Part 5

306 32 8
                                    

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Suara itu mengagetkanku. Aku berbalik dan ternyata, Ayah yang berdiri di belakangku sambil melipat tangan di depan dada. Ia bersikap seolah-olah sudah berhasil menangkap basahku sedang mengintip orang mandi.

"Ayah! Ayah mengagetkanku tahu!" rengekku.

Ayah tertawa geli tapi kemudian ia malah memukul belakang kepalaku keras. Sakit!

"Ouch! Sakit-"

"Habis kau itu bertingkah seolah-olah ingin mencuri mobil itu," tuduh Ayah sambil menunjuk mobil mahal di depan.

Aku terkekeh pelan, "Aku berharap aku bisa."

"Mobil siapa ini?" Ayah mendekati benda mengkilat itu kemudian bersiul.  Tampaknya ia juga mengagumi mobil itu sepertiku. Aku hanya memandangnya geli. Sikapnya mengingatkanku saat kami memiliki mobil pertama kami. Ah, aku merindukannya. Andai saja tidak dijual.

"Kelihatannya aku pernah melihat mobil ini,"

Ayah berdiri di sampingku kembali, tapi matanya tidak bisa lepas dari mobil itu. Aku melihat perubahan ekspresi pada Ayah. Seketika ia terlihat terkejut. Entah kenapa aku juga menangkap ekspresi takut pada Ayah walaupun tersamarkan.

Ada apa dengannya?

"Lambang itu," Matanya menyipit ketika ia menunjuk lambang huruf S di bagian depan mobil. Pandanganku juga langsung tertuju pada lambang yang sejak tadi tidak kusadari keberadaannya. Lambang itu begitu ditonjolkan seperti lambang kebanggaan. Pemiliknya seperti ingin menegaskan siapa dirinya dan dimana keberadaannya. Tapi, aku juga tidak begitu yakin.

Yang aku ingin tahu, kenapa Ayah begitu takut ketika melihat lambang itu?

"Ada apa, Ayah?" tanyaku penasaran.

"Sial! Ini tidak bagus."

Seketika itu juga Ayah menarikku pergi dari lapangan itu. Hal ini sungguh membuatku bingung.

"Ayah, ada apa denganmu?" tanyaku khawatir sambil menghentikan langkahnya.

Tapi ia menarikku kembali. "Kita harus segera pergi dari sini, Valerie-"

"Kenapa kau begitu terburu-buru, Mr.Grace?"

Ayah membeku saat mendengar suara itu, aku bisa merasakannya. Aku ingin menoleh dan melihat siapa yang baru saja memanggil nama Ayah, tapi Ayah mengencangkan pegangannya pada tanganku seakan melarangku untuk berbalik.

Ada apa ini? Aku benar-benar ingin lihat siapa pemilik suara itu. Kurasa aku pernah mendengar suara  berat laki-laki itu sebelumnya, tapi aku juga tidak yakin.

"Valerie, pulanglah."

Aku mengerjapkan mataku bingung.

Married To The BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang