Awal-awal langsung keluar konflik gini wkwkwkw, soalnya udah gregetan hehe. Jangan lupa vote dan komen yaa!!
#Adwira_POV
"Elu gak pernah berubah wir…"
Aku menatap matanya tak percaya "d-dhan…"
"Elu selalu egois, lu berharap orang-orang bisa ngertiin lu. Sedangkan ELU… apa elu mikirin penderitaan gua selama lima tahun ini?. JAWAB!!"
"Dhan, gua yakin bukan ini yang elu mau ucapin ke gua…"
"Oh ya?!, Terus apa!. Apa gua masih mau ngemis cinta ke elu lagi?. Gua muak wir… gua udah capek harus nunggu lu lagi…"
"d-dhan please ngertiin gua…"
"SEKARANG BILANG KE GUA ANJ*NG, APA YANG HARUS GUA NGERTIIN DARI ELU!? GUA SELALU NGERTIIN LU!"
"PARDHAN!" bentak bang gani menengahi kita berdua "duduk!"
"Gak nafsu makan gua bang…" pardhan berjalan meninggalkan dapur, aku menatap punggung nya.
Brak!…
Pintu kamar tertutup kencang membuat suara gelegar yang langsung membuat ku diam "d-dek…"
"Salah wira bang…, wira yang salah…"
"Dia lagi ada di fase yang buruk, percaya sama abang. Bukan itu hal yang mau dia ucapin…"
Aku mengangguk sambil mengusap wajah gusar.
Lima tahun berlalu, dan semuanya masih sama. Setelah kejadian itu, Emosinya selalu di luar Kendali. Bahkan aku pun heran, kenapa dia bisa begitu?.
Saat kelulusan, Bang Gani memutuskan membawa pardhan ke psikolog untuk konsultasi. Dan faktanya, Pardhan mengidap penyakit mental Bipolar yang di sebabkan oleh trauma mendalam.
Sebenarnya aku yang salah, aku tidak pernah bisa memahami pardhan. Selama lima tahun ini. aku selalu menanyakan kondisi nya ke Bang gani, kondisinya normal. Dan bang gani berjanji pardhan tidak akan lepas kendali seperti sekarang.
Tapi sekarang?, Dia lepas kendali begitu saja. Pastinya Emosi pardhan meledak ketika menyangkut trauma masa lalunya. Entah apa itu, aku sampai sekarang belum tau. Apa trauma mendalam yang dia alami sebenarnya…
Aku tidak tau sama sekali, apa trauma itu.
"dek, abang minta maaf. Tapi sampai sekarang, abang belum tau. Apa trauma yang menyebabkan dia begitu…"
Aku sangat yakin, bukan itu hal yang mau dia ucapkan. Setelah kejadian itu, Dia bukan pardhan yang aku kenal… yang selalu membuat ku tertawa dengan tingkah lakunya "Harusnya wira ada di sana waktu itu bang, kalau wira ada di sana. Pasti pardhan…"
"Ini semua bukan salah kamu, sudah takdirnya begitu. Kematian gak ada yang tau dek…"
*****
"Dhan…" aku mengetuk pintu kamar perlahan "dhan, buka pintunya. Gua mau ngomong"
Sudah tiga kali aku mengetuk pintunya, masih tidak ada jawaban. Aku menghembuskan nafas dan kembali ke ruang tengah "biarin aja dulu dek…"
Aku mengangguk dan duduk di depan bang gani.
"Wir, jalan-jalan yok?…" Pardhan keluar memakai pakaian rapih, aku langsung memandang nya heran "kenapa?"
Bang gani hanya mengangguk dan menyuruh ku pergi "Abang nitip bakso dhan"
"Duitnya" pinta pardhan, ini dia yang ku khawatir kan. Emosi pardhan tidak bisa di kendalikan sama sekali, ada saatnya fase buruk terjadi, dan fase senangnya datang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Serdadu 2 [MxM]
Любовные романыTak terasa sudah 5 tahun, aku bertemu lagi dengannya. Ya, PARDHAN WIDARA. Bukannya senang aku malah merasa tidak nyaman, setelah aku memutuskan hubungan begitu saja selama 3 bulan kita menjalani. Dan kini kita malah tinggal serumah, karena sama-sama...