"Aku, kamu dan dia"
HAPPY READING ♡
Afan masih dengan tugasnya. Sejujurnya ia tak ingin mengerjakan tugas yang bisa dikatakan rumit itu. Namun, dengan Devi yang berada di layar kameranya membuat lelaki itu bersemangat menulis.
Devi yang membujuknya, sudah panjang lebar gadis itu berceramah melalui telponan, hingga berakhir dengan Vidio call-an.
"Fan, yang ini gimana sih??" Suara gadis dengan kunciran dua itu terdengar, dan wajahnya dapat terlihat jelas di layar handphone milik Devi.
Afan menatap Devi, seakan akan tuli dengan gadis di belakangnya itu. Devi menaikkan alisnya, menyuruh Afan untuk menjawab pertanyaan Loly.
Loly menatap malas dengan adanya Devi di layar ponsel milik Afan. "Fan," seolah olah tak melihat Devi yang sedang memperhatikan dirinya.
Afan dengan malas melirik gadis itu. "Ya?"
Loly tersenyum, dia menunjukkan bukunya sekaligus ikut duduk di sebelah Afan. Kalau kata Afan ini modus.
"Ini loh Fan, apa bedanya penerbit sama penulis?"
Afan berdecak malas. Lalu dia menjelaskan yang di tanya oleh Loly dengan seksama. "Penulis itu yang nulis isi buku yang lo pegang sekarang. Nah, kalau penerbit itu yang nge bukukan buku ini. Jadi, tanpa penerbit, sebuah tulisan ga bakalan jadi buku" jelas Afan kemudian menatap kembali Devi.
"Dev, nanti kantin bareng aku ya. Nanti Kakak jemput okayy??"
Devi mengangguk. "Okayy kakak, kalau gitu Devi matikan ya, kakak lanjut belajar. Yang rajin!"
Afan terkekeh. "Iya iya, bawel. Bay sayang" Afan mematikan sambungan itu, lalu menutup bukunya karena sudah selesai.
Afan melirik sekilas Loly yang tengah memperhatikannya juga. Jujur dia risih sekarang. Memang, dulu perempuan itu adalah gadis yang ia idam idamkan olehnya, namun sekarang bukan lagi. Posisinya telah tergantikan oleh Gadis mungil, bawel, cengeng dan cerewet, yaitu Devi.
"Fan," panggil Loly pelan.
Afan menanggapinya dengan deheman saja. "Lo ga bisa lagi ya, jadi Afan yang dulu? Gue janji, gue bakal nerima lo." Ujarnya pelan.
Afan mengerutkan alisnya dan menatap mata yang menyiratkan kesalahan. "Maksud lo?" Kata kata Loly terdengar ambigu bagi Afan.
Loly menggigit bibir bawahnya gerogi. "Gue bakal nerima lo kalau lo suka gue lagi" ucapnya dengan nada penuh keyakinan.
Afan membelakkan matanya tak percaya. Sekarang ia tahu alasan gadis itu masuk ke dalam sekolahnya. Seharusnya Afan tidak menegurnya pada saat malam itu.
"What? Gue ga salah denger?? Jadi alasan lo masuk ke sini cuma gara gara hal ini??" Tanya Afan kembali. Laki laki itu telah memegang bukunya dan berdiri.
Loly mengangguk semangat, dia pikir Afan akan mau dengannya. Karena mengingat cintanya Afan dulu sama dia sebesar apa, jadi menurutnya tidak mungkin Afan sudah melupakan dirinya.
"Hey, ayolah. Gue udah punya pacar, yaitu Devi. Lo tau kan itu?? Lagian kejadian itu udah lama Sis," Afan menggantungkan kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Language
RandomGimana rasanya di sukai balik sama seseorang yang juga kita sukai?? Cerita tentang kakel dan dekel yang saling jatuh hati karena dipertemukan oleh adik dari sahabatnya sendiri. Apakah cinta mereka akan semulus menyukai seseorang??