C

2.6K 115 2
                                    

#Pov Author.

Abra itu bukan siswa berprestasi di sekolah, Bukan juga siswa aktif. Dia gak pernah yang namanya ikut ekstrakurikuler atau pun semacamnya. Bahkan saat kelas 10 pun Abra gak pernah yang namanya ikut pramuka. yang notabenya adalah ekstrakurikuler wajib.

Katanya sih kalo gak ikut pramuka bakal gak naik kelas, Tapi buktinya? Abra naik kelas terus tuh.

Abra bukan siswa famous, Siswa biasa aja. Jarang keluar kelas. Ke kantin aja Abra jarang.

Abra sekarang duduk di bangku kelas 12. Lebih tepatnya 12 IPS 3. Sedangkan Raga duduk di kelas 10 IPA 2.

"Woi Beha!" Panggil Rycko, Lebih tepatnya Royco kalo kata Abra mah, Salah sendiri suka manggilin Abra beha.

*Abra dipanggil "Bra" tapi Rycko manggilnya Beha.

Yang dipanggil tidak menoleh sama sekali, Toh itu juga bukan namanya kan?

"Abra kampret" Ujar Rycko kesal. Remaja dengan tampilan urakan itu mengejar Abra yang tengah berjalan menuju kelas.

Rycko menyamakan langkahnya dengan Abra, Merangkul pundak temannya itu.

"Datar amat tuh muka kek triplek nganggur di belakang sekolah" Ujar Rycko tak mendapatkan balasan. Abra tetap berjalan menuju kelas dan menganggap Rycko hanya angin lalu saja.

Poor si Royco:)

Rycko melepas rangkulan di pundaknya Abra, "Jahat lu Bra, Gak usah temenan lagi kita, Mending gua temenan aja sama si Malika"

Rycko berjalan mendahului Abra, Sedangkan Abra hanya mengerutkan keningnya heran. Lagian Abra juga gak rugi kok kalau gak temenan sama Rycko.

🍌🍌🍌🍌

Bell istirahat berbunyi, Abra lagi enak-enak nyenderin kepalanya di tembok karena otaknya udah ngebul gara-gara ulangan matematika yang gak ngotak sama sekali.

Rycko sama Malik lagi ngedumel gak jelas, misuh misuh sama ngabsenin nama hewan di kebun binatang.

"Emang setres tuh sih porno, ngasih soal gak ngotak anjeng"

"Pengen gua kepret tuh orang, untung aja gua gak berani, kalo berani udah gua kepret dari kemaren kemaren"

"Halah gaya lu mau ngepret tuh guru, lu duluan ya dikepret pakek ketiak rimbanya"

"Hih, jijik gua"

"Ih gelayy"

"Bisa diem gak lu" Ujar Abra menatap kedua temannya dengan datar. Rycko dan Malik hanya saling tatap-tatapan.

"Abang~~~"

"Bjir, bocil kematian dateng" Gumam Rycko menatap Raga yang berada di ambang pintu, Sekarang anak itu mulai berjalan ke arah mereka bertiga. Lebih tepatnya ke arah Abra.

"Ayok ke kantin cuk, Bisa-bisa nanti gendang telinga gua rusak gara-gara nih bocah" Ajak Malik menatap Raga dengan horor, Ia menarik tangan Rycko menuju kantin.

Abra berdiri, Mendorong badan Raga yang ingin memeluknya.

"Gak usah peluk peluk" Ujar Abra dingin.

"Abang ih, adek kan cuma mau di peluk, gak lebih!"

"Bacot lu" Abra berjalan menyusul Rycko dan Malik yang sudah lebih dulu keluar kelas.

"Abang ikut~~~"

"Jalan satu langkah gua tebas pala lu"

"Abang jahat! Raga Aduin ke ayah!'

"Aduin aja! Gua gak takut"---

---"Dasar bocil cepuan!"

___

TBC

ABRAGA✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang