6.

57 3 0
                                    

#revisi
¶¶¶¶¶¶

Pagi harinya, Elvara terbangun lebih awal daripada Panca. Ia menatap Panca yang tidur di sebelahnya dengan posisi tangan di perut. Elvara menghembuskan nafas pelan.

"Kak, bangun udah jam 6,"panggil Elvara ke Panca. Panca membuka matanya dan menatap ke wajah istrinya itu.

"Morning Elvara,"

"Morning to,"

"Agenda kamu hari ini apa?,"

"Di rumah aja, kenapa?,"

"Gapapa. Nanti bantuin bara ya,"

"Bantuin apa?,"

"Ada deh. El, bisa bantuin aku?," Elvara mengangguk. Ia lantas membantu Panca untuk duduk di kursi rodanya. Panca pergi ke kamar mandi sendirian. Elvara membereskan tempat tidur, dan mengambilkan Panca baju untuk kerja.

"Kak, bajunya udah ada ditempat tidur, gue mau turun buat nyiapin makanan," ucap Elvara di depan pintu kamar mandi.

"Iya Elvara,"jawab Panca

Elvara pun turun ke bawah. Dapat ia lihat kalau maid² di mansion Panca lumayan banyak. Mereka tengah menyiapkan makanan, dan membersihkan mansion.

"Pagi mba, hari ini sarapannya apa aja?,"tanya Elvara ke salah satu maid yang sedang menuangkan air putih kedalam gelas

"Ada capcay, ayam goreng, telor ceplok, sama tempe cabe ijo nona,"

"Ooo okee. Mba lanjutin kerjaan mba ya," maid itu tersenyum lalu melanjutkan pekerjaannya.

Saat sedang minum susu, tiba-tiba ada Bara yang menghampiri Elvara.

"Pagi nona, ini saya bawakan beberapa sketsa desain taman terbaru dan dengan nuansa modern, silahkan nona pilih mau yang mana,"ucap Bara sambil menyerahkan beberapa lembar kertas ke Elvara. Elvara bingung, tetapi ia mengambil kertas itu.

"Untuk apa Bar?,"tanya Elvara yang kebingungan

"Tuan menyuruh saya untuk membantu nona mewujudkan impian nona yang ingin membangun sebuah taman di belakang rumah, karena itu, saya membawakan beberapa sketsa hasil dari para arsitek ternama,"jelas Bara. Elvara pun terkejut, secepat ini?

"Nanti aku obrolin dulu sama Panca,"

"Oke baik nona, saya permisi," Elvara mengangguk. Ia menatap beberapa lembar kertas ditangannya. Setiap lembar memiliki gambar yang bagus

Tak lama, Panca keluar dari lift dengan kondisi yang sudah rapi. Elvara pun menyimpan kertas itu di kursi sebelahnya. Ia lalu mengambilkan Panca makanannya.

"Makasih Elvara,"

"Iya,"

Mereka mulai sarapan dengan tenang.

Setelah selesai

"El, Bara udah kasih sketsanya?,"

"Udah,"

"Pilih yang menurut kamu bagus," Elvara terus membolak-balikkan kertasnya.

"Aku suka ini, boleh?," Tanya Elvara ke Panca. Elvara tertarik dengan salah satu sketsa yang sangat menarik.

"Boleh El, nanti aku kasih tau Bara. Sini kertasnya," El menyerahkan kertas itu ke Panca.

"Yaudah ya El, aku berangkat kerja dulu,"

"Hati-hati dijalan," Panca mengangguk.

Elvara pun menatap kepergian Panca.

•••

Perfect Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang