05-Gara Gara Afan

1.3K 166 11
                                    

☆ H A P P Y R E A D I N G ☆

Devi menaikkan alisnya heran, "ya??" Balas gadis itu memutar badannya mengahadap kearah Afan.

Dia melihat air muka Lisa yang sudah tak mengenakkan.

"Gue ikut sama lo ya, sekalian mau ketemu Vio" tawar Afan, dia berdiri meninggalkan Lisa yang berdiri di dekatnya.

"Tapi kak Lisa??" Tanya Devi.

"Oh iya, Lis gue sama Devi duluan ya. Gapapa kan??"

Lisa mengangguk dan tersenyum kecut "ya gapapa kok" ucap Lisa meremas botol minumnya yang ia bawa khusus untuk Afan.

Afan memang membalas perlakuan Lisa, namun bukan cintanya. Dia menghargai gadis yang berjuang sendiri itu.

"Tuh, gapapa" Afan mendekati Devi yang berhenti.

Mereka pun berjalan berdampingan. "Kak" panggil Devi, bola matanya menatap laki laki yang tinggi itu, sangat susah.

"Hm?"

"Kak Lisa itu nyeremin yah. Tadi, dia ga mau jabatan tangan sama gue, terus tatapannya nyeremin, makanya aku buru buru mau pergi" Adu Devi, memang gadis itu takut melihat wajah Lisa tadi.

Afan terkekeh "nggak, dia itu baik kok. Diaa belum kenal lo aja"

"Pacar kakak ya?? Kok ditinggalin sih kan kasian" cicit Devi kembali.

"Engga Devii, dia cuma suka sama gue. Guenya ga suka sama dia"

"Karena cintanya udah lo ambil" batin Afan menatap Devi yang berjalan. Laki laki itu memperhatikan kalau Devi sedang menyamakan hentakan kakinya dengan milik Afan.

Afan semakin gemas dibuatnya. "Lo kenapa sih?"

Devi mendongak menatap Afan "kenapa??"

"Lo ngapain begitu?? Pake nyamain segala" Afan membuang tatapannya dari Devi, dia memperhatikan sekelilingnya.

"Ohhh, gapapa. Emang ga boleh?"

"Engga, cuma nanya aja"

Mereka pun sampai didepan kelas Devi. Afan melihat adik kesayanganya. "Io, sini deh" panggil Afan.

Gadis yang tengah memainkan ponselnya itu, beralih menatap Afan yang memanggilnya.

Vio tersenyum, dia mengunjungi Afan yang berdiri disana bersama Devi. "Apa kak??"

"Nih uang lo ketinggalan kan??" Afan menyodorkan lima lembar uang berwarna merah pada Vio.

"Oh iya, oon banget gue. Hehe, makasih ya kak"

Devi memuji wajah Vio didalam hatinya. Baginya, gadis itu sangat cantik. Rambut yang panjang berwarna coklat dengan kulit yang putih dan senyuman manisnya, sangat cantik.

"Oh ini adek lo kak" Devi membuyarkan pandangan mereka.

"Iya, dek, ini Devi adeknya Rakha" ulang Afan.

"Hai Dev, kenalin gue Violetta Skyli. Panggil Vio aja" sahut ramah Vio sembari mengulurkan tangannya.

Hal itu dibalas oleh senyuman manis milik Devi. "Gue Serliana Jysa Aldevi. Devi" ucapnya.

⭐️⭐️⭐️

Jam pelajaran kini berganti dengan pelajaran IPA, mereka segera mengeluarkan catatan khusus untuk IPA.

Rumus rumus dan berbagai rangkuman tercantum manis disana. Devi menyangga dahinya sembari mencatat.

Sesekali, ia mengambil minumnya dan meneguk. "Lama banget nunggu jam pelajaran ni selesai. Mana gue kebelet lagi. Tapi nanggung sepuluh menit lagi bel" monolog Devi menatap tulisan tulisan bersambung di papan tulis.

Love Language Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang