02. Eating Together

434 88 7
                                    


"Unnie?" Giselle dengan pelan memukul pundak Rosé membuat perempuan itu berbalik kepadanya.

"Ini dari siapa?" Giselle dengan gerakan tangan yang kaku bertanya. Gadis itu baru menekuni bahasa isyarat beberapa bulan ini sebab ia sudah kelelahan hanya komunikasi menggunakan ponsel atau papan yang ia beli untuk berkomunikasi dengan Rosé.

"Tetanggaku." Jawaban singkat dari Rosé sebelum ia masuk ke kamarnya meninggalkan Giselle.

"Apa itu? Aku belum pernah melihat bahasa isyarat itu?" Giselle bergumam seorang. Ia duduk di sofa dan membuka buku panduan bahasa isyarat miliknya.

"Tetangga?" Gadis itu berucap dengan ekspresi terkejut, "Jadi, dia sudah punya tetangga? dia bertemu dengannya?" Nada suara Giselle terdengar panik.

"Aku harus melakukan sesuatu."

[I heard your voice]

"Kenapa kau lama sekali?"

Jennie memutar bola matanya melihat adik sepupunya tengah berkemas.

"Aku ke rumah tetanggaku memberikan kue beras."

"Oh, ya? Jadi siapa tetanggamu?"

Jennie mendekat, "Aku... Belum tau namanya."

Shin Ningning mengerutkan keningnya, "Kau tak kenalan?"

"Tidak, kami berkenalan. Kami juga mengobrol sebentar." Jawab Jennie dengan cepat.

"Lalu? Kau tak menanyakan namanya?"

Jennie menghela nafas dan menggeleng, "Aku lupa. Mungkin aku akan berkenalan lain kali."

Ningning mengangguk dan meletakkan barang terakhir Jennie di atas nakas lalu mengangkat kotak  besar tersebut yang telah kosong.

"Apa hanya ini barang barangmu, Unnie?" Ningning bertanya dengan heran pasalnya hanya ada 4 kotak di apartemen ini. Ningning tau betul jika Jennie tak cukup memasukkan barang barangnya di semua kotak yang telah ia persiapkan.

"Tidak, masih ada di lobby. Aku tak sanggup mengangkatnya." Ucap Jennie mengeluh sembari memegang pinggang belakangnya.

"Mau aku bantu ang—"

"Tidak, biarkan saja. Aku akan meminta bantuan kepada security nanti malam. Sebaiknya kau istirahat dulu."

Ningning menganggukkan kepalanya dan berjalan meletakkan kotak tersebut di gudang lalu kembali ke ruang tamu dan duduk di sebelah Jennie.

"Jadi, Tetanggamu seorang perempuan atau lelaki?"

"Perempuan."

"Bagaimana kesan pertamamu tentangnya?"

Jennie menoleh ke arah ningning, "Tiba tiba sekali kau bertanya seperti itu?"

"Ya... Memangnya kenapa? Hanya kesan pertama?"

Jennie menghela nafas, kepalanya agak mendongak mengingat pertemuan singkatnya dengan Rosé tadi.

"Dia... Pendiam." Tanpa sadar, Jennie berucap dengan sendirinya.

"Pasti akan sangat sulit dekat dengannya." Celetuk Shin Ningning mendapat lirikan tajam dari Jennie.

I heard your voiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang