Prolog

11 2 1
                                    

Satu kaki manusia mengijakan kakinya melangkah keluar dari kereta yang baru saja ia tumpangi nya. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri melihat orang orang di sekitarnya, tak ada satupun yang ia kenali. Ia tak memperdulikan nya dan langsung memutar kembali lagu yang ia dengarkan menggunakan headphone yang masih bertengger di kepalanya sejak di kereta tadi. Saat ia sedang menikmati lagu yang sedang terputar dari handphonenya ia tak sadar menabrak seseorang dari arah berlawanan
Bughh

"Ups sorry gw nggak sengaja" titah orang itu

"Iya nggak apa apa, gw juga salah disini" jawabnya sambil membenarkan penampilannya yang sedikit berantakan.

"Izham" ucap orang tadi mengulurkan tangannya

"Andira" jawab Andira membalas uluran  tangan Izham"

"Sekali lagi gw minta maaf dan sorry gw buru buru takut ketinggalan kereta" setelah mengucapkan kalimat itu, Izham langsung pergi meninggalkan Andira yang masih berdiri. Andira pun langsung bergegas mencari abang ojol yang udah ia pesan beberapa menit lalu, karena ia sudah berada di daerah dekat stasiun kereta.

Abang ojol yang melihat Andira celingukan di depan stasiun langsung menghampirinya
"Atas nama kak Andira ya" tanya abang ojol yang sudah berada di depan Andira

"Iya pak" jawab Andira

"Silahkan naik neng" ucap nya sambil memberikan helm kepada Andira. Andira langsung menerima, memakainya dan segera naik ke motor abang ojolnya.

"Sesuai alamat di aplikasi ya bang" ucap Andira

"Siap neng"

Kini motor abang ojol segera menelusuri kota Bandung untuk mengantarkan Andira ke alamat sesuai yang di aplikasi. Tak membutuhkan waktu lama mereka sudah sampai di alamat tersebut. Andira segera turun dari motor, melepas helm dan memberikannya ke abang ojolnya

"Ini bang" ucapnya menyodorkan helm abang ojol. Abang ojol pun menerimanya

"Dan ini bang uangnya makasih ya"

"Siap neng" abang ojol pun langsung menyalakan motornya pergi meninggalkan Andira untuk mencari penumpang selanjutnya

"Welcome back Bandung, kota dimana menyimpan kenangan masa kecil gw bersama Rafa, Miko dan Tasya" gumam Andira

"Tapi semua itu hanya tinggal kenangan aja. Andai aja dulu kita berempat nggak main di taman itu pas lagi main ke Jakarta. Pasti pertemanan kita masih baik baik aja. Dann, Rafa masih ada di sini. Rafa, Miko, Oliv kangen sama kalian" lanjutnya. Ia tak mau sedih sedih berkelanjutan. Andira memutuskan untuk masuk ke kost yang sudah beberapa minggu lalu ia pesan. Ya Andira kost di Bandung. Ia tak mau tinggal di rumah masa kecilnya karena takut kenangannya terulang kembali. Kost dan rumahnya yang dulu masih di daerah Bandung. Hanya saja berbeda beberapa kabupaten. Rumahnya dulu berada di daerah Ciwidey dan kostnya sekarang di daerah Dago.

Andira membuka pintu kamar kostnya lalu meletakkan barang barang yang ia bawa dari Jakarta. Andira hanya membawa pakaian dan beberapa keperluan pribadinya. Selanjutnya Andira menggunakan waktunya untuk beberes, agar kamarnya enak dipandang.

Setelah merasa kamarnya rapi, Andira segera bergegas keluar dari kamar kostnya dan pergi mencari makan untuk dirinya makan siang dan makan malam. Andira memilih untuk membeli nasi padang makanan kesukaannya

"Mang mau beli nasi padang" ucap Andira kepada penjual nasi padang

"Mau berapa porsi neng? hiji, dua apa tilu?" tanya abangnya

"Dua aja mang, make rendang aja ya"

"Siap atuh neng"

Andira pun langsung duduk di kursi yang di sediakan sambil menunggu nasi padang pesanannya siap. Ia sendirian di kota ini. Tidak mengenal siapa pun.

ALTANDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang