"maaf saya membuat anda menunggu lama.""tidak apa-apa. makanannya juga belum da...tang"
Kalimat Erwin menggantung diudara selama tiga detik. Matanya melebar kagum, melihat (y/n) yang sepertinya agak berbeda dibandingkan dari hari-hari sebelumnya.
Erwin memandangnya terlalu lama, membuatnya merasa malu.
"(Y/n)-san....anda terlihat berbeda atau mataku yang sudah terlalu lama melihat computer."
"Saya tidak bisa bilang itu adalah rayuanmu untukku, Erwin-san. Saya sedikit merias diri karena sebelum datang ke sini ada urusan ditempat lain. "
Erwin mengangguk. Dia agak merasa sendu karena ternyata riasan itu bukan untuknya.
"Anda tidak penasaran dengan urusan itu? "
"Saya tidak akan memaksa seseorang hanya untuk mengetahui urusan pribadinya. "
(Y/n) mengusap kedua tangannya yang kedinginan. "Sebenarnya, "
Erwin langsung memandangnya.
"Ada berita buruk. Lukisanku ditolak. "
"Kenapa bisa ditolak? "
Pancingannya berhasil. "Sepertinya anda bukan tipe orang yang senang mendengar urusan orang lain. "
Hening.
(Y/n) melihatnya dengan ekspresi yang belum pernah erwin lihat. Seperti ingin sekali untuk terbuka padanya. Namun, erwin malah menolaknya dengan halus. Erwin sadar telah salah mengambil tindakan.
"Saya rasa, jika itu anda. Saya tidak masalah. "
Ekspresinya mendadak menjadi cerah. Tak lama kemudian redup kembali. (Y/n) berpaling menatap kaca bening.
"Sepertinya nanti saja saya bercerita. Anda sudah keliahatan sudah lapar. "
Lalu, rasa canggung antar keduanya luluh ketika makanan dan minuman mereka datang. Hamburger dan wine.
"ini terlalu mahal untuk mentraktir orang yang baru anda kenal."
Tanpa sadar (y/n) mengatakan itu.
"tidak apa-apa. makan saja. Uang saya lebih dari cukup."
"sungguh, dengan sikap anda yang seperti ini. anda pasti mudah memikat wanita."
"untuk sekarang, pekerjaan kantor sudah banyak memakan waktu."
"jadi, karir dahulu baru pasangan?"
"iya."
Cara (y/n) menggengam burger terlihat berbeda. dia sedikit kesusahan dan lebih kesusahan lagi saat memasukan burger doble daging itu ke mulutnya.
"butuh pisau dan garpu?" tawar Erwin.
(Y/n) menjawab dengan gelengan kepala.
"Saya lebih suka memakannya langsung. Saya hanya malu ketika membuka mulut lebar-lebar didepan pria yang baru saya kenal."
KAMU SEDANG MEMBACA
a calm love. (ErwinxReader)✔️
FanficErwin merasa lelah dengan kehidupannya yang hanya berputar antara kerja dan tidur. Lalu, dia menemukan arti keabadian dari seorang perempuan yang belum pernah dia dengar sebelumnya. Apakah, keabadian itu termasuk juga perasaan cinta?