chapter 5

22 14 3
                                    

          "aku sudah bertemu banyak orang baru,
               tapi tidak satupun yang mengambil
                            hatiku secepat hatimu".
                                              ~adelion
 

     •--------------------------------------------------------•

     seorang lelaki menuruni anak tangga dengan tergesa gesa dia menggunakan baju seragam yang tidak di masukan lalu tangan nya menenteng tas hitam miliknya.

     " ck! kamu ini kebiasaan, baju itu di masukan bukan di keluarkan seperti itu! huftt buah jatuh memang tidak jauh dari pohonnya". Renata memutar bola mata nya malas ketika melihat anak kedunya selalu berpenampilan urak-urakan sama persis seperti suami nya.

     lion menarik satu kursi lalu duduk di atas nya, mata nya mengedar mencari seseorang.
"Gibran kemana mah?". biasanya lelaki itu sudah duduk anteng di meja makan, dengan mulut yang tidak berhenti mengoceh kepada lion yang selalu bangun lama.

     "kamu ini kebiasaan banget ya! dia itu kakak ka kemu. kok gaada embel embel kak  nya".

    "kakak kamu udah berangkat duluan, katanya dia mau mengurus sesuatu di sekolah nya". ucap Renata dengan tangan yang masih sibuk menuangkan nasi untuk suami nya. 


      apa? lion tidak salah dengar kan? mengurus sesuatu? rasanya tidak mungkin. lion tahu jika kakak nya itu berangkat pagi hanya ingin merokok dengan temannya di rooftop.

     "lagian kamu ini kenapa baru jam segini bangun nya? memang tidak terlambat?". ucap Dirga dengan mulut yang sibuk mengunyah nasi goreng buatan istrinya.

   
     Lion menggeleng lalu menyuapkan roti kedalam mulut nya, "udah biasa berangkat jam segini". lion memang tidak terbiasa memakan nasi di pagi hari, katanya si perut nya akan sakit. lalu lion mengambil tas yang dia simpan di senderan kursi yang dia duduki.

       "lion berangkat". ucap nya dengan sedikit tergesa gesa.

      Renata menghela nafas lalu duduk di depan suami nya. "anak itu sangat persis seperti dirimu. aku bingung mengapa tidak ada sifat aku yang menempel pada nya". dirga hanya bisa tersenyum dengan tangan yang sibuk mengelus tangan Renata.

      •------------------------------------------------------•

  

        motor sport hitam melaju dengan kecepatan sedang, lion sangat menyukai mengendarai motor. tidak salah jika dia selalu di juluki King of the Road oleh kalangan remaja.

      selain menyukai motor, dia juga sangat menyukai bela diri. Dirga bahkan sampai menyiapkan satu ruangan khusus untuk lion berlatih taekwondo. Dirga mengajarkan kedua anak nya untuk bisa bela diri, Dirga bilang jika suatu saat nanti ada yang menyakiti Meraka, Dirga tidak akan menolongnya. tetapi mereka lah yang harus menghadapi semuanya, jika mereka sudah merasa tidak sanggup, maka Dirga akan turun tangan untuk membantunya.

      lion sepertinya akan menggunakan jalan rahasianya untuk masuk kedalam sekolah. pagar hitam yang beberapa menit lalu masih terbuka kini telah tertutup rapat yang di jaga oleh satpam sekolah.

Lotus {on going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang