2. Tidak mungkin?!

714 97 5
                                    

₊✩‧₊˚౨ৎ˚₊✩‧₊

Setelah kehilangan kesadarannya (name) terbangun di sebuah perpustakaan dengan rak buku yang menjulang tinggi ada beberapa tabung besar berisi tubuh manusia yang tertidur dengan posisi meringkuk terpendam oleh cairan biru cerah.

baru terbangun dia mendengar suara laki-laki mengalun membuat (name) menoleh kearah suara.

"Selamat datang di perpustakaan dimensi" ucap nya.

Laki-laki dengan paras tampan berambut hitam dan tubuh yang tinggi.

Setelah melihat (name) laki-laki itu sedikit terkejut dan tersenyum kemudian berkata "ah pasti kamu mau menemui ibu".

"siapa?" Tanya (name).
"Aku Arlaan, aku akan mengantarmu bertemu dengan ibu" ajak Arlaan membuat (name) yang semula tertidur di lantai perpustakaan tersebut terbangun dan berjalan mengikuti Arlaan.

Saat sampai di sebuah ruangan dengan pintu coklat Arlaan mulai mengetuk pintu dan terdengar suara perempuan dari dalam sana.

"Masuklah Arlaan ibu tidak mengunci pintunya" kata suara perempuan dari dalam.

Dan saat di buka ruangan tersebut ternyata seperti laboratorium dan beberapa tabung berisi manusia yang sama yang (name) lihat sebelumnya.

Di sana juga terdapat perempuan berambut sebahu diikat ponytail longgar dengan pakaian kemeja dan celana panjang serta jubah putih ala Professor yang ia pakai.

"Kalian sudah datang rupanya.." ucap perempuan itu dan mulai menepuk tangannya tiga kali lalu secara ajaib di tengah - tengah ruangan laboratorium tersebut muncul sebuah meja dan 3 kursi lengkap dengan tea set serta beberapa camilan.

"Mari bicarakan ini sambil minum teh" ujarnya sambil duduk disusun Arlaan yang tersenyum tipis dan (name) yang kebingungan.

"Lama tak berjumpa putri ku" kata perempuan itu santai membuka percakapan sambil menyesap sedikit teh mawar miliknya.

"Yang benar saja?! Masa gadis dengan fisik umur 16 tahun seperti mu mengklaim ku sebagai anak?!" (Name) terkejut.

"Faktanya umur ku tak sesuai dengan tampilan ku" balas perempuan itu.

"Mari mulai perkenalan nya, aku Arleen pemilik tempat ini dan Arlaan kau pasti mengenal nya. Dia adalah anak ku bisa dibilang dia adalah kakak mu" kata perempuan itu.

"Halo adik" kata Arlaan polos sambil tersenyum pada (name).

"Aku tidak mengerti dengan apa yang kalian bicarakan aku itu tidak punya orang tua!" Sentak (name).

Perempuan yang mengaku bernama Arleen tersebut menatap sendu (name).

"Kamu adalah anak ciptaan ku setelah Arlaan (name).." Arleen kembali ber ujar.

Tatapan sendu Arleen bertatapan dengan mata penuh Amarah (name) dan seketika itu muncul memori asing di kepala (name).



Beberapa belas tahun yang lalu sebelum masa kini... Terdapat seorang gadis dengan fisik 16 tahun sedang mempersiapkan untuk 'membangunkan' anak nya dengan mengisi wadah tubuh kosong dengan jiwa dibantu oleh Arlaan.

Tubuh gadis cantik yang tak lain adalah (name) sebelum nya merupakan tubuh kosong tanpa jiwa.

Arlaan mengeluarkan sebuah batu cahaya dari kotak dan memberikan batu tersebut kepada sang ibu, Arleen.

Sesaat kemudian batu tersebut melayang dan sinar nya makin terang lalu sesegera mungkin Arleen memasukkan batu tersebut ke dada wadah sang anak yang akan dia 'bangunkan'.

Setelah itu tubuh yang tadinya kosong tanpa nyawa kini bergerak perlahan membuka mata nya dan pemandangan yang pertama dilihatnya adalah sesosok Arleen yang dia anggap ibu dan Arlaan sang kakak.

"Ibu?.." katanya ragu-ragu.
"Kau benar, ini aku ibumu mulai sekarang nama mu adalah fullname" Arleen mengelus kepala name lembut.

Karena pada dasarnya name adalah anak hasil laboratorium dia perlu di ajarkan dasar-dasar agar menjadi manusia secara seutuhnya Arleen mengajari (name) banyak hal sebelum akhirnya Arleen melepaskan (name) ke bumi dan menghapus ingatan saat mereka bersama sama.



Setelah memori asing itu selesai (name) tersadar dari lamunannya dan kembali menatap perempuan didepan nya.

Lalu layar biru kembali muncul.

[ Konstelasi primordial mother of all character memandang anda sendu ]

(Name) terdiam melihat pesan dari layar biru tersebut.

"(Name), ibu akan mengirimkan mu ke dunia lain dan bantulah sang 'pembaca' (dokja) meraih ending bahagianya" ujar Arleen.

"Kamu tidak akan sendirian, Arlaan akan menemani dan membantu mu tapi secara tak langsung, ibu juga tetap akan mengawasi mu juga" lanjutnya.

(Name) tahu apa yang dikatakan oleh Arleen, omniscient reader viewpoint adalah dunia yang akan dia masuki tapi masalahnya memang orang diluar dimensi dunia seperti Arleen dan Arlaan itu bisa masuk?.

Seolah mengerti apa yang di pikirkan oleh saudari nya Arlaan berkata, "ibu adalah dewa luar yang bisa masuk ke dimensi dunia yang akan kita masuki nama modifier ibu adalah writer with eternal regret, sedangkan aku akan membantu mu dalam bentuk sistem" katanya.

(Name) hanya mengangguk kemudian melontarkan pertanyaan kepada Arleen.

"Kau adalah penulis (writer), biasanya para penulis akan memperlakukan karakter ciptaan mereka seperti boneka yang bisa saja dibuang sewaktu-waktu, tapi kenapa kau memperlakukan aku dan Arlaan seperti seorang anak?"

"Bagaimana ya menjelaskannya.. ini sedikit rumit.. tapi aku akan memberikan ringkasan singkat nya, aku memang seorang penulis tapi aku sedikit berbeda. Aku mencintai karakter yang aku ciptakan seperti anak ku sendiri karena terkadang aku merasa bercermin saat melihat mereka.. aku seperti melihat diri ku yang lain" jelasnya.

"Dan sama seperti ibu pada umumnya yang akan mendedikasikan segalanya untuk anak-anak mereka, begitu juga dengan aku" lanjutnya lagi.

"Lalu bagaimana dengan tabung berisi manusia itu? Apa mereka sama seperti ku?" Tanya (name) lagi.

"Iya, mereka sama seperti mu. Mereka adalah wadah tubuh kosong yang suatu hari nanti akan 'lahir' Arlaan juga sama hal nya sepertimu dan mereka" ucap Arleen menjawab pertanyaan (name) sambil menatap tabung di ruangan tersebut dengan senyuman dan tatapan penuh kasih sayang.

Terjadi keheningan sejenak sebelum Arleen kembali bersuara.

"Jadi kapan kau akan berangkat?" Tanyanya kembali mengarah seluruh perhatian nya pada (name).

(Name) yang semula menunduk menatap pantulan wajahnya di dalam cangkir teh kini mendongak menatap Arleen dan menjawab dengan yakin, "aku akan pergi sekarang".

Melihat itu Arleen hanya mengangguk dan tersenyum maklum sebelum akhirnya kembali berujar, "aku sudah menemukan tubuh baru yang cocok untuk mu, hati hati ya aku hanya bisa menonton mu dan tersisa waktu 2 hari sebelum terjadinya skenario pertama"

(Name) tersenyum membalas senyuman Arleen dan sebelum tubuh nya ditelan cahaya (name) mengucapkan terimakasih.

"Terimakasih ibu" dan pandangan menyilaukan membutakan pandangan (name) dan yang terakhir dia lihat adalah gerakan bibir Arleen yang mengatakan...

'mom loves you..'

Setelah (name) hilang ditelan cahaya Arleen hanya bisa menatap kursi di depannya kosong.

"Ibu tenang saja, aku akan menjaga adik dengan seluruh nyawaku" kata Arlaan menenangkan rasa khawatir sang ibu.

"Terimakasih Arlaan, ibu titip adik mu ya.." balas Arleen.

─ 𝐏𝐮𝐥𝐜𝐡𝐫𝐢𝐭𝐮𝐝𝐞 𝘖𝘳𝘷 𝘧𝘢𝘯𝘧𝘪𝘤𝘵𝘪𝘰𝘯Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang