Jangan lupa vote and komen Kalau ada penulisan yang salah tolong di tandai
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah mengantar Queela sampai kerumah dengan selamat, Alzeiron tak kembali ke apartemen nya melainkan kembali ke rumah yang menjadi tempat paling ia benci sekarang.
Kaki nya melangkah masuk kedalam rumah mewah bertingkat empat itu. Saat tiba di diruang keluarga yang ia lihat adalah pria paruh baya yang sedang bermesraan dengan wanita berpakaian sexi berwarna merah terang yang menyakitkan mata.
Alzeiron mengacuhkan mereka dan melewati begitu saja. Ini sudah menjadi tontonan sehari-hari jika ia dirumah makanya Alzeiron memutuskan untuk tinggal sendiri di Apartemen pemberian ibunya.
"Alzeiron, berhenti disitu!" perintah pria paruh baya itu setelah melihat Alzeiron melewatinya. Setelah bangun dari duduk nya pria itu langusung merapikan kemejannya yang sedikit kusut
Dengan terpaksa Alzeiron berbalik menatap pria yang berstatus ayahnya itu. Laki-laki itu menikkan satu alisnya tanda bertanya lalu ia melirik sekilas perempuan yang sedang duduk di sofa dengan posisi tidur.
"Akhirnya kamu tahu rumah juga, sudah lama sejak saya ingin menyeret kamu kembali!" kata pria itu sambil menatap tajam Alzerion
"Enggak usah basi-basi apa yang ingin anda bicarakan?" tanya Alzeiron dengan wajah datar
"Sudah saya bilang berapa kali bahwa tugas mu itu belajar Alzerion! Bagaimana kau bisa menjadi pewaris perusahan jika nilai yang kau punya bahkan tak pantas disebut bagus."
Alzeiron benar-benar muak akan pembahasan ini. Jika saja dia tidak membutuhkan barang-barang nya yang ada dirumah ini maka ia tak sudi menginjakkan kakinya disini.
"Bukankah anda hanya tidak perlu menjadikan saya pewaris." kata Alzeiron dengan santai.
"Lalu kau ingin orang luar yang mengurus perusahaan? Apa kau sudah gila?!" teriak pria itu membuat Alzeiron mengusap-usap telinga nya yang terasa sakit.
"Maka suruh pelacurmu itu untuk melahirkan anak yang bisa kau jadikan pewaris!" Alzeiron berteriak tak kalah keras.
"Jaga ucapan mu!" bentak pria itu membuat mereka berdua saling beradu tatapan tajam dengan tangan yang mengepal menahan emosi.
"Jangan mengatur ku Tuan Devran! Sejak ibu kehilangan nyawa karena perbuatan bejat mu, kau bukan lagi ayah ku!" ujar Alzeiron penuh penekanan.
"Jika kau memang begitu menginginkan pewaris mu yang mewarisi perusahaan, suruhlah pelacur itu untuk melahirkan keturunan mu." tunjuk Alzeiron lalu tanpa berpamitan laki-laki itu menaiki tangga menuju ke kamarnya.
"Anak kurang ajar kau Alzeiron! Kembali, saya belum selesai bicara!" terik pria itu namun Alzeiron tak berhenti berjalan.
"Alzeiron!" teriak pria itu namun tentu saja Alzeiron tak menoleh sedikit pun.