kesalahan yang besar padanya.

"Dasar bank penipu! Jelas-jelas kalian penipu! Kamu penipu! Cantik-cantik kok mau jadi penipu! Dasar tolol!"

Belum sempat Letta mengetahui permasalahan nasabah itu. Tapi nasabah itu sudah memaki emosi. Letta memohon maaf cepat dan berusaha menenangkan nasabah tersebut. Ia tetap tersenyum ramah, dengan seksama mendengarkan keluhan nasabah di hadapannya. Walau Letta sangat terkejut. Karena pertama kali dibentak sekeras itu oleh nasabah di depan orang banyak. Sekuriti sigap menghampiri, Kepala Layanan pun segera mendampingi berdiri di samping Letta. Tetapi Bapak tersebut terus berteriak memaki.

Karena mendapati respon Letta yang tetap tenang tersenyum dan menerima semua cacian yang ia lontarkan. Bapak itu pun akhirnya agak tenang. Letta memberinya segelas air yang sudah disiapkan dengan sigap oleh office boy. Kantor Letta memang sangat sigap dengan kejadian seperti ini. Nasabah tersebut pun akhirnya menceritakan bahwa ia baru saja terkena scam atau penipuan online. Di era digital seperti saat ini, memang scam sedang sangat marak terjadi. Ketika ditelusuri lebih lanjut, jenis scam yang menimpa nasabah tersebut ialah Phising.

Letta membantu nasabah tersebut untuk membuat pengaduan nasabah. Nasabah itu pun mengerti. Kemudian berterima kasih dan meminta maaf pada Letta.

"Tutup counter dulu, Letta," bisik bu Rika, ketika nasabah itu pergi. Bu Rika ialah Kepala Layanan yang sedari tadi mendampingi Letta. Ia segera menutup name desk Letta. Sehingga muncul tulisan 'Tutup'.

Letta melangkah ke arah back office, bu Rika mengikuti di belakangnya.

"Minum dulu aja," ucapnya lagi.

"Iya, Bu," jawab Letta sambil duduk lalu minum beberapa teguk air untuk menenangkan diri.

Bu Rika mengusap lengan Letta lembut.

Letta berdiri sambil merapikan seragamnya, ketika sudah tenang.

Bu Rika memeluknya hangat. Seperti memeluk anaknya sendiri.

Letta yang sedari tadi merasa baik-baik saja, malah jadi terharu karena diperlakukan seperti itu.

"Nggak apa-apa Letta, wajar kalau kamu sedih. Gak usah dipendam. Pasti kaget ya, apalagi ini pertama kali kan buat kamu dimaki sekencang itu?" tanyanya lagi.

Betul memang ini kali pertama Letta diperlakukan seperti itu oleh nasabah. Dengan tanpa bisa menjawab, membela diri apalagi balas memaki. Baru tersadar bahwa ternyata pekerjaannya juga memberikan ia pelajaran luar biasa. Pelajaran betapa bagaimana ia harus selalu bisa mengontrol emosi dan tetap bersikap tenang menghadapi apapun. Letta menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan.

"Udah beneran tenang sekarang?" Bu Rika memastikan.

"Iya, Bu," jawab Letta yakin.

"Oke, selamat bekerja kembali," ucapnya sambil tersenyum.

Letta balas tersenyum, "terima kasih, Bu Rika."

Beruntung sekali ia mendapatkan lingkungan kerja yang supportive selama tiga tahun ini. Lalu Ia melangkah cepat kembali ke arah counter. Sadar antrian nasabah masih panjang menanti. Sekilas melihat teman-temannya yang tampak masih sangat sibuk.

"I'm back, guys!" seru Letta pada teman-temannya dalam hati. Ia membalik name desk cepat lalu memencet tombol antrian.

***

*Note : Phishing adalah kejahatan digital yang bertujuan mencuri informasi dan data pribadi melalui email, telepon, pesan teks atau tautan yang mengaku sebagai instansi atau pihak-pihak tertentu.

***

Seorang wanita cantik mengamati dari kejauhan, ia menyeringai licik dari balik rak brosur produk di dalam banking hall. Seakan puas menonton adegan yang sedang terjadi di hadapannya. Ia mengamati Letta dari jauh dengan tatapan benci.

"She's not my level at all," gumamnya meremehkan sembari berbalik dan berlalu pergi. Tapi kemudian ia menoleh lagi ke arah Letta.

"Don't cry, Princess. I'll be back for you!"

 I'll be back for you!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Are You Really The One?Where stories live. Discover now