hujan

32 5 1
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

"Kenapa, Jem?" Tanya Junata setelah melihat wajah masam Jeremy.

"Ternyata abang Ji udah di rumah."

"Dia nggak lembur?"

"Gue tadi juga mikir gitu. Cuma pas gue tanya ternyata enggak."

Junata mengangguk sebelum kembali melirik Jeremy yang masih sibuk dengan ponselnya.

"Gue anter yuk, Jem."

"Gue bawa mantel hujan satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue bawa mantel hujan satu. Lo pake aja." Kata Junata.

"Terus lo?"

"Gak masalah gue. Lo baru sembuh nanti malah repot kalo sampe sakit lagi."

"Kalem, Jun. Gerimis doang ini."

"Ntar lo pusing lagi,"

"Enggak bakal, aman."

Perdebatan itu berakhir dengan Junata yang memakai mantel hujan sedangkan Jeremy tidak. Untung Jeremy sempat membawa jaket saat akan pergi.

Sebetulnya hanya rintik hujan biasa, namun jika menempuh jarak ke rumah Jeremy bisa di pastikan tubuh mereka akan basah kuyup.

"Gue cuma punya helm satu,"

"Lo pake juga."

"Masa gue semua?"

"Biar safety."

Junata sedikit menyesal tidak mendengarkan ucapan Jifaldi tentang membeli helm baru untuk penumpang. Hal itu tentu akan sangat membantunya sekarang.

"Ayo naik. Gue boncengin."

"Gue aja, kan gue yang numpang."

"Takut kena tilang karena lo gak pake helm."

Jeremy tidak menjawab. Dan memilih mengikuti kemauan pemilik motor yang akan mengantar dirinya.

"Jangan lupa pegangan. Gue takut lo jatuh."

Jeremy masih diam bahkan setelah Junata mulai menjalankan motor membelah jalanan.

Di perjalanan tidak terlalu jauh itu, keduanya enggan mengeluarkan kalimat lagi. Memilih fokus diri masing-masing.

Atau hanya Junata?

Karena Jeremy di belakang sana diam-diam memperhatikan Junata dari balik spion yang tampak menarik karena mantel hujan berwarna cream dan helm bogo lucunya.

Hal itu terus dilakukan sepanjang perjalanan.

Melihat bagaimana wajah Junata terlihat sedikit kepayahan saat terkena air hujan akibat kaca helm bolong. Lalu bibirnya bergumam akibat kelakuan pengendara lain yang ugal-ugalan.

Jeremy suka.

"Makasih ya Jun, udah mau repotin diri lo anter gue balik." Ucap Jeremy begitu turun. Memecah keheningan pertama kali.

"Gak repot, sekalian gue cari angin. Lo masuk gih, mandi terus ganti baju lo yang basah."

Jeremy enggan beranjak.

"Lo aman, Jem?" Tanya Junata.

"Sedikit pusing..." Matanya tampak tidak fokus membuat Junata ikut khawatir. Bagaimana pun juga dia yang minta buat mengantar Jeremy.

"Lo sih ngeyel di suruh pake mantel nggak mau. Gue beli obat dulu sebentar, lo tunggu───"

Belum sempat Junata menyalakan motornya lagi. Jeremy sudah menarik kedua sisi lengannya untuk mendekati lalu semua terjadi begitu saja.

Cup

Jeremy berani bersumpah kalau itu ciuman pertamanya untuk orang lain.

Jeremy berani bersumpah kalau itu ciuman pertamanya untuk orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©fromjekecil

young age ; jeongkyu. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang