Terlihat seorang gadis remaja yang saat ini usianya menginjak 19 tahun yang tampaknya terlihat bimbang haruskah dia meminjam helm pada tetangganya atau tidak usah, helmnya sendiri basah karena kemarin dia kehujanan.
"Dek pinjem aja sama Bu Ida itu." saran seseorang yang tak diindahkan sama sekali oleh gadis tersebut.
"Adek." panggilnya lagi namun tetap tak di gubris.
"Kamu tuh kalau udah main hp gak inget sama dunia."
"Eh iyaa Mah maaf adek gak usah pake helm aja deh, adek udah telat Mah." tolaknya dan langsung menaiki motor kesayangannya itu.
"Kalau ketilang Mamah gak ikut-ikutan."
"Gapapa Adek punya banyak duit kok." sombongnya sambil mengibaskan rambutnya bebas.
"Dasar kamu tuh, ya udah sana berangkat. Hati-hati yaa."
"Okey Mah. Bye bye."
Gadis itu pun akhirnya berangkat tanpa menggunakan helmnya dan siapa sangka ternyata di tengah perjalanannya akan ada nasib buruk yang menunggunya.
"Eh apa tuh kok rame gitu, ada yang tabrakan kah?" ucapnya saat melihat dari kejauhan terlihat kerumunan orang dan ada juga beberapa polisi. Bahkan gadis itu tak curiga sama sekali bahwa yang di depan sana merupakan polisi yang bertugas untuk menilang.
Saat sudah dekat dengan kerumunan gadis itu pun di hadang oleh satu polisi dan dia pun baru sadar kalau polisi tersebut merupakan polisi yang sedang bertugas.
"Selamat pagi, kami dari kepolisian ada penerti-"
"Pak gak ada waktu, mohon maaf pak untuk kali ini bebasin saya yaa? Saya janji besok besok gak bakal ngulangin lagi dan saya juga pasti bakal pake helm kok pak." Belum selesai polisi itu berbicara sudah dipotong oleh gadis tersebut dengan paniknya.
"Tidak bisa, kamu tidak memakai helm artinya kamu melanggar peraturan lalu lintas. Tunjukkan sim kamu." suruh polisi tersebut dengan tegas.
"Pak saya belum punya sim, pak beneran deh saya udah telat ini saya udah telat 10 menit buat masuk kelas." Ucapnya sambil memperlihatkan jam tangannya tepat ke depan wajah polisi itu.
"Tuh gara - gara bapak saya jadi telat 15 menit." Kesalnya sembari menatap geram pada polisi tersebut.
"Itu salah kamu sendiri. Baik kalau begitu ikut saya ke kantor."
"Pak gak bisa pak ini masa depan saya, pak please buat kali ini bebasin saya yaa. Tuh tuh pak ada yang gak pake helm tuh kok dibebasin pak ituu." Hebohnya sambil menunjuk pengendara lain yang tidak memakai helm.
"Tidak apa-apa ada rekan saya yang menangani, ayo ikut saya ke kantor."
"Mana ada tuh lihat tuh gak ditilang, pak jangan licik yaa bapak ada dendam ya sama saya? Ah saya bantu kejar aja yaa? Saya kejarin ya pak?" tawarnya dengan excited.
"Tidak usah itu tidak perlu."
"Pak sumpah saya bantuin kejar yaa? Saya baik loh ini nawarin."
"Tidak nanti kamu kabur." Tepat sasaran gadis tersebut pun menghela nafas berat.
"Engga dongg pak nanti saya kesini lagi sama pengendara itu pakk seriuss."
"Kalau begitu biar saya ikut, saya yang mengendarai."
"Loh gak usah pak biar saya aja." Kekeuh gadis tersebut.
"Mau kejar dan saya yang bawa atau mau ke kantor?" tawarnya yang membuat gadis tersebut menggigit bibirnya cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Love Me?
Teen FictionRasya Mahameru gadis yang kerap kali di panggil Aca merupakan gadis yang nakal, jahil, dan urakan tiba-tiba terikat dengan pertanggungjawaban konyol yang diluar nalar. Dia harus menikah dengan putra dari ibu-ibu yang tidak sengaja mobilnya dia tabra...