Kenyataan apa ini?

38 4 0
                                    

Fais terduduk di kursi kayu bersama banua di taman rumah sakit, untungnya hujan sudah berhenti dan tersisa grimis kecil.

Fais menatap benua yang sedang kacau parah, demi apa pun benua tidak pernah terlihat seperti ini di hadapanya.

Fais menyalakan rokok, dan meletakan bungkus rokok di tengah-tengah mereka "lo secinta itu sama gadis brengsek itu?" tanya fais, lalu ia menghisap rokoknya.

Benua tersenyum pahit "jawabanya pasti lo dah tau" jawabnya, ia menatap langit malam tanpa bintang "gue gak tau kenapa azelia kaya gini ke gue, apa salah gue sampai dia sejahat ini" ujarnya.

Fais menepuk pundak sahabatnya "kisah lo sama azelia itu seharusnya gak ada, penghalang kalian banyak" ucapnya, lalu kembali menghisap rokoknya "pikirin masa depan lo, lo harus kuliah jangan gini terus, gue sama yang lain udah daftar ke universitas" lanjutnya.

Benua terdiam, ia masih terpikir malam kemarin yang ia telah merenggut kesucian gadis dengan paksa, ia berfikir bagaimana jika ibunya tau, alicia tau, fais dan yang lain tau, sekecewa apa mereka.

Mereka mengenal benua adalah sosok pria dingin dan kuat tidak suka memainkan gadis mana pun.

Hening, fais tidak tau ingin berbicara apa, ia hanya mengisap rokoknya dan menghembuskan asapnya tiba-tiba ponselnya berbunyi.

Camer(tantetika)

"Iya kenapa?" tanyanya.

Orang di sebrang sana tidak menjawab, ia tebak ini alicia yang menlfonnya mengunakan no ibunya.

"kamu di mana?"

"di taman bareng benua, kenapa?"

"bisa ke ruang inap, aku di suruh tidur di sini beberapa hari kedepan."

"ya udah otw ya sayang."

Tut, setelah kalimat itu panggilan di putus satu pihak, tentu alicia yang menutup panggilan itu terlebih dulu.

Fais melirik benua yang sedang melamun, "ke kamar alicia, dia gabut katanya," pintanya, lalu ia berdiri terlebih dulu "kalo mau ke kamar alicia lo bacuh muka dulu, muka lo jelek banget kalo habis nangis."

"sialan." gumah benua.

Fais pergi meninggalkan benua sendiri di taman yang sudah sepi hanya ada suster tadi sebentar.

Benua duduk di sana dengan tangan yang tidak bisa tenang, pikiran tentang azelia dan launa terus berputar di kepalanya satu persatu.

Benua bangkit dari duduknya, ia ingin pulang saja sebelum pulang ia sudah memberi tahu fais bahwa dirinya memutuskan pulang saja.

Ia mengendarai mobil dengan kecepatan rata-rata, di depan sana ia melihat satu gadis yang ia kenal sedang berjalan lecuh dengan payung transparan.

Mobilnya berhenti di samping tubuh gadis itu ia keluar dari mobil dan menghampirinya, launa gadis itu sedang menangis.

Launa berhenti lalu menatap pria itu, seketika matanya mengeluarkan air mata "permisi" saat ia hendak melanjutkan perjalanan benua malah menarik tubuh gadis itu untuk jatuh kepelukanya, gadis itu berusaha memberontak "lepesin aku kak" pintanya, ia terus mendorong tubuh lelaki ini namun nihil.

Benua tidak menghiraukan ucapan gadis itu, "gue minta maaf." lirihnya.

"maaf untuk apa kak, malam itu udah berlalu cepat atau lambat kabar buruk itu akan tetap ada." ujar gadis itu, ia melepaskan pelukan benua.

ALICIA On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang