Bab 4

115 16 1
                                    

Hening...

(Name) melirik dua kakel tersebut, hanya dengan satu kalimat dari Itoshi Sae-Shidou Ryusei. Kakel yang terkenal tengil itu langsung duduk manis di bangku perpus.

"Hah, ngapain lu kesini dek?" Sae menatap (Name).

"Oh, itu, mau nanya bang."

"Nanya apaan? Jangan aneh-aneh ya,"

"Enggak aneh kok!"

Dengan antusias (Name) bercerita tentang kejadian di kelas, kejadian tadi benar-benar membuat (Name) bete' banget.

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Setelah mendengar cerita (Name), Sae hanya menghela nafas kasar, entah sudah berapa kali kejadian ini terus berlangsung.

"Hadeh.. Gue ga ada pacaran sama siapapun."

"Tapi banyak ngaku backstreet ama lu, ga capek apa?"

"Namanya juga orang ganteng." Shidou menyengir.

"Jelas.." Sae menyahut.

Terdengar Shidou dan (Name) terkekeh, perpustakaan terasa seperti orang ramai hanya karena candaan dari Shidou.

"Yaudah, nanti tolong bang Ryusei, lu aja yang ngurus tuh cewek. Gue males mau ngeladenin masalah begituan."

Shidou kembali terkekeh, kemudian mengusap kepala (Name) dengan lembut sembari mengacak-acak rambut pendek (Name).

"Ok, ok, siap deh-"

"Sana balik ke kelas." ucap Sae dengan inotasi dingin.

Mendengar hal tersebut (Name) segera bangun dari kursi dan berjalan keluar dari perpustakaan.

"Eiitts.. Makasih banyak bang!"

Setelah melontarkan kalimat tadi (Name) langsung ngocar-ngacir ke kelas.

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Jam pelajaran sejarah.

Seharusnya ada guru yang mengajar di kelas, tetapi di kelas (Name) dan kawan-kawan tidak ada guru, alias jam kosong, cihuy!

Sudah pasti semua murid sibuk dengan urusan dunia masing-masing. Entah jajan, entah makan, entah bermain game, atau apalah.

Kita kembali fokus kepada karakter utama di cerita, Kenjiro (Name).

(Name) sendiri tidak memperdulikan apa yang terjadi di pagi tadi, lebih baik menghabiskan waktu dengan sesuatu yang bermanfaat.

"Kenjiro, pas pulang sekolah mau pergi ke cafe ga?"

Kamayuki Mira, teman perempuan (Name) yang sangaaattt setia.

"Cafe? Oh, yang dekat perempatan sekolah itu?!"

"Iya! Mau kesana ga?"

"Boleh, nanti aku izin sama Noa-sensei ga ikut futsal dulu."

"Oke~!"

Mira tersenyum lembut. Awal pertemuan pertemuan mereka terdengar cukup sial, bagaimana tidak? Saat itu (Name) dan Mira tidak sengaja bertabrakan di koridor sekolah karena terburu-buru. Botol air yang dibawa Mira tumpah membasahi seragam (Name), mirip seperti kejadian Bachira dengan (Name) di kantin.

"Aduh!"

Mira menatap (Name) dengan panik, padahal botol air itu akan ia berikan salah satu murid di kelas.

"Ma-ma-maaf!! Duh, ka-kamu gapapa kan?"

"I-iya, gapapa kok, santai aja kali."

Mira meminta maaf lalu berlari ke arah kelas, kalau diingatkan lagi, penampilan Mira dulu lebih culun dibandingkan sekarang.

Yah.. Wajar saja mereka berteman.

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Seperti yang dikatan oleh (Name), dirinya memutuskan untuk izin dari eskul futsal dan pergi bersama Mira.

Dirasa telah siap (Name) menunggu Mira di depan gerbang sekolah, hampir 30 menit dirinya menunggu.

-tetapi, tidak terlihat barang hidungnya, Mira sama sekali tidak ada kabar.

"Hadeh.. Ini anak kemana anjir, jadi ga sih.."

Ting! (Name) mendapat pesan masuk dari Mira.

Tangannya bergegas membuka ponsel, lalu membaca pesan dari Mira.

|Mira♡|

(Name), maaf bgt aku ga bisa hri ini..

loh? Knp????

Maaf bgt yh, tdi aku dpt kabar klo bundaku kambuh penyakitnya, jdi tdi aku udh plg duluan..

Maaf bgt (Name)!!!

Nanti aku beliin dango deh, terserah mw brp!!

;(

yah..

ywdh gpp, smga bnd lu cepet sembuh

titip salam buat bnda yh!

-

(Name) menghela nafas gusar, kalau ternyata begini lebih baik tadi ia tidak usah minta izin.

"Yasudahlah, musibah ga ada yang tau kan kapan datang?"

(TBC)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BLUE LOCK-!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang