"Aca lo ngapain semalem kerumah tu Ibu-ibu?" sungut Cica
Mereka berdua saat ini berada di perpustakaan di bagian belakang, "Gapapa." Jawab Aca singkat yang membuat Cica memukul kepala Aca pelan.
"Aw, kenapa ih."
"Ya lagian lo sih, ngapain kesana? Jujur sama gue."
"Kakak gue di penjara dan gue yakin itu ulah tu Ibu-ibu."
"Hah? Kak Regan di penjara? Karena apa Ca?" tanya Cica khawatir
"Gelapin uang dan gue yakin Kak Regan ngelakuin itu karena uangnya buat bayar kesalahan gue." Jawab Aca lirih.
Cica merangkul Aca dan mengelus lengan Aca pelan, "Gue yakin Kak Regan gak gelapin uang Ca, pasti Kakak lo di jebak."
"Hah? Dijebak gimana maksud lo Ci?"
"Iya pasti gak jauh-jauh dari suruhan tu Ibu-ibu." Jawab Cica dengan menahan amarah.
"Itu Ibu-ibu emang sialan banget." maki Cica yang hanya diangguki oleh Aca.
Aca berpikir sejenak, 'Kenapa gue gak pernah kepikiran? Bener juga pasti Kakak dijebak sama orang, gue harus ketemu sama Kakak.' Batin Aca.
"Ci lo mau temenin gue buat ketemu Kak Regan gak?" tanya Aca pelan.
"Ya jelas mau lah, ayoo kapan?" jawab Cica semangat, Aca tersenyum melihat sahabatnya itu.
"Sekarang aja ayo."
"Ayoo let's goo!!"
Mereka pun berjalan keluar perpustakaan dan segera berangkat ke kantor polisi. Sesampainya di kantor dia bertemu dengan Risky yang sedang berbincang dengan rekannya.
"Ca bukannya itu polisi yang waktu itu nilang lo?" tanya Cica polos sambil menunjuk Risky. Aca menurunkan tangan Cica yang menunjuk Risky.
"Iih jangan ditunjuk-tunjuk." Sewot Aca. Risky yang melihat dua sejoli itu hanya memperhatikannya.
"Ya selow dong gue cuma nunjuk doang aelah." Ketus Cica.
Aca menatap Risky namun yang ada dipikirannya tiba-tiba terlintas Risky yang kemarin di kolam renang dengan badan yang atletis dan wajah yang seksi yang sa-
"Ca? ACAA!" teriak Cica sukses menyadarkan Aca dari lamunannya yang sangat tidak sopan itu. 'Argh sialan dia ngeganggu pikiran gue.' Batin Aca.
"Oh iya ayoo." Ajak Aca sambil menarik Cica masuk ke dalam kantor.
"Ada keperluan apa kesini?" tanya Risky yang langsung menghadang Aca.
Aca yang dihadang tiba-tiba seperti itu seketika gugup dan lagi-lagi dia terbayang Risky yang semalam, dia pun akhirnya memukul kepalanya cukup keras yang membuat Cica dan Risky menatapnya heran sekaligus khawatir.
"Loh Caa kenapa? Kenapa? Kepala lo sakit?" tanya Cica dengan khawatirnya.
"E-eh engga Ci engga, ini anu kepala gue agak pening aja dikit." Jawab Aca panik dengan menggelengkan kepalanya heboh.
"I-ini Pak saya ada kunjungan untuk mengunjungi saudara Regan Vandana." kata Aca sukses membuat Risky mengernyit bingung.
"Kamu siapanya pelaku penggelapan itu." Aca yang mendengar itu seketika langsung naik pitam.,
"Anjir sialan jangan bilang Kakak gue kayak gitu ya bangsat, Kakak gue bukan pelaku enak aja asal ngomong kayak gitu." Marah Aca, Cica yang melihat itu justru panik dan takut juga soalnya ini kantor polisi.
"Ca Aca sabar Caa ini kantor polisi." Kata Cica menenangkan sahabatnya itu sembari menahan tubuhnya yang sepertinya ingin sekali menerkam Risky.
Risky yang melihat Aca seperti itu semakin mengerutkan dahinya bingung dan berusaha mencoba ikut menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Love Me?
Teen FictionRasya Mahameru gadis yang kerap kali di panggil Aca merupakan gadis yang nakal, jahil, dan urakan tiba-tiba terikat dengan pertanggungjawaban konyol yang diluar nalar. Dia harus menikah dengan putra dari ibu-ibu yang tidak sengaja mobilnya dia tabra...