Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Selama sebulan berlatih di rumah Ye Mi, Xiao Sa sangat fokus menerima setiap pelatihan sehingga membuat semua orang yakin jika lelaki manis itu telah layak diajak dalam pertemuan bisnis para mafia. Dia juga menjadi lebih akrab dengan seluruh bawahan Ye Mi, kecuali Jeff yang selalu mengurung diri di kamar setiap kali Xiao Sa datang ke tempat itu. Mulanya, dia terus memikirkan alasan dibalik penghindaran tersebut, tetapi semakin lama dia semakin terbiasa. Dia menganggap Jeff adalah salah satu dari sedikit orang yang tidak nyaman berada dalam interaksi sosial.
Hubungan di antara Ye Mi dan Xiao Sa berjalan biasa saja, tidak terlalu banyak berkembang sejak hari di mana mereka bercinta di hotel. Xiao Sa cukup sering menghindar dan terlihat sedang menciptakan sedikit jarak. Tanpa Ye Mi ketahui, dia melakukan hal tersebut demi kebaikan mereka. Jika mereka tidak memiliki jarak, tidak menutup kemungkinan mereka akan bercinta lagi. Sementara Xiao Sa tidak ingin bercinta sampai dia bisa memastikan ketidakhadiran makhluk kecil di perutnya. Ye Mi berpikir Xiao Sa menghindar karena masih marah. Dia menghargai kemarahan lelaki manis itu dengan cara tidak sering menampakkan diri.
Xiao Sa lebih sering berinteraksi dengan Marco, berlatih bersama Marco, dan melakukan banyak hal yang lain. Karena terlalu asik menghabiskan waktu dengan teman barunya, dia tidak sadar jika Ye Mi sudah lama pergi. Ketika dia mencari-cari lelaki tampan itu, Marco selalu menunjuk pintu kamar Jeff dan benar saja, Ye Mi selalu berada di dalam. Entah itu merokok bersama Jeff, membicarakan bisnis, ataupun hanya duduk diam dan termenung. Xiao Sa tidak tahu kenapa sang kekasih sangat betah berada di dalam sana, yang jelas dia merasa tidak nyaman ketika mendapati kedua orang itu berada di ruangan yang sama.
Saat ini pun sama, Ye Mi tampak asyik memandangi punggung Jeff yang sedang menghadap ke jendela. Dapat terlihat jelas oleh Xiao Sa ada sesuatu aneh yang terlintas di mata Ye Mi meski dia tidak tahu jenis sesuatu tersebut. Detak jantung berdegup dengan kencang, napas memburu di setiap langkah tergesa-gesa, Xiao Sa segera duduk di pangkuan Ye Mi, bersikap mesra sembari mengatakan, "Aku selalu menemukanmu di sini."
Ye Mi terkejut dengan pendekatan Xiao Sa yang tiba-tiba sebab beberapa hari ke belakang lelaki manis itu selalu menjaga jarak. Dia akan menghindar ketika akan disentuh, lalu kenapa saat ini sangat berbeda? Ye Mi tidak terbiasa sehingga keterkejutan berhasil melukai Xiao Sa.
Xiao Sa meringis ketika didorong hingga membentur ujung kursi. Dorongan tidak begitu kuat, tetapi menimbulkan lebam ringan di daerah pinggang. Ketika sadar bahwa orang yang duduk di pangkuannya adalah Xiao Sa, Ye Mi segera meminta maaf dan menyuruh beberapa pegawai mengambil kotak obat.
"Tidak perlu, aku baik-baik saja," tolak Xiao Sa ketika akan diobati. Dia tersenyum kecut sebab kemarahan di dalam dada tidak juga padam. Dia pun bangkit sembari menarik tangan Ye Mi untuk mengajaknya keluar. Namun, ketika mereka sudah tidak ada di sekitar Jeff, Xiao Sa dengan cepat menciptakan jarak lagi di antara mereka.
"Antarkan aku pulang," ujar Xiao Sa, begitu singkat, padat dan jelas.
Ye Mi tidak langsung menjalankan perintah. Dia berdiri diam sembari menatap tajam Xiao Sa yang tampak sangat sulit dimengerti. Terlihat seperti dua jiwa yang berbeda.
"Kamu tidak dengar? Aku ingin pulang!" Semakin lama suara Xiao Sa semakin meninggi.
Ye Mi semakin pusing dibuatnya. Meski demikian, dia tidak ingin berdebat. Membungkam mulut rapat-rapat sebab dia tahu dia tidak akan menang melawan Xiao Sa yang tampak sangat sensitif. Namun, dia juga disalahkan setelah memilih untuk diam, seperti semua hal yang dia lakukan tidak ada yang benar di mata Xiao Sa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLOOM S.2 (YIZHAN)
FanfictionThe Gloom Season 2, jangan lupa mampir ke The Gloom Season 1 dulu. Tentang perjalanan hidup si kembar, Chen Yu dan Xiao Sa, dalam menggapai impian. Kebersamaan Chen Yu dan Xiao Sa harus terhalang oleh cita-cita. Keinginan untuk menjelajahi negeri or...