Halloo, selamat hari minggu. Ada aktivitas apa kalian hari ini? Atau cuma rebahan aja sambil ngehaluin cwo fiksi kalian itu? hehehehe.
Apapun itu, jangan lupa istirahat yaaa seng seng nya Ayyy <3.
Selamat membaca, enjoy this story! Don't forget to vote and comment.
✮⋆˙✮⋆˙✮⋆˙
"Apapun itu, akan ku usahakan untuk mu. Asal kamu mau menemani masa sulit ku, akan ku jadikan kamu sebagai tujuan ku." -Haris Alfareez.
Ini masih hari rabu, baru lima hari berlalu setelah Keyla dan Haris bertemu minggu lalu.
Namun tiba-tiba saja Haris menelepon Keyla, memintanya untuk mengambil off hari ini.
Keyla juga tidak tahu, apa alasan Haris menyuruhnya untuk libur bekerja hari ini, Haris tidak memberitahu nya.
"Kenapa si, kak?" Tanya Keyla, kini mereka sudah berada di atas motor, melaju ke arah Jakarta Timur, hanya itu yang Keyla tahu.
"Aku kangen, hehe," jawabnya.
Keyla memutar bola mata nya, sedikit jengah. Ini mungkin terdengar manis namun Keyla juga harus bekerja.
"Sebenernya, aku mau kamu nemenin aku jualan takoyaki."
Iya, Haris memang memilih untuk membuka usaha jajanan pinggir jalan, meski masih terbilang kecil, karena memang ia baru memulainya.
"Gapapa kan, kalo aku ajak kamu nemenin aku?" tanya Haris, seraya menatap Keyla dari kaca spion.
"Ya gapapa, kak," jawab Keyla.
"Kamu gak malu, aku ajak jualan?"
Keyla menatap kaca spion itu, menampilkan wajah Haris yang juga tengah menatapnya.
"Kenapa harus malu? Gak semua orang punya pikiran untuk usaha sendiri, loh. Justru, aku merasa bangga, karena kamu,"
Perasaan terharu itu menjalar kembali, setiap kali bersama Keyla, dirinya selalu di buat kagum, di buat jatuh cinta sedalam nya dengan semua ucapan dan tindakan Keyla.
"Temenin aku ya, aku tau ini masih terlalu awal, tapi kamu akan tetap jadi tujuan aku saat aku sukses nanti." Ia menggenggam erat tangan Keyla yang melingkar di pinggang nya.
Keyla mengangguk, "iya, pasti, aku pasti temenin kamu berproses. Kita berproses bareng ya, kamu dengan usaha mu, aku dengan tulisan ku."
✮⋆˙✮⋆˙✮⋆˙
Haris baru saja selesai melayani pembeli, Keyla duduk di sana, melihat betapa telaten nya Haris melayani pembeli itu.
Setelah selesai Haris lalu menuju Keyla, duduk di sampingnya, mengusap lembut puncak kepala Keyla seraya tersenyum.
"Capek ya, nemenin aku? Mau pulang aja, ke Ibu? Biar kamu bisa istirahat di rumah,"
Keyla menggeleng, menolak tawaran Haris, bukan karena ia tak ingin bertemu Ibu, namun ia lebih senang menemani lelaki nya.
"Aku gak capek, kan kamu yang kerja, aku cuma duduk. Aku suka, nemenin kamu,"
tin tin!
Suara kelakson motor terdengar jelas, membuat Haris dan Keyla mengalihkan pandangan nya ke arah yang sama.
"Weh, bang! Dari mana lo?" ternyata itu teman Haris, yang tengah mampir pulang dari kerja nya.
"Biasa, balik gawe, Ris," lalu mereka ber-tos ria ala laki-laki.
Haris membuatkan nya sebungkus takoyaki, sesuai permintaan nya. Lalu setelahnya, mereka berbincang banyak hal, mengenai pekerjaan.
Keyla hanya memperhatikan mereka, sesekali ikut angkat suara kala di tanya, dan ikut tertawa saat pembicaraan mereka terdengar lucu.
Keyla suka, suka Haris. Cara laki-laki itu berbicara, cara laki-laki itu bersikap dan menempatkan diri, Keyla benar-benar terkesan.
"Anyway, di kantor gue lagi nyari orang, lo mau join gak, Ris?"
"Bagian apa, bang? Boleh aja sih, kalo bisa mah,"
"Bagian lapangan tapi, lo harus siap di tempatin di luar pulau, kalo mau nanti kirim cv lu aja lewat gue. Gue pamit duluan nih, udah lewat malem,"
"Oh, iya, bang. Nanti gue pikir dulu, hati-hati, bang, baliknya." Haris berdiri, mengantar temannya sampai ke motor.
Ia kembali duduk, tawaran kerja itu, masih ia pikirkan, dan ingin mendengar pendapat dari kekasihnya lebih dulu.
"Gimana menurut kamu, Key? Aku ambil, atau lepas?"
Keyla mengusap bahu Haris, "Kalo kamu sanggup, kamu ambil aja, ini kesempatan bagus kan?"
"Tapi kalo aku di tempatin di luar pulau, kita bakal jauh, Key,"
"Gapapa, jangan siain kesempatan besar cuma demi aku. Kalo kamu merasa sanggup buat ambil kerjaan itu, kamu ambil, kalo gak sanggup ya kamu lepas aja,"
"Kamu gapapa, kalo kita harus ldr selama beberapa bulan?"
Keyla tersenyum, mencoba untuk meyakinkan Haris bahwa ia memang tak apa. Walau pada nyatanya, ia juga sedikit tak rela harus berada jauh dari Haris.
"Gapapa, sayang. Kita masih bisa telponan, yang penting komunikasi kita terjaga,"
✮⋆˙✮⋆˙✮⋆˙
salam hangat
SPRA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jakarta Timur di bulan agustus kala itu.
Ficção Adolescentehaloo, silahkan mampir dan masuk ke dalam, semoga suka >< jgn lupa untuk meninggalkan vomment ya guys, terimakasih yang sudah mampir. salam hangat, SPRA <3. ✮⋆˙✮⋆˙✮⋆˙ Di antara banyaknya pilihan yang datang, semua berusaha menampilkan sisi terbaik...