Aca seharian ini hanya diam dikamarnya tanpa keluar sama sekali sejak tadi pagi tentu hal itu membuat Sari sang Mamah merasa khawatir.
"Dek kamu dari tadi pagi kok gak keluar kamar? Kamu libur kan dek? Ayoo makan sama Mamah dek." Panggilan Mamahnya hanya membuat Aca bergeming sebentar lalu focus lagi dengan music di laptopnya.
"Adek ayo makan sayang ini udah jam 2 pagi loh."
"Dek Mamah masuk yaa." Lagi lagi Aca hanya mendiamkan Mamahnya dan Sari tidak bisa masuk lantaran pintunya Aca kunci.
"Kalau gitu Mamah makan duluan, nanti makan ya sayang." Aca hanya menganggukkan kepalanya yang sudah pasti tidak bisa dilihat oleh Sari.
Aca rasa dia sudah tak ada gairah untuk hidup dia merasa sekarang hidupnya bukan lagi untuknya. Benar Tuhan memang benar adanya dan dia selama ini selalu mengabaikannya apakah ini teguran dari Tuhan untuknya? Agar menjadi manusia yang lebih baik dan menjadi hamba-Nya yang taat akan agama? Bisa-bisanya dia baru memikirkan itu sekarang, kemarin-kemarin dia kemana? Kemarin-kemarin saat dia Bahagia tanpa ada masalah kemana? Akankah Tuhan memaafkannya jika dia memohon dan berdoa sekarang? Aca berharap Tuhan masih bisa memaafkannya.
Saat sibuk dengan pikirannya tiba-tiba ada yang menelponnya dan ternyata itu Gina
"Hallo Bu." Sapa Aca dengan gugup.
"Hallo Aca, apa kamu sekarang sedang free? Saya ingin mengundang kamu kerumah saya untuk makan bersama dengan keluarga saya." Pinta Gina disebrang sana dengan nada bicara yang sangat senang berbanding dengan Aca yang sedih dan bingung harus bagaimana.
"Eum saya free Bu, apa harus sekarang Bu?"
"Iyaa sekarang ya Aca, saya tunggu dirumah."
Dan telepon pun berakhir di putus secara sepihak tanpa adanya jawaban persetujuan dari Aca diputus begitu saja.
'Sialan.'
Aca hanya bisa mengumpat tapi dia bisa apa? Pada akhirnya dia harus siap-siap berangkat ke rumah Gina untuk undangan makan bersama itu. Aca memakai dress berwarna rose pink yang indah dan elegant yang sangat melekat cantik di badannya yang ramping.
"Mah Adek ada undangan makan di rumah Bu Gina, adek berangkat dulu ya Mah." Pamitnya pada Sari yang tengah menonton tv.
"Loh kok baru bilang? Mamah ikut kalau gitu." Ucap Sari dengan kaget yang langsung bangkit dari duduknya.
"Engga usah Mah Adek cuma bentar aja disana."
"Iyaa udah hati-hati kalau gitu yaa, kamu naik mobil aja ya takutnya kenapa-kenapa udah rapih gini mana cantik banget. Duh anak gadis Mamah udah gede ternyata yaa." Goda Sari sambil menepuk kedua pinggang Aca pelan.
Aca tersenyum manis, "Iyaa Mah Adek berangkat dulu yaa."
"Iyaa sayang hati-hati yaa dan titip salam buat bu Gina." Aca menganggukkan kepalanya.
10 menit kemudian Aca tiba dirumah Gina dan tidak seperti yang dia bayangkan ternyata keluarga mereka sangat menyambut hangat kedatangan Aca. Mereka sangat baik pada Aca namun entah kenapa Aca merasa itu hanya gimmick dan satu lagi sejak tadi dia tidak melihat keberadaan Risky, kemana dia?
"Ayo ayo sini Aca duduk." Suruh seorang cewek yang Aca bahkan tidak kenal namun terlihat mirip dengan Risky, Aca tebak dia mungkin Kakak atau Adek dari Risky.
Mungkin karena melihat raut muka Aca yang bingung perempuan cantik itu pun memperkenalkan diri, "Oh iya saya belum memperkenalkan diri ya? Kenalin saya Dinar Wijayanto putri sulung dari Bu Gina." Ucapnya dengan tersenyum ramah.
"Eh iya Mbak saya Rasya bisa di panggil Aca aja." 'sial kenapa gue jadi gugup gini sih.' Ucap batinnya.
"Iya iyaa saya udah tau kok, saya sering denger tentang kamu dari Ibu saya dia suka banget sama kamu kayaknya ya." Aca tersenyum kikuk mendengar ucapan Dinar itu, benarkah Bu Gina seperti itu padanya?
"Oh iya ta Mbak? Saya gak tau."
"Iyaa Ibu tuh suka banget ngomongin kamu kayak katanya kamu tuh cantik banget, terus ramah, pinter ngomong gitu." Lagi lagi Aca hanya bisa tersenyum kikuk, kenapa dia bisa sekikuk ini jika di puji?
"Hehe saya jadi malu Mbak."
"Haha gapapa kamu toh emang beneran cantik mana badannya bagus banget beda sama saya yang udah melar gini gara-gara abis lahiran." Canda Dinar dengan tawanya yang sangat ciri khas. Saat sibuk ngobrol tiba-tiba Gina datang ke ruang makan dengan menggandeng seseorang yang masih memakai seragam dinasnya itu.
"Nah udah kumpul semua nih, Risky juga udah datang tapi kamu mandi terus ganti baju dulu ya nak." Ucap Gina yang membuat Aca yang tadinya tersenyum kikuk sekarang menatap kesal pada Risky sedangkan Risky hanya bisa menatap bingung.
'Itu anak kenapa ada disini? Apa jangan-jangan dia yang diomongin sama Ibu itu?' ucap batin Risky
"Iya Bu Risky ke atas dulu mau mandi, kalian makan duluan aja gapapa." Ujar Risky yang langsung naik ke lantai atas menuju kamarnya.
'Dih sombong amat bos.' Cibir Aca dalam hati.
"Nah sambil nunggu Risky dan Thania dateng gimana kalau kita ngobrol-ngobrol dulu nih." Seru Dinar dengan heboh.
"Nah iya boleh-boleh tuh." Sahut suami Dinar, Gani Fardhani.
"Gimana Aca?" tanya Dinar pada Aca yang hanya diam saja.
"Oh iya iyaa boleh silakan." Aca menjawab sambil menatap Gina yang tersenyum manis padanya.
"Jadi gimana Aca kesan pertama ketemu sama calon suami kamu tadi?" goda Dinar sembari mencolek-colek bahunya pelan. Bentar, calon suami? Tadi? Yang mana?
"Eh gimana mbak? Calon suami saya? Hehe yang mana ya mbak?" jawab Aca bingung soalnya sejak tadi yang ada diruang makan itu hanya ada Aca, Dinar dan suaminya, Gina dan suaminya, lalu ada anak kecil sekitar umur 3 tahunan dan dia cowo, ya masa dia dijodohkan dengan anak umur 3 tahun? Pedofil dong.
"Loh kamu belum tau calonnya, itu loh Risky calon kamu Aca. Bu Ibu belum ngasih tau Aca ta?" DUARR! Rasanya seperti ada bom meledak di dalam jantung Aca. Risky? Calon suaminya? Gila nasib buruk apa yang menimpa padanya hingga punya calon suami seperti Risky? Aca akui Risky memang tampan sangat tampan namun setelah semua yang dia lewati dengan Risky dia merasa Risky tak sebagus itu untuk dijadikan suami.
"O-oh pak Risky toh calon suami saya?"
"Maaf ya Aca saya tidak sempat memberi tau kamu kalau Risky lah calon suami kamu. Apa kamu dengan Risky pernah bertemu sebelumnya melihat kamu sepertinya sudah tidak kaget dan memanggil Pak pada Risky?" penjelasan Gina membuat Aca pusing dan bingung harus bagaimana dia menjawabnya.
"Dia dulu yang sempat Risky tilang Bu." Belum sempat Aca menjawab Risky datang dengan hanya memakai kaos lengan pendek dengan celana pendeknya yang diatas lutut, 'GAK SOPAN BANGET ANJING DIKATA INI ACARA MAKAN KELUARGA LO DOANG APAA?!' batin Aca penuh dengan emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Love Me?
Teen FictionRasya Mahameru gadis yang kerap kali di panggil Aca merupakan gadis yang nakal, jahil, dan urakan tiba-tiba terikat dengan pertanggungjawaban konyol yang diluar nalar. Dia harus menikah dengan putra dari ibu-ibu yang tidak sengaja mobilnya dia tabra...