Bab 2: Tentang bakat dan Keberuntungan

148 22 4
                                    

Hari libur di awal desember adalah waktu yang tepat untuk bersantai dirumah atau pergi ketempat yang menjual makanan hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari libur di awal desember adalah waktu yang tepat untuk bersantai dirumah atau pergi ketempat yang menjual makanan hangat.

Daun-daun yang berguguran dengan warna-warni sisa dari musim gugur yang baru saja lewat. Salju semalam turun hanya sebentar. Tidak menumpuk dan banyak truk-truk makanan dipinggir taman yang menjual makanan hangat.

Hari ini malah lebih hangat daripada kemarin. Anak-anak berlarian, berlomba mengambil daun yang gugur dari pohon langsung. Siapa yang paling cepat akan mendapatkan makanan ringan lebih banyak dari ibunya.

Sementara itu, para orang dewasa duduk dimeja makan depan truk, menyesap kopi pagi dan mengobrol dengan teman.

Matahari bersinar lembut meskipun tetap terasa dingin. Banyak canda tawa yang terdengar di taman kota. Terutama di kursi taman yang saat ini sedang dikerubungi oleh anak-anak yang ingin dibuatkan kupu-kupu dari daun ginkgo.

(y/n) sampai kualahan untuk membuatnya. Entah sudah berapa kupu-kupu yang sudah dia buat. Dia tidak menghitung. Dia ikut senang ketika anak-anak yang memintanya kemudian berterima kasih padanya dengan wajah ceria sembari memamerkannya kepada orang tuanya.

Waktu berjalan dengan cepat. saat musim dingin, matahari terbenam lebih cepat dibandingkan hari-hari biasa. Waktu cepat berganti. Bunyi perut yang keroncongan membuatnya malu didepan anak-anak.

(Y/n) ditertawai namun dia tidak marah. Salah satu anak yang dia buatkan kupu-kupu pergi menuju ke pengasuhnya dan kembali membawa roti isi yang masih hangat.

"ini untuk kakak."

(y/n) tersenyum terharu. Dia merentangkan kedua tangannya. anak itu juga merentangkan kedua tangannya. mereka berpelukan.

"terima kasih, kau anak yang baik sekali. Mau aku kasih trik sulap?"

"mau!"

Anak-anak yang lain juga ikut menyahut.

"oke. Baiklah. Pertama-tama aku mau ambil dompet dulu. Dompet usang yang setiap kali aku buka selalu membuatku terkejut. Kenapa, ada yang tahu?"

"banyak uang?"

(y/n) menggeleng.

"banyak bon belanja? ibuku selalu sedih melihatnya."

"haha. Benar sekali. Tapi bukan itu. Melainkan..."

Api menyala hangat saat (y/n) membuka dompetnya. Anak-anak bergerak mundur dengan terkejut lalu mendekat lagi dan bertanya-tanya. Trik sulap yang selanjutnya. (y/n) meletakkan kartu identitasnya di telapak tangan seorang anak. Dia membuktikan tidak ada tali apapun diatas dan dibawa telapak tangan anak tersebut.

"kita hitung bersama,oke?" Ucapnya.

Anak-anak terlihat antusias.

"satu, dua, tiga!"

a calm love. (ErwinxReader)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang