20. Kerusuhan Zareganta

927 43 0
                                    

n. tandain kalo ada yang typo









'kira-kira kenapa menantu saya? perasaan saya gak enak, kayanya anak saya mau bikin rusuh' batin Zovantra yang ikut penasaran, tapi mau anaknya bikin rusuhpun gak masalah sih, toh sekolahnya punya dia.

-----

Zareganta melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, ia cukup merasa puas ketika tempat meeting sangat dekat dengan sekolahnya. Sial, Zareganta tidak bisa mengontrol emosinya.

Setelah sampai disekolah, Zareganta tanpa pikir panjang langsung bergerak menuju kelas seseorang yang menjadi pusat emosinya saat ini. Makhluk yang tidak berguna memang seharusnya tidak dibiarkan hidup bukan? jangan salahkan ia jika bersikap kejam saat dirinya sudah memberikan peringatan yang malah diabaikan.

Brakk...

Tanpa aba-aba apapun Zareganta mendekat pada Aleca, menendang kasar kursi yang diduduki gadis tersebut. Semua orang yang berada dikelas berteriak, terkejut sekaligus takut. Bagaimana mereka tidak takut? Aleca sendiri sampai jatuh saking kuatnya tendangan Zareganta. Mau menghentikan juga mereka tidak berani, bisa-bisa mereka yang kena amukan Zareganta kalo berani ikut campur.

"lo... makhluk gak guna" ucap Zareganta dengan ketus dan tatapan tak sukanya pada Aleca.

"kak?" sedih Aleca, kenapa Zareganta begitu marah? apa karena fotonya? tapi apa salah jika Aleca menginginkan Zareganta sebagai miliknya? dirinya terlanjur menyukai pemuda di depannya sekarang.

Sementara itu Zareganta masih saja menatap Aleca tajam, menahan segala emosi yang mungkin akan meledak jika ia keluarkan. Zareganta benci ketika seseorang terlalu sulit untuk diperingati, ia tidak suka ketika seseorang mulai memberontak pada dirinya. Salahkan saja gadis bernama Aleca yang dengan sendirinya memancing kemarahan Zareganta, gadis naif.

Setelah beberama menit dilanda keheningan dan ketegangan, suasana bertambah tegang ketika Zareganta membuka suara.

"hidup gua lebih tenang kalo lo gak ada di dunia ini Aleca" ucap Zareganta dengan tenang dan tatapannya yang tidak memiliki ekspresi.

Seketika itu juga Aleca menegang, ini kali pertama Zareganta menyebutkan namanya secara utuh walaupun ditambahkan dengan hinaan. Haruskah Aleca senang untuk itu atau sedih atas hinaannya? apa yang harus Aleca lakukan sekarang.

"kak Re..."

"stop, gua muak denger suara jelek lo"

Kenapa? apa setidak sukanya itu Zareganta pada Aleca. Memang apa salahnya menyukai seseorang, itu hak semua orang bukan? tapi kenapa Zareganta sebegitu tidak sukanya pada Aleca.

"sampah, lo-"

"Regan, berhenti"

Zareganta diam, ia tidak berfikir sampai sini. Ia lupa jika Callyandra masih ada disekolah, hahh...apa boleh buat.

Callyandra masuk kedalam kelas dan berdiri di antara Zareganta dan Aleca. Callyandra tidak suka memusingkan dirinya sendiri, tapi kenapa orang lain sering bikin dirinya pusing sih?.

"omongan lo keterlaluan Regan. keluar, gua perlu bicara sama lo nanti, ini biar gua yang urus" perintah Callyandra yang langsung dituruti oleh Zareganta tanpa adanya protes apapun. Perkataan Zareganta memang keterlaluan, tapi ia tidak akan menyesal telah berkata seperti itu pada Aleca.

Sepeninggalan Zareganta dari kelas tersebut, Callyandra mulai menatap Aleca yang kini masih terduduk di lantai akibat ulah Zareganta. Ia berjongkok, menghela nafas sejenak dan mulai berbicara.

"Aca, gua gatau apapun permasalahan lo sama Regan. tapi kayanya gua udah dapet sedikit jawaban dari foto lo itu, otak lo kayanya emang bermasalah. gua tau lo suka Regan, tapi tolong hargai pilihan dia juga. lo orang pinter Aca, tolong jangan bego cuman karena cowo" Callyandra menatap intens mata Aleca, sedangkan Aleca sama sekali tidak berani mengangkat kepalanya untuk melihat callyandra sedikitpun.

"sorry buat perkataan Zareganta yang keterlaluan tadi, tolong jangan dimasukin hati" Callyandra berdiri setelah mengucapkan kalimat tersebut, dan langsung meninggalkan kelas Aleca untuk berbicara bersama Zareganta.

Sedangkan Aleca sendiri hanya bisa terdiam, bingung untuk merespon apa atas kejadian yang baru saja terjadi pada dirinya.

-----

"Regan"

"maaf"

"bukan ke gua"

"dia emang pantes"

"Regan!"

Callyandra pusing, kenapa Zareganta sangat keras kepala.

"gua gasuka lo kaya gitu"

"maaf"

"maaf-maaf terus lo"

"iya salah"

"hah...gak dulu gak sekarang, kerjaan lo emang bikin gua pusing" keluh Callyandra, memang ia harus punya stok kesabaran lebih kalau soal berurusan sama Zareganta.

"awas aja lo gitu lagi"

"iya enggak"

Ini waktunya Callyandra menanyakan kebenaran, ia tidak boleh menyimpulkan segalanya sendiri. Ntah itu permasalahan apapun, Callyandra tidak pernah mau hanya mengambil keputusan dari satu sisi, ia ingin tahu dari sisi yang lainnya juga.

"foto itu?"

Setelah Zareganta menjelaskan foto milik Aleca tersebut, Callyandra akhirnya mengerti.

'bagus deh' Callyandra membatin tanpa sadar.

-----

"brutal juga lo Gan" celetuk Jendra yang malah dihadiahi tatapan tajam oleh Zareganta, teman laknat memang.

"kenapa kalian gak ada yang mau berhentiin Ganta tadi?" tanya Janeta heran. Katanya temen, kok ngebiarin temennya buat rusuh.

"yaaa gimana"

"noo"

"gak berani gua"

"angkat tangan sih gua"

"bukan dalam kendali gua itu"

Sedangkan Roandra juga menggelengkan kepalanya, pertanda ia tidak sanggup untuk menghentikan sang ketua.

"lah?" Janeta makin bingung.

"bukannya jadi penengah, yang ada lo yang jadi pengganti samsak Ganta di markas nanti"jelas Raka dengan memberikan senyuman pada Zareganta agar orang yang ia bicarakan tidak marah padanya.

Sedangkan ciwi-ciwi cuman bisa meringis pelan, dasar cowo.

"kalo gitu hebat juga lo bisa jinakin Ganta Cla" ucap Drina dengan spontan.

"lo kira hewan" tegur Greana.

"canda ah"










halooo
menuju end season
vote and komen jangan lupa gais

see u

ZARECALL S1 (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang