2

8 0 0
                                    

Pagi yang mendung hari ini tidak mempengaruhi suasana hati Keena. Dengan menggunakan pakaian formal namun bukan hitam putih, Keena berangkat menggunakan kendaraan favoritnya yaitu ojek online. Pagi ini ia ada interview di salah satu perusahaan start up yang konon katanya menjadi impian para anak muda untuk bisa bekerja di sini, termasuk Keena yang memang semenjak kuliah berharap bisa bekerja di sini.

Ini merupakan interview tahap terakhir setelah sebelumnya Keena telah menjalani beberapa tahapan tes yang dilakukan secara online. Begitu sampai di depan gedung perusahaan, langsung saja ia masuk dan menuju lantai tempat ia akan menjalani interview yang telah diberitahukan sebelumnya. Kali ini dia akan melakukan interview untuk posisi sebagai staff marketing. Ya.. Walaupun ini tidak sesuai dengan jurusan kuliahnya yang mengambil jurusan akuntansi, namun karena sudah lelah menganggur maka ia daftari saja semua lowongan yang ada. Dan kebetulan pada lamaran kali ini ia bisa sampai di tahap ini padahal marketing bagi Keena adalah pekerjaan yang menakutkan. Menawarkan jualan saja Keena selalu canggung dan selalu merasa gagal apalagi harus membuat ide jualan, belum lagi ia akan dikejar-kejar target. Tapi lihatlah sekarang dirinya yang begitu nekat berada di sini untuk suatu posisi dari pekerjaan yang selalu ia hindari hanya dengan berbekal kata-kata motivasi bahwa hidup hanya sekali dan tidak ada salahnya mencoba hal baru.

Masih ada lima belas menit lagi tapi Keena benar-benar sedang dilanda gugup dan gelisah. Ia takut tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dengan benar. Ia dari dulu bukanlah seorang yang pandai dalam bertutur kata apalagi kalau diharuskan berbicara di depan banyak orang, ia akan mengalami demam panggung.

Mengubah kembali posisi duduknya menjadi lebih tegak dan mencoba mengurai gugup yang ia rasakan dengan menarik nafas dan mengeluarkannya dengan perlahan yang ia ulangi berkali-kali. Walaupun tidak menghilangkan sepenuhnya rasa gugupnya namun cara ini cukup efektif membuat ia kembali fokus dan tidak memikirkan hal-hal lain yang dapat mengacaukan dirinya.

Edarkan pandangan ke sekeliling tempatnya menunggu, entah memang hanya Keena saja yang lolos sampai di tahap ini ataukah kandidat lainnya memiliki jadwal yang berbeda dengannya. Namun saat ini ia benar-benar sendirian di sini, setelah tadi ia disuruh duduk dan menunggu di sini sebelum nanti akan dipanggil. Walau ruangan ini terlihat nyaman dengan desain yang sederhana dengan warna-warna yang lembut dan juga suhu ruangan yang dingin, tetap saja untuk saat ini Keena rasanya takut sekali sampai rasanya ia ingin kabur saja. Tapi tentu saja ia tidak akan kabur, yang benar saja Keena tidak segila itu untuk kabur di saat ia sudah ada di tahap ini. Jadi apapun yang akan terjadi biarkan saja akan Keena hadapi walaupun sambil menangis.

"Atas nama Almadiyah Alkeena, silakan masuk!" Panggil perempuan yang sedang berdiri di depan pintu tepat di depan Keena duduk. 

"Baik Bu."

Segera saja Keena melangkah masuk. Ia harap kali ini keberuntungan berpihak padanya.

***

Meminum sebotol minuman teh dingin yang ia beli di minimarket, sambil edarkan pandangan mencari kursi kosong yang dapat ia duduki. Huh... Hari ini benar-benar melelahkan. Sudah tidak secerah pagi tadi kini penampilan Keena sudah jauh dari kata rapih. Ia benar-benar lelah. Setelah kurang lebih setengah jam ia diinterview, ia merasa kali ini ia tidak akan lolos lagi. Menarik napas dan kembali mengafirmasi diri sendiri dengan kata-kata penyemangat agar dirinya dapat ikhlas dan berlapang dada jika nanti ia kembali dighosting hrd dan berakhir dengan pengumuman bahwa ia belum diterima bekerja. Ya sudah mau bagaimana lagi jika memang belum rezekinya.

Minumnya tinggal seperempat botol dan perutnya sudah terasa penuh, namun Keena belum ingin pulang. Ia masih ingin menenangkan dirinya dulu. Menelungkupkan diri di atas meja yang kebetulan ada di depannya. Ia ingin memejamkan matanya sebentar, ia tidak akan tidur. Ia hanya ingin istirahat sebentar walaupun ia tahu ini bukan tempat yang tepat.

Laut Tak Selalu TenangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang