[🔞]
Sudah dipastikan bahwa setelah kejadian Abra menorobos hujan itu membuat Raga sakit.
Apalagi Mamah dan Ayahnya belum pulang, Hal itu membuat Abra prustasi. Bukan tanpa sebab, Ini sudah hari kedua Raga sakit dan anak itu selalu merengek. Entah itu kepalanya pusing, Ingin muntah, Pengen dipijitin, intinya jadi manja gak kayak biasanya.
Ya walaupun setiap hari Raga manja, Tapi ini manjanya jadi tiga kali lipat.
Abra sekarang tengah sibuk memijat pelipis adiknya dengan sabar dan telaten, Padahal dalam hatinya sudah mengumpat dan ingin menonjol muka pucat adiknya itu.
"Eghh, Abang~~ Mamah kapan pulang hikss?" Tanya Raga merengek dan lalu menangis.
"Jangan nangis, nanti lu malah tambah pusing" Ujar Abra, tangannya masih memijat pelipis adiknya yang terasa begitu panas.
"Sekarang lu tidur, biar pusing nya ilang!" Titah Abra. Raga menggelengkan kepalanya.
"Adek pengen susu~~" Rengeknya, Abra menghembuskan nafasnya pelan.
Abra pun berdiri dan mengambil susu kotak yang berada di kulkas, Memang Mamahnya sudah menyiapkan Susu kotak untuk Raga.
Setelah mengambil susu kotak itu Abra pun kembali ke kamar, Membuka sedotan itu dan menusukkannya ke dalam kotak lalu memberikannya ke Raga.
Sebenarnya Abra bukan tipikal orang yang peduli dan perhatian, Hanya saja saat ini Raga sedang sakit, Ia tak mau adiknya itu tambah sakit dan nantinya malah menyusahkan dirinya.
Oh ayolah Abra, Raga sakit seperti ini juga karena siapa?
Raga pun duduk dan meminum susunya dengan semangat.
"Gua udah beli bubur tadi, Lu-"
"Raga gak laper!"
"Lu makan atau gua banting lu ke lantai?" Ancam Abra menatap tajam ke arah Raga, Sontak Raga pun mengangguk lemas.
Abra segera menyuapkan bubur yang tadi pagi ia beli, Sekarang bubur itu sudah dingin tapi Raga tetap memakannya.
Melihat semua perhatian dari Abra sejak kemaren membuat Raga senyum-senyum sendiri. Kapan lagi kan ia akan dimanja oleh Abang-nya yang super dingin ini kan?
"Kenapa lu senyum-senyum?" Tanya Abra.
Raga menggelengkan kepalanya. Lalu ia kembali makan hingga buburnya sudah habis.
"Nih minum obatnya" Abra menyerahkan beberapa butir obat ke Raga, Dengan berat Raga pun menerimanya.
Melihat Abra yang menatap nya dengan Tajam membuat nyali Raga menjadi ciut seketika.
Raga segera meminum obat yang diberikan oleh Abra. Ia lalu kembali merebahkan badannya. Meminta Abra untuk memijat pelipisnya kembali. Dengan Muka sok datarnya Abra kembali memijat pelipis Raga dengan hati-hati.
Beberapa menit kemudian, Raga mengira ia akan tertidur setelah meminum obat dan makan. Tapi ternyata ia malah merasa badannya sangat panas.
Bukan panas karena sakit, Tapi ini karena sesuatu di dalam tubuhnya. Ia merasa ingin di sentuh lebih.
Abra menatap ke layar tv yang menyala, Tapi tangannya masih sibuk memijat pelipis Raga.
"Abang eeghhh" Lenguh Raga, Abra menoleh dan menatap Raga dengan datar.
"Kenapa? Masih pusing?" Tanya Abra.
"Panas" Balas Raga.
Abra segera mengambil kompres air yang berada di nakas, Ia lalu meletakkannya ke-kening Raga.
"Eghhhh Abang panas" Rengek Raga, Ia menggeliat tak nyaman. Abra menatap dengan tatapan bertanya-tanya.
"Abang engghh, AC nya nyalain!" Ujar Raga, Abra menggelengkan kepalanya.
"Lu lagi sakit, Jangan pake AC nanti malah tambah parah!" Ujar Abra, Raga menggelengkan kepalanya dengan brutal.
Tanpa aba-aba Raga duduk di pangkuan Abra, Menatap Abra dengan tatapan penuh nafsunya. Abra hanya menatap Raga datar.
"Abang~~ Panas eghhh, Rasanya badan Raga Panashh" Ujarnya sambil menggoyang kan pantatnya tepat di selangkangan Abra.
Abra menggeram datar, Ia masih belum mengerti.
Tapi dengan cepat Abra mengambil bungkus obat yang berada di nakas.
Sial! Ia lupa saat membeli obat di apotek kemaren ia juga membeli obat perangsang, Bodoh Abra, Lu bodoh! Batinnya.
"Eghh Abang~~ emhh" Goda Raga.
Abra tidak menyia-nyiakan kesempatan, Abra yang memang dasarnya cowo brengsek itu langsung membanting tubuh Raga ke kasur, mengukung tubuh kecil itu. Ia mengelus surai hitam Raga dengan sensual. Tak peduli jika sekalipun Raga adalah adiknya sendiri.
Ia mendekat ke arah telinga Raga, membisikkan sesuatu disana.
"Memohon dengan manis, Raga" Gumam Abra dengan suara beratnya yang mampu membuat Raga meremang.
"Eghhhh Fuck me please!"
"Shit!" Bisiknya lalu mengulum daun telinga Raga membuat anak itu melenguh.
"Abang eghhh"
Abra langsung saja mencium bibir Raga yang sedari tadi terus melenguh itu, Menyesap atas dan bawah dengan sensual. Menikmati rasa bibir yang selama ini selalu membuat kupingnya panas.
"Emhhhh" Lenguh Raga saat merasakan putingnya di mainkan oleh Abra di balik kaosnya.
Cpk!
Ciuman mereka terlepas, Abra segera melucuti pakaian Raga. Hingga anak itu sekarang sudah telanjang bulat.
Abra mengambil bantal dan ia meletakkan di bawah pinggang Raga, Membuka kaki Raga dan sedikit mengangkatnya hingga membuat lubang anal milik Raga terlihat.
Abra memainkan belahan pantat Raga yang kenyal dengan tangan nakalnya.
"Aaaghhh abang ahhhh" Raga mendongakkan kepalanya, Mendesah dengan kuat merasakan Lubangnya analnya tengah di hisap rakus oleh Abra.
______
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
ABRAGA✔️
Novela Juvenil[DISCONTINUE!!] [CERITA HOMO, GAY, BXB] ___ 🏆high rank : 🥇abra [16/02/2024] 🥉abra [27/05/2024] 🥉raga [27/05/2024] 🥇raga [23/06/2024] ©asukayang_