Halilintar thunderstorms dan gempa earthquake,mereka berdua adalah sepasang suami istri,gempa juga sangat popular akan kecantikan nya,dan indahnya tubuh seorang uke seperti gempa itu lah yg membuat halilintar mencintai nya.
Halilintar masih bersiap di ruang tamu, mengecek semua berkas berkas yg dia perlukan untuk di bawa ke kantor miliknya.
Di sana juga adalah anak mereka yaitu gentar thunderstorms, gentar di kenal seorang anak yg nakal seperti sang paman blaze.
Gentar berumur 10 tahun,halilintar masih sibuk menyiapkan berkas berkas nya.
Gentar sedang bermain mainan mobil nya dengan di arahkan sana sini.
"Brumm brummm"
Suara gentar meniru suara mobil.tanpa di sengaja, gentar tak sengaja menjatuhkan vas bunga yg di buat oleh tangan tangan halilintar sendiri untuk gempa, halilintar kaget dia ingin memarahi gentar namun.
"HUWAAAAA, MAMAAA!! PAPAA JATUHINN VAS BUNGA MAMA!!"
Teriak gentarHalilintar menggeram ingin memukul gentar namun di saat itu juga, kepalanya menjadi sasaran panci.
Gempa memukul nya sebanyak 6x, Kini halilintar terluka lebam.
"aduh! aduh!! SAKIT!! aduhh!"
"Terima ini!!Mampus kamuu!!!"
Setelahnya, Gempa memeluk gentar dan memeriksa keadaan nya karena gentar tepat sangat dekat dengan vas bunga yg jatuh.
Halilintar menggeram,Dia berdiri lalu pergi ke kamar,dia ingin mengobati lukanya.
"ashh.."
Ringis halilintar saat dia menyentuh lukanya dengan obat.
Halilintar diam ketika melihat gempa dari cermin masuk ke dalam kamar sambil tersenyum, Gempa mendekatinya.
Sedangkan halilintar hanya masih sibuk dengan mengobati lukanya lebamnya, gempa memegang tangan hali sontak memberhentikan pergerakan halilintar sebentar.
"sini, biar aku, aja yg obatin"
Ujar gempa sambil tersenyum, dia kaget ketika halilintar menepis tanganya dengan kasar hingga tangannya terhempas.
Senyum gempa hilang, dia menatap halilintar yg sama sekali tak ingin menatapnya,halilintar sebelumnya memang tak akan pernah marah ketika dia memukuli nya akibat kesalahan.
"Aku bisa sendiri."
Ujar halilintar selesai mengobati lukanya, dia beranjak keluar, tangan gempa mengepal,halilintar masih memakai jas nya di depan pintu sebelum keluar.
Lagi lagi gempa datang membawa sebuah bekalan untuk hali.
"ini bekalmu, jangan sampai melupakan nya, aku sudah memasakkan ini dengan penuh-ahk!"
Perkataan terpotong ketika halilintar lagi lagi membuang bekal buatannya, dia menepis tangan gempa sekali ini,Bekal itu kini berantakan di bawah lantai, halilintar hanya pergi tanpa perduli.
Gempa sebetulnya merasa sedih, dia menunduk dan mengemas semua makanan yg berserakan di bawah, Halilintar masuk ke dalam mobilnya, dia tak mengucapkan selamat tinggal untuk hari ini.
Gempa menindikkan air mata,dia mengusapnya ketika gentar memeluk gempa dari belakang.
Gempa membuang semua makanan itu lalu memeluk gentar balik,gentar terlihat sedih namun gempa tersenyum, dia menunduk dan mengelus pipi gentar.
"gapapa kok, mama gapapa, ya?"
"tapi ma.."
"Udahh, mama kan kuatt"
Gempa terkekeh sambil memperlihatkan ototnya yg kecil,gentar tetap terlihat sedih, dia tau betul karena salahnya mama nya sampai di buat seperti ini.
"Mama..sebenarnya gentar yg jatuhin vas bunga mama.."
Jujur gentar.Gempa sontak melihat gentar.
"Apa?.."
"Gentar yg salah mama, gentar ga mau di hukum mama makanya gentar bilang kalau papa yg jatuhin vas bunga nya.."
Gempa mengelus pipi gentar sekali lagi.
"Sayang..siapa yg ngajarin kamu kyk gini?..Mama kan udah ajarin kamu biar jujur terus,kalau kamu jujur mungkin mama ga akan marah sayang.."
"maaf mama..gentar minta maaf, gentar janji, gentar akan minta maaf sama papa nanti, dan akan jujur"
"Huft..baiklah,"
Gempa tersenyum hangat, dan menyuruh gentar untuk tidur siang,Gentar mengangguk lalu pergi ke kamarnya..
Gempa melihat masih ada sisa makanan yg belu di bersihkan, dia juga melihat tangannya yg tadi di tepis dan ia gunakan untuk memukul suaminya sendiri.
"Maaf.."
Ujarnya menyesal.
Di jam 21:34, halilintar sudah pulang dan masuk tanpa memberi salam atau ketukan sebelumnya,namun raut wajahnya sangat datar..
Gempa tersenyum berdiri di hadapan halilintar, dia melepaskan jas nya dan mengambil tasnya, Gempa bersyukur kali ini hali membiarkan nya.
Halilintar duduk di sofa, dia menutup matanya kelelahan, Gempa masih berdiri di hadapannya.
Halilintar melihat gempa dengan denangan air di matanya,gempa tertegun melihat raut wajah halilintar yg berubah demikian.
Halilintar berdiri mendekati gempa, dia memegang tangan gempa yg tadinya ia tepis.
"Apa..masih sakit?.."
Suara gemetar hali tak dapat menahan tangisnya, air mata mengalir dengan derasnya, kemudian meletakkan tangan gempa pada pipinya sambil menciumi nya.
Gempa tersenyum lembut, dia menatap halilintar dengan penuh cinta.
"Kenapa kmu masih mau memperdulikan aku walau aku udah pukul kamu sampai lebam begini.."
Gempa menatap luka lebam halilintar.Halilintar nangis sesegukan, dia mengangguk tak ingin menjawabnya, dia memeluk gempa erat, begitu juga gempa.
"Dimana..hiks, dimana bekal ku tadi?..."
"sudah aku buang sayang..sudah kotor dan jatuh,aku bisa membuat nya jika kau ingin.."
Halilintar tersenyum mengangguk pelan.
"Terima kasih.."
"sama sama"
Gempa mencium pipi halilintar dan puncuk hidung nya, halilintar menciumi kening nya dan mengecup pelan bibir gempa membuat mereka berdua memerah satu sama lain.
"I love you hali.."
"I love you too, and always be."
Mereka berpelukan erat,gempa suka dengan sifat hali yg sama sekali tak bisa memukuli nya atau mengkasarinya, jika dirinya kasar pasti dia akan menangis meminta maaf sambil menunduk/berlutut
Gempa juga sangat sayang dengan halilintar, walau dirinya terkenal dingin tapi dia selalu bersikap lembut di hadapan istrinya gempa.
Gempa beruntung memiliki seorang suami seperti halilintar, yg cengeng seperti seorang anak bayi..
Gempa memeluk hali eray erat, dia tak akan membiarkan seorang pun menyentuh nya ataupun mengambil nya darinya.
-END
14 Feb.