(y/n) melihat tangannya yang seakan menghilang didalam telapak tangan oleh pria yang baru ditemui kemarin. Hatinya menghangat di suhu dingin yang menyentuh minus satu malam ini. lonceng natal berdenting. Replika santa claus dipasang dimana-mana.
Saat dia masih kecil, banyak sekali permintaan yang dia tuliskan untuk santa. Namun, sekarang daftar permintaannya semakin sedikit bahkan tidak ada sama sekali. Jika, belum terlambat dia ingin merasakan jatuh cinta lagi. bahu pria di depannya terlihat seperti dinding yang menjaganya dari segalanya.
Erwin berjalan di depannya mengajaknya masuk ke dalam toko roti keluarga sekaligus restoran yang lebih hangat dengan aroma roti yang semerbak harum.
"tempat yang indah." Puji (y/n).
Interiornya tidak hanya terkesan santai . Namun juga identik dengan gaya semi eropa dengan lukisan dewi aphrodite yang menggantung indah di dinding. Dengan lampu gantung yang meliuk bersinar lembut. Tidak terlalu terang namun juga tidak redup. Penghangat ruangan membuat (y/n) tidak sabar untuk melepas mantel.
"mau makan sesuatu?"
"saya ikut dengan anda."
Erwin mengangguk. Dia memesan dua kopi dengan roti dan sup jamur shitake. Penjaga kasir tersenyum ramah. Dia akan mengantarkan pesanan itu dan menyuruh mereka untuk duduk di meja nomor 6.
"tempat ini kelihatannya kecil. tapi, sungguh luar biasa. Saya pertama kali masuk ke sini." Kata (y/n).
Matanya menatap berbinar kagum sembari melepaskan matel dengan tudung berbulu miliknya. Kemudian melipatnya dan meletakkannya disampingnya. Sementara itu Erwin ikut melepas syal dan mantelnya. Mereka duduk berhadapan.
"Erwin-san. Kenapa anda sangat baik dengan saya?"
Pertanyaan itu membuat Erwin tersenyum.
"saya merasa tidak enak dengan kejadian kemarin. Bos saya telah memperlakukan anda dengan tidak baik. Saya merasa harus bertanggung jawab."
"anda pria yang baik. Terima kasih. Bolehkah sembari menunggu makanan datang. Saya menggambar anda lagi?"
Erwin mengangguk. "silahkan."
"ada yang pernah mengatakan kepada saya sebelumnya." ucap (y/n)sembari mengeluarkan buku gambar dan pensil mekaniknya dari dalam tas. "Jika, anda membuat seniman jatuh cinta. Anda akan kekal didalam karya-karyanya. Sungguh, romantis sekali. Secara tidak langsung anda menjadi salah satu orang yang saya buat menjadi kekal. Abadi."
"terdengar luar biasa."
"benar sekali."
Goresan pensil mekaniknya terdengar sampai telinga Erwin. (y/n) menunduk, mendekatkan wajahnya pada buku gambar. Memberikan detail untuk sketsanya.
"saya tidak berbohong saat mengatakan dagu anda sangat menawan. Bukan bermaksud untuk berpikir mesum. Saya melihat seseorang berdasarkan sudut pandang seni."
KAMU SEDANG MEMBACA
a calm love. (ErwinxReader)✔️
FanfictionErwin merasa lelah dengan kehidupannya yang hanya berputar antara kerja dan tidur. Lalu, dia menemukan arti keabadian dari seorang perempuan yang belum pernah dia dengar sebelumnya. Apakah, keabadian itu termasuk juga perasaan cinta?