Bab 1

326 29 3
                                    


Sebagai hukuman karena tidak mengerjakan tugas, (Name) dihukum berdiri di luar sambil mengangkat satu kakinya sampai pelajaran Bahasa Inggris selesai.

"Haaahhhh... Gini amat hukumannya, pegel badan cape pikiran."

Netra merah beludru miliknya menatap lapangan sekolah yang kosong, biasanya akan ada junior yang bermain sepak bola di sana saat istirahat telah tiba.

Terkadang, kalau ia bosan (Name) akan bermain bersama junior ataupun senior. Kelihaian yang ia miliki menjadi pusat perhatian di sekolah.

Saat sibuk berperang dengan rasa kantuk yang terus menerus datang, (Name) tidak sengaja melihat pemuda dengan rambut warna hijau tua.

Itoshi Rin.

"—Woy Rin!!" (Name) memanggil pemuda tersebut, ia merupakan teman di eskul sepak bola.

Merasa namanya di sebut, Rin segera menoleh, matanya tertuju pada seorang gadis yang sering ia panggil dengan sebutan cegil tinggi.

"Lu resek anjing, malu sama umur tapi kelakuan kek bocah baru masuk sd."

Hadehhh... Baru juga ketemu ucapannya kek orang yang ngutang terus hutangnya di tagih.

Merasa tersinggung dengan ucapan Rin, (Name) akhirnya diam dan menutup mulutnya. Ia kemudian menatap ke arah lain.

"Gila, ada orang bicara sendiri, stres kali ya.." (Name) bergumam, tapi suaranya sengaja di besarkan agar Rin mendengar nya.

"Anak bangsat."

Rin menghela nafas, ia melangkahkan kakinya menuju tempat (Name) berada. Ia tahu alasan kenapa gadis ini bisa berdiri di depan kelas, layaknya patung hiasan di taman.

"Gue tebak ya.. Lu kena hukum kan sama sensei?"

Rin tersenyum sinis, kini wajah (Name) sedikit memunculkan rona merah. Sudah pasti itulah jawabannya.

"E-enggak tuh, tebakan lu salah.."

"Terus kalau bukan lu ngapain berdiri di sini?"

"Cuma berdiri aja.."

"Yang bener nih? Cuma berdiri aja?.."

"Iyaaahhh, beneran cokkk."

Rin terkekeh kecil, sifat dinginnya akan berkurang jika sudah bersama (Name). Ia suka melihat reaksi (Name) yang menurut nya cukup–lucu.

'Lucu, udah tinggi, cantik, bisa main bola, minusnya akhlak lu aja.'

"Udah belum? Sana pergi lu, gak asik, gak bisa di ajak bercanda."

(Name) mendorong tubuh Rin agar menjauh darinya, Rin tersenyum tipis lalu pergi meninggalkan gadis tersebut di depan kelas.

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

"Terus? Bocah emo itu ngapain lagi?" Ujar Isagi sambil menyuap bakso bakar ke dalam mulutnya.

"Yaudah gitu deh, habis itu dia langsung nyelonong pergi gara-gara gue suruh pergi, eh.. Dia pergi beneran."

(Name) kembali menyeruput susu coklat-dingin-nikmat-suwer-anjay  buatan buk kantin. By the way nama susu coklatnya memang begitu, karena resep kantin yang tidak berubah selama 10 tahun sekolah ini berdiri, membuat setiap nama makanan di sana punya julukan-julukan yang sangat absurd.

Contohnya bakso bakar-panas-enak-pedes-mantab-jos, atau pisang goreng-coklat-keju-yang-penting-enak
-cihuyy-asekk.

Sekolah yang sangat tidak manuk akal.

BLUE LOCK-!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang