3. Rencana tak terduga.

86 65 33
                                    

hai... welcome home (?).
untuk para pembaca baru, perkenalkan aku Aya, selamat membaca, semoga betah disini <3.

jgn lupa tinggalkan jejak ya ><

✮⋆˙✮⋆˙✮⋆˙

"kamu terlalu sempurna, untuk aku yang terlalu banyak lukanya." -Keyla.

Nyatanya, hubungan tak terduga yang Keyla jalin sudah berjalan memasuki bulan ke-tiga.

Sejauh ini, hubungan mereka baik, bahkan tanpa adanya keributan sedikitpun, hanya saja sesekali Haris mencari celah, membuat Keyla merajuk padanya.

Keyla baru saja selesai bersiap, setelah setengah jam yang lalu mendapati pesan singkat dari Haris. Yang katanya ingin menjemput nya, padahal Keyla baru saja bangun dari tidurnya.

tok tok tok.

"Yang, kamu udah selesai?" Haris mengetuk pintu kamar kost gadisnya.

Ia membelalakkan mata nya, terpana melihat seorang gadis yang merupakan kekasihnya.

Gadisnya terlihat sangat cantik, sempurna.

"Aku lama ya? Maaf ya." Keyla keluar dari kamar kost nya, sedikit menunduk merasa sedikit malu menpilkan wajah nya.

"Cantik."

Keyla mendongak, mendengar suara samar, yang tak begitu terdengar dari mulut Haris.

"Eum, apa, kak?" Tanya Keyla untuk memastikan yang ia dengar.

Haris mengulurkan tangan nya, mengusap lembut puncak kepala Keyla.

"Kamu cantik, sayang. Yuk berangkat, kamu udah di tunggu." Lalu tangannya beralih menggandeng lembut namun erat lengan Keyla.

Pipi gadis itu bersemu memerah, merasakan kupu-kupu bertebaran. Benar, ia sedang salah tingkah di buat lelakinya itu.

Setelah mengunci pintu kamar kost nya, ia mengikuti langkah Haris, menuju motor dan mulai menjelajahi jalan, yang entah menuju kemana kali ini.

"Kata kamu, aku di tunggu. Di tunggu siapa?" Tanya nya karena penasaran.

"Nanti kamu juga tau, sayang. pegangan yang erat ya, biar gak jatuh."

Keyla menurut, memeluk erat lelakinya.

Haris bercerita selama perjalanan, laki-laki itu, memang selalu memiliki banyak cerita yang Keyla ingin dengar

Sampai Keyla tersadar sesuatu, "kak, itu patung pancoran ya?" Tanya nya pada Haris.

"Iya, Key. Kita mau ke rumah aku, gapapa kan?"

"Hah? Kerumah kakak? Ngapain kak?" Keyla sangat terkejut, karena memang Haris tak memberitahu kemana arah tujuan mereka lebih dulu.

"Aku mau ajak kamu ketemu ibu, maaf ya gak ngasih tau kamu dulu."

"HAH?!"

Haris hanya terkekeh, melihat reaksi terkejut Keyla. Bahkan sebenarnya, ia gemas melihat betapa terkejut gadisnya itu.

✮⋆˙✮⋆˙✮⋆˙

Mereka telah sampai pada tujuan mereka, ralat, tepatnya hanya tujuan Haris.

Haris memimpin jalan, seraya menggandeng lengan Keyla. Haris tahu, gadisnya pasti sedikit gugup, bertemu orang tua nya tanpa persiapan.

Keyla memasuki rumah asing itu, karena ini memang kali pertamanya berkunjung. Langkahnya sedikit terlihat ragu, namun tangan yang menggenggam nya seolah meyakinkan, bahwa semua nya akan baik saja.

"Mah, ada tamu nih."

Wanita paruh baya keluar dari arah dapur setelah mendengar suara Haris yang sedikit berteriak, seperti ibu rumah tangga pada umumnya, namun kesan cantik masih terlalu melekat pada wanita yang Keyla duga adalah ibu dari Haris.

"Eh, ada siapa ini, cantik sekali tamu nya, bang," ujar wanita paruh baya itu, seraya tersenyum pada Keyla.

Keyla tersenyum canggung, mencium punggung tangan Ibu nya Haris.

"Pacar abang mah, Keyla," Haris menjawab pertanyaan Ibu nya.

"Ayo sini, duduk dulu, kita makan dulu ya, kamu pasti belum makan kan?" ucap Ibu Haris.

Keyla menurut, lalu mengikuti Ibu ke arah meja makan, dan duduk di salah satu bangku nya. Di samping nya ada Haris, yang diam-diam mengusap lembut tangan Keyla, menenangkan.

Dan hari itu, Keyla habiskan waktunya bersama keluarga Haris. Berkenalan dengan adik nya, dan saling bercerita, mengenalkan diri.

Haris menatap setiap pergerakan Keyla dengan mata teduh nya, merasa sangat tersentuh, karena memang baru Keyla, perempuan yang berhasil merebut hati keluarganya dengan cepat.

"Assalamualaikum." Laki-laki paruh baya mengucapkan salam seraya membuka pintu.

Keyla mematung, melihat siapa yang datang, ia menghentikan kegiatan nya.

"Ayah, sini duduk, ada pacarnya abang dateng," ucap Thia, adik pertamanya Haris.

Keyla sudah mulai mampu berbaur, dengan Ibu, Thia ataupun Mitha — adik kedua Haris. Namun jika dengan Ayah, Keyla sedikit ragu.

Lalu Keyla mencium punggung tangan Ayah, memperlihatkan senyumnya, walau canggung.

"Siapa nama kamu?"

"Eum, aku, Keyla," Keyla menjawab dengan nada pelan.

"Ayah, jangan bikin pacar aku tegang! Jangan di takutin, Ayaahh," sahut Haris dari lantai dua rumahnya, yang baru saja hendak turun setelah mengambil ponselnya yang ia charger di atas.

"Ayah baru nanya nama, bang. Belum Ayah interogasi," ucap Ayah, dengan kekehan di nada nya. Itu membuat Keyla sedikit melega.

Lalu akhirnya, Keyla juga dapat berbaur dengan Ayah, secepat itu, Haris pun heran.

Waktu sudah semakin larut, sudah waktunya untuk Haris membawa pulang gadisnya. Setelah berpamitan, Keyla dan Haris langsung melaju, menuju Jakarta Barat kembali.

"Makasih ya, Key," ucap Haris.

Keyla mengerutkan dahi nya, "makasih untuk apa?" tanya nya.

"Kamu bisa secepat ini akrab sama keluarga aku, kok bisa sih?"

"Eum, gak tau, aku cuma ikutin alur kemana mereka ngebawa aku aja. Aku cuma memposisikan diri,"

"Kamu pintar memposisikan diri ya, salut banget sama kamu."

Pipi Keyla merona, kala Haris terus memujinya.

✮⋆˙✮⋆˙✮⋆˙

haii, bagaimana untuk awal chapter ini? semoga kalian sukaa ><

jangan lupa meninggalkan jejak ya sebelum lanjut ke chapter berikutnya <3.

Jakarta Timur di bulan agustus kala itu. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang