(Marcello PoV)
"We've been together so long, Ren ... since I don't know when ... I know you. You know me. We know each other much better than our old men do...
"And seeing you ... fell for Harris ....
"That's the best thing I saw in you ....
"You were ... so bright .... You looked so happy ....
"I swear, I saw fireworks on your head everytime you say his name ....
...
I wonder ....
Is that Love?
...
Is it really good to fall in love?
...
..
Is it really ...
... that magical?
Because everytime you're with him, I feel like—
... I don't even know you.
I don't know the real you ....
The Happy You ....
...
Then I keep asking this:
... Am I ruining your life? Reno?
***
(Moreno PoV)
Sepanjang jalan menuju stasiun aku chatting dengan Marcello. Mungkin sudah lumayan lama kami tidak saling bicara.
Memang biasanya seperti itu. Ketika Marcello atau aku pergi karena membutuhkan personal space, kami tidak akan sering saling menghubungi. Kami baru akan saling kontak jika salah satu yang pergi menyapa lebih dulu.
Dan kali ini rasanya janggal.
Baik, Marcello memang bukan sekali ini minggat tanpa kabar. Hanya saja terakhir aku bertemu dia, dia menangis seperti anak kecil. Lalu menghilang. Ia bahkan berbohong, pergi shopping ke Singapore, padahal Eross bilang dia ada di rumah.
Dan lagi, dia bilang dia membutuhkanku.
Ini bukan hal yang pertama kali.
Tapi rasanya ... janggal ....
Marcello: Gue nggak bisa jemput. Balik sendiri, ya?
Marcello: Gue nggak di rumah.
Aku: Emang kamu lagi dimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The Lenses
General FictionEross tak pernah berada di satu tempat. Bepergian kemana pun yang dia suka, tanpa uang, tanpa rencana, hanya ada dia dan kameranya. Dengan kemampuan fotografinya, ia bisa makan dan melakukan apa pun yang dia inginkan. Hingga di satu kota, di sebuah...