10

327 15 0
                                        

Jangan lupa vote and komen
Kalau ada penulisan yang salah tolong di tandai

Setelah mengantar Queela pulang dengan selamat, Alzeiron tidak langsung kembali ke apartemennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengantar Queela pulang dengan selamat, Alzeiron tidak langsung kembali ke apartemennya. Ia malah memutar arah ke tempat yang paling enggan ia datangi. Rumah lamanya.

Kakinya menapak masuk ke dalam rumah megah berlantai empat itu. Begitu sampai di ruang keluarga, pemandangan yang langsung menyambutnya adalah pria paruh baya sedang bermesraan dengan seorang wanita berpakaian mencolok berwarna merah terang yang terasa menyakitkan mata.

Tanpa memedulikan keduanya, Alzeiron melangkah melewati mereka. Pemandangan itu sudah jadi rutinitas menjijikkan tiap kali ia pulang, itulah sebabnya ia memilih tinggal sendiri di apartemen pemberian ibunya.

"Alzeiron, berhenti di situ!” tegur pria paruh baya itu dengan nada perintah.

Begitu berdiri, ia merapikan kemejanya yang sedikit kusut. Alzeiron menatapnya dingin, enggan, lalu pria itu melirik sekilas ke arah wanita di sofa yang kini sedang tiduran dengan santai.

"Akhirnya kamu tahu rumah juga! Sudah  lama sejak saya ingin menyeret kamu kembali!"

"Enggak usah basi-basi apa yang ingin anda bicarakan?" tanya Alzeiron dengan wajah datar.

"Sudah saya bilang berapa kali bahwa tugas mu itu belajar Alzerion! Bagaimana kau bisa menjadi pewaris perusahan jika nilai yang kau punya bahkan tak pantas disebut bagus."

Alzeiron benar-benar muak akan pembahasan ini. Jika saja dia tidak membutuhkan barang-barang nya yang ada dirumah ini maka ia tak sudi menginjakkan kakinya disini.

"Kalau memang nilai saya memalukan, lebih baik Anda tidak usah jadikan saya pewaris,” ucapnya santai."

"Lalu kau ingin orang luar yang mengurus perusahaan? Apa kau sudah gila?!" teriak pria itu membuat Alzeiron mengusap-usap telinga nya yang terasa sakit.

"Suruh saja pelacurmu itu untuk melahirkan anak yang bisa kau jadikan pewaris!" Alzeiron berteriak tak kalah keras.

"Jaga ucapan mu!" bentak pria itu membuat mereka berdua saling beradu tatapan tajam dengan tangan yang mengepal menahan emosi.

"Jangan mengatur ku Tuan Devran! Sejak ibu kehilangan nyawa karena perbuatan bejat mu, kau bukan lagi ayah ku!" ujar Alzeiron penuh penekanan.

"Jika kau memang begitu menginginkan pewaris mu yang mewarisi perusahaan, suruhlah pelacur itu untuk melahirkan keturunan mu." tunjuk Alzeiron lalu tanpa berpamitan laki-laki itu menaiki tangga menuju ke kamarnya.

"Anak kurang ajar kau Alzeiron! Kembali, saya belum selesai bicara!" terik pria itu namun Alzeiron tak berhenti berjalan.

"Alzeiron!" teriak pria itu namun tentu saja Alzeiron tak menoleh sedikit pun.

Mau sebesar apapun pria itu berteriak Alzeiron tak akan pernah berbalik menghadap pria itu.

Sejak ibunya jatuh sakit dan terkena serangan jantung akibat mengetahui perselingkuhan pria itu, Alzeiron sudah memutuskan hubungan keluarga dengan nya.

ALZEICIA(REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang