01 | Kehadiran nya.

917 97 9
                                    

Malam itu, tepat di hari jadi pernikahan Frederick James dan Elena Amarissa bukan pesta meriah yang megah, bukan perasaan senang meletup-letup. Tapi suasana genting yang begitu menggerogoti ruang koridor sebuah rumah sakit besar.

Tepat di hari jadi mereka, sang buah hati akan terlahir. Bukankah harusnya bahagia? Iya. Seharusnya kedatangan sang buah hati disambut dengan meriah dan sukacita jika saja tidak ada insiden yang mengawali proses persalinan.

Pukul 7 malam tadi Elena yang sudah cantik dengan balutan gaun nya, menuruni tangga dengan hati-hati. Frederick yang sedang menelpon rekan kerjanya terlalu fokus hingga tak memperhatikan sang istri.

Tepat di ujung tangga, ketika tinggal 5 anak tangga lagi Elena merasakan keseimbangan nya terguncang hingga mengakibatkan dirinya tak sanggup menahan diri untuk terjaga. Ia jatuh dan mengakibatkan kepanikan di kediaman besar itu.

"ELENA!" Teriakan yang begitu menggelegar dengan nada penuh panik rasanya dapat didengar oleh seluruh manusia yang berada di kediaman itu.

Mendapati sang istri yang sudah tak sadarkan dirinya membuat Frederick melupakan segalanya. Ia melemparkan handphone nya begitu saja, menghampiri Elena dan bergegas mengangkatnya.

Alih-alih perasaan bahagia untuk menyambut kehadirannya. Kini malah perasaan panik dan takut yang dihadirkan. Frederick hanya berdoa, semoga sang istri baik-baik saja. Dia bahkan lupa dengan keadaan seorang anak perempuan berusia 5 tahun yang sejak tadi diam disamping nya.

Itu adalah kejadian dari lahirnya seorang Elias Frederick. Anak laki-laki tampan mempesona, dengan kecerdasan tinggi seperti sang ayah. Peristiwa yang benar-benar tidak akan para pegawai lupakan, bagaimana panik, dan duka nya suasana kediaman saat itu.

"Ngapain sih?"

Elias tersentak. Anak laki-laki itu kini telah dewasa, tepat hari ini dia menginjak usia 23 tahun. Malam ini diadakan pesta ulang tahun nya disebuah hotel ternama milik sang ayah. Dengan balutan baju rapih berjas dia tampan menawan.

Gladys Frederick. Wanita cantik berusia 27 tahun itu adalah kakak tirinya. Dia yang menyentak Elias dengan pertanyaan ketika anak itu sedang melamun. Gladys tampak cantik dan tak kalah menawan dengan gaun hitam nya, sangat elegan, menunjukkan betapa cocoknya dia menjadi pewaris.

"Gak." Jawab Elias dengan singkat, dia melangkahkan kaki melewati Gladys.

"Inget ya? Kalau kelahiran lo ini juga kematian ibu lo?"

Nada yang tak mengenakan itu menghentikkan langkah Elias. Dia melirik dengan tajam Gladys yang sedang memasang senyum miring. Memuakan.

Elias menyeringai. "Kebetulan kematian ibu lo kan deketan sama ulang tahun gue juga."

Tentu saja ucapannya membuat senyum miring Gladys hilang. Terganti dengan wajahnya tertekuk marah dan tangan mengepal. Elias mendengus.

"Ribet sih lo, sama-sama ditinggal ibu mah diem aja kata gue," gumam nya dan berlalu lebih dulu.

Pesta ulang tahun itu membosankan. Elias selaku bintang utama hanya berdiam diri di pojok ruangan. Dia sesekali menjawab obrolan-obrolan dari para petinggi perusahaan. Sialan, pesta yang selalu tampak menyenangkan di film nyatanya sangat memuakkan untuknya.

Ini bukan pesta ulang tahunnya. Ini hanya salah satu acara perusahaan milik sang ayah. Mencari rekan bisnis baru, mengeratkan hubungan bisnis, saling mencari keuntungan adalah kegiatan-kegiatan yang para tamu lakukan selama acara.

eliashton | nomin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang