bab 1: Lembur

319 29 2
                                    

Mata lelah itu membuktikan lembur bukanlah hal yang dia sukai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata lelah itu membuktikan lembur bukanlah hal yang dia sukai. Rapat dadakan yang dilakukan oleh bos di perusahaannya. Terpaksa harus Erwin ikuti. Beruntung, rapat itu diadakan di dalam kafe yang suasananya jauh lebih nyaman, hangat, dengan aroma seduhan kopi dan roti-roti yang baru saja keluar dari pemanggang.

Erwin menghela nafas. Dia memijat bahu kanannya sembari membaca kertas dokumen di tangannya.

Terlalu banyak angka dan huruf. Pandangannya mendadak menjadi buram. Suasana kafe pun tidak bisa mengurasi beban lelah ditubuhnya.

Erwin mulai menyesap sedikit kafein berharap rasa lelahnya bisa hilang meskipun dia tahu itu tidak mungkin. Kali ini ada seorang kolega dari perusahaan besar ingin melakukan kerja sama dengan perusahaannya dalam sebuah Mega proyek  yang keuntungannya sampai ratusan juta yen.

“jangan sampai tender proyek ini jatuh ke tangan perusahaan lain. Kita harus membuat strategi yang tepat.” Kata kolega.

Bos perusahaan Erwin menanggapi, “kau meremehkan anak buahku?”

Tangannya memukul bahu Erwin keras namun Erwin tidak membalas. Kemudian dia hanya bisa tersenyum sopan saat kolega dengan rambut tipis di kepalanya tersibak saat kepalanya mengangguk.

“dialah karyawan andalanku. Dia bisa melakukan apa saja dan bisa lembur kapan saja, haha.”

Tawanya terlalu puas.

Erwin tersenyum palsu. Setelah bosnya kembali berpaling. Dia mengambil kesempatan itu untuk memejamkan mata sebentar. panas, kering, dan agak memerah.

Erwin melirik dengan malas jam tangannya. sudah pukul delapan malam. Dia ingin pulang. Sudah 12 jam lebih dia bekerja sejak pagi.

Namun, percakapan di meja itu menjadi lebih panjang. Persetan dengan bosnya yang suka basa-basi dengan menanyakan kehidupan pribadi sang kolega. Kolega menjawabnya dengan ramah. Dia memamerkan kekayaannya serta mobil mewah yang kemarin baru saja dibeli.

“sesekali saya ingin mencoba untuk memilikinya.” Kata bos.

“kau bisa juga,” jawab kolega. “ jika gajimu 50 juta yen dalam sebulan.”

“kau dengar Erwin? Gaji beliau 50 juta sebulan. Sungguh, luar biasa!”

Bahunya ditepuk lagi. Erwin tetap tersenyum meskipun ujung bibirnya sudah kaku dan nyeri. Topengnya terlalu tebal. Hanya saat sendirian didepan cermin kamar mandi dia sendiri yang melihat wajah aslinya. Erwin menyesap lagi kopinya yang sudah tidak terlalu panas.

Daun ginkgo berjatuhan di jalanan yang basah setelah hujan. Suhu turun drastis namun belum dibawah nol. Kau harus memakai mantel ketika keluar rumah. Karena jika tidak tubuhmu akan menggigil karena angin sekarang sangat kencang.

Jarak dua meja disampingnya, Erwin melihat seorang perempuan dengan rambut hitam digerai lepas disematkan dibelakang telinga yang kemerahan karena dingin. Erwin menangkap basah seorang perempuan diam-diam memperhatikannya. Lalu, menutup wajahnya dengan buku. Dia melakukan itu lebih dari tiga kali.

a calm love. (ErwinxReader)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang