Bab 6: Pendatang baru?

182 8 3
                                    

Selamat hari raya idul Fitri, mohon maaf bila saya ada salah kata ya. Maaf telat sibuk di rumah soalnya wkwkwkwk. Vote!

#Gani_POV

aku hanya tertawa saat melihat raut wajah heran farid "di rumah saya, ada satu kamar lagi yang gak kepake. Sekarang sih jadi gudang, cuma ya daripada gak kepake kenapa gak kamu tempatin aja?" Tanya wira.

Farid malah semakin bingung, aku menepuk jidat dan menyuruhnya mendekat "sini dulu duduk samping abang" aku merangkul pundak farid sambil menjelaskan "ya pokoknya daripada kamu sendirian aja di kosan sana, mending di sini aja. Abang cuma tinggal bertiga"

"Ah gak usah bang, Farid takut memberatkan"

"Anggap aja sebagai ucapan terimakasih saya atas saran kamu malam itu, dan juga lainnya. Gimana?"

Dia langsung berpikir sejenak dan mengangguk "iya bang boleh, lagian aku lupa. Kosan bulan ini belum bayar jadi ya gak papa mau pindah juga hehe"

"Sip, nanti abang bantu angkat barang-barangnya"

"Jadi kan kalau kamu berangkat kerja bisa bareng saya. Kalau mau sekolah bisa bareng Pak Adhan aja"

"Yoi rid bareng bapak ya?"

Farid hanya tersenyum sembari mengangguk, dia berdiri di depan kita bertiga dan membungkuk hormat "terimakasih Bang gani, komandan, dan juga pak adhan"

*****

#Farid_POV

"Farid mengucapkan banyak makasih…"

Ya, terimakasih karena telah menerima ku di sini. Kalau tidak dimana lagi aku akan tinggal, selama sebulan ini aku belum membayar uang kosan. Bingung ingin pergi kemana, dan juga enggan sekali aku balik ke panti itu.

Aku menemukan keluarga baru sekarang, keluarga yang penuh dengan manusia-manusia impian ku.

Sekarang aku sadar, manusia tidak ada yang sempurna. Pak adhan yang ku lihat dari luar adalah lelaki sempurna, memiliki penyakit mental yang bang gani ceritakan pada ku kemarin.

"Kosan kamu bersih juga"

Aku tertawa sembari memasukkan baju ke dalam tas ku, baju ku juga tidak banyak. Jadi ya tidak perlu beli lemari yang besar, dan Arghh. Apa uang ku cukup beli lemari?.

"Ah nggak bang, berantakan ini mah"

Bang gani tertawa sambil membantu ku "barang-barang besar nanti aja ya, ini lemari doang. Kompor sama penanak nasi nya bawa"

"Oke bang, baju ku dulu aja. Yang lainnya gampang, aku mau beres-beres kamar nya. Pasti kotor kan?"

"Ah iya juga, nanti deh abang bantu beresin"

Setelah selesai memasukkan baju ke dalam tas, aku dan bang gani berjalan lagi menuju rumah komandan. Hmm apa aku harus terbiasa sekarang?, Ya. Terbiasa melihat dua laki-laki perkasa sedang bermanja-manja di ruang tengah "bucin aja kerjaannya, ada anak kecil loh dek Hahaha!" celetuk bang gani sembari tertawa.

"g-gak papa kok bang, lanjutkan aja. Anggap kita gak ada hehe" mereka berdua malah tersenyum kaku dan duduk saling berjauhan.

Aku masuk ke kamar yang bang gani maksud, hmm lumayan kotor sih. Ada perabotan mulai dari bangku, meja dan juga barang-barang lainnya. Ini harus di pindahkan berarti.

"Kamu tidur di kamar abang aja dulu dek, mau?"

Tawaran bang gani langsung membuat ku gelagapan. Masalahnya bang gani adalah sosok laki-laki impian ku. Kulit coklat terbakar Matahari, tubuh yang atletis dan lihat dadanya itu ahh… wajah bang gani memang seperti berandal, di alisnya terdapat luka sayat. Juga tatapan tajamnya serasa membuat ku langsung tunduk "heii, abang ngomong loh rid"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Serdadu 2 [MxM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang