1

206 34 0
                                    

Musim dingin🌨❄️
(Beberapa bulan kemudian)

Hari itu ketika perang antar kedua wilayah utara dan timur berperang demi kehausan kekuasaan yang tak akan pernah puas atas segalanya, berhari-hari bahkan berbulan-bulan kobaran api itu tidak pernah redup semua meyisahkan luka mendalam,  dan aliran darah yang terbuang begitu saja, sudah seharusnya perang ini berakhir, musim dingin yang menyelumuti semakin membuat suasana gusar.

Malam itu terdapat badai salju yang mengguncang, api penerang tenda-tenda tertiup hingga mati, prajurit terbagi, ada yang berjaga adapula yang sedang beristirahat tenang. Tengah malam diadakan sebuah pertemuan rahasia, kedua Mayor Jenderal timur dan Utara berdiskusi untuk gencatan senjata, demi sebuah perdamain karena perang yang tak berujung, hasilnya naas, Bayangan seseorang mengenakan jubah bulu tebal untuk menghadang badai keluar dari tempat pertemuan itu dengan secepat kilat ia pergi begitu saja meninggalkan seseorang yang kondisinya tergelatak dimeja tak sadarkan diri, manik mata menjadi tidak reaktif, jantung berdetak lebih cepat sementara yang lain justru memperlambat, pernapasan semula menggebu hingga perlahan-lahan terasa pelan hingga ia harus menghelan nafas terakhir tanpa adanya pertolongan

Pagi itu dikediaman Viscount celestte seorang pengusaan kastil kecil wilayah timur, seorang gadis keluar dari kastil dengan Langkah yang kecil yang cepat, dengan rasa Bahagia yang ia bawa, Roses pergi ke taman bunga milik kelurganya, ia tau bahwa tidak akan banyak bunga yang mekar bahkan yang membeku karena badai akibat semalam, tetapi musim dingin akan segera berakhir mungkin setelah badai semalam sekarang dan besok akan adanya kehangatan matahari, di akhir musim dingon ia tau ada yang mekar meski berada disuhu ekstrem akibat semalam badai, dugaanya tak pernah salah, ditanah bermekar bunga Glory of the snow, inilah yang ia tunggu, ia berjongkok memperhatikan Bunga tersebut dengan senyum yang mengembang.

Hari ini ia berniat untuk pergi ketoko untuk membereskan beberapa barang yang kacau akibat semalam, ia mendapat laporan dari para pelayan bahwa tokonya berantakan akibat badai dan Roses akan membawa Bunga Glory of the snow ke toko.

Roses sudah mendirikan toko bunga itu selama tiga tahun terakhir, sebenarnya Roses lahir dikeluarga Viscount yang jabatan rendah, namun karena wilayah timur termasuk wilayah yang kecil sehingga keluarga Celestte dihormati apalagi saat tuan Celestte masih Hidup mereka mempunyai nama yang tinggi dikalangan sosial tapi karena tuan calestte sudah tiada, nama Celestte mulai meredup tetapi lagi-lagi mereka bisa bangkit ketika anak sulung laki laki keluarga celestte yaitu Egbert Celestte memasuki dunia militer. Pada saat itu Roses tidak izinkan untuk membuka sebuah toko bunga karena Nyonya Grace mencemaskan omongan dari masyarakat bahwa keluarga viscount celleste tidak mempunyai uang lagi jadi mereka harus berjualan padahal tidak, namun seiring banyakanya rayuan Roses didukung Egbert membuat Nyoya Grace luluh.

"Roses" Nyonya Grace chalr Celestte tiba-tiba sudah berada di belakang Roses.

"Ibunda harus melihat ini"

"bukankah bunga glory of the snow tahun ini lebih cantik daripada tahun kemarin"

"Ya ibunda merasa tahun ini mereka lebih mekar"

"Aku tak sabar membawa mereka ke toko"

"kau akan ke toko?"

"Iya"

"Tapi cuaca sedang tak tentu"

"Tapi aku harus memeriksa toko yang kacau akibat badai, please ibu izinkan aku"

"Baikalah sayang tapi ada satu syarat mari kita sarapan dulu"

"baiklah ibu"

🏰🏰🏰

"Apakah kakakmu sudah mengabarimu?"

"Tidak ada surat apapun darinya" Roses mengoleskan selai coklat.

"Permisi nyonya ada surat untuk anda" Pelayan ibu memberikanya pada Nyoya Grace

"Ku tebak pasti itu dari kakak" Senyum Roses yang mengembang

"Kakakmu sangat peka, bukankah kita baru saja membicarakannya"

"baiklah terima kasi,  kau boleh kembali"

Kepada Nyonya Grace Charl Celesstte yang terhormat

Kami mengabari dari markas timur daerah sengketa, bahwa Pimpinan Mayor jenderal Egbert telah tiada, Jenajahnya di temukan pagi hari ini dengan kondisinya yang sudah memburuk dan membusuk diduga Mayor jenderal Egbert diracuni seseorang namun tidak ada bukti siapa pelakunya, ada dugaan lain bahwa mayor jenderal meracuni dirinya sendiri. kekaisaran memeritahkan untuk segera dikebumikan, kami kan segera memakamnya keluraga dapat turut hadir sebelum pemakan dimulai, kami turut berbela sungkawa.

Seketika tubuh nyonya Grace  melemas hingga ia terjatuh kelantai dengan begitu mudahnya, matanya menjadi kosong, seolah tulisan tadi telah menyihirnya, lalu tetesan air mata jatuh dipipinya.

"Egbert"

Roses kebingungan dengan ibunya yang seketika jatuh apalagi saat ia mendengar nama kakaknya disebut dalam kesedihan membuat Roses mengambil surat itu, dan membacanya. Setelah kata terakhir yang ia baca membuat dirinya, menjadi kosong seolah dunia ini hancur detik itu juga, seperti sebuah batu besar menimpa keluarganya.

🏰🏰🏰

Roses dan Nyonya Grace pergi kepemakaman, yaitu didaerah sengketa, semua orang berkumpul disana, Prajurit menyambut kedatangan keluaraga Mayor jenderal Egbert dan mempersilahkan keluarga untuk melihat untuk terakhir kalinya, nyobya Grace sudah tidak dapat menahan kesedihnya sejak awal mereka datang, ia semakin terpuruk ketika melihat Anak sulung laki-lakinya sudah menutup mata, Roses sejak surat yang ia baca hingga saat ini berusaha untuk kuat, ia percaya kakaknya tidak semudah itu pergi meninggalkannya, ia yakin kakaknya akan selalu ada sisinya, namun semuanya runtuh ketika ia melihat kakaknya yang tak berdaya dan menutup mata, Roses dari awal sudah berusaha untuk menguatkan dirinya dan ibunya, namun semuanyah pecah ketika ia tak sanggup untuk menahan kesedihan yang mendalam menyesali mengapa hari ini harus terjadi ia menangisi peti mati menyisahkan kepedihan dan kesepian.

Roses dan nyoya Grace harus menyaksikan proses pemakam Egbert, semua orang kemiliteran Timur memberikan penghormatan terakhir kalinya, semuanya disana merasa ikut berduka karena mereka mengenal pimpinan Egbert yang sikapnya dermawan dan Bijaksana bukan pimpinan otoriter yang suka memaksa prajurit dengan semena-mena, hingga proses pemakaman telah usai, tak ada bunga yang mekar dimusim dingin semuanya layu, Roses duduk ditanah dengan Gaun hitamnya, tak ada berbagai bunga menghiasi makam kakanya, Roses membuka kerajang membawa Bunga Glory of the snow yang pagi ia petik sebagai pemberian terakhirnya 

Blaming of blossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang