chapter 8

24 16 4
                                    

"jika harimu berat gapapa.
itu kan hari mu bukan hari ku".
~egi tamvan

•--------------------------------------------------------•

ana berjalan menelusuri koridor dengan pandangan kedepan, badannya terasa lemas karena tadi pagi dia belum sempat untuk sarapan. semalam ana menghabiskan episode salah satu koleksi Drakor nya. dia menonton hingga pukul 3 pagi. hingga saat ini mata nya masih terasa berat untuk di buka, rasanya ana ingin berbaring di atas kasur empuknya.

tadi pagi juga ana tidak bertemu dengan Aditama, bi Mirna bilang jika ayah nya pergi ke kantor nya saat pagi dini hari. ana juga merasa beruntung karena Aditama tidak mengetahuinya jika semalam dirinya pulang larut malam.

ana berjalan memasuki kantin yang terlihat tidak seramai hari biasanya, ana mendengar jika beberapa kelas di pakai untuk acara hari guru. otomatis sebagian murid nya di libur kan. huftt mengapa bukan bagian kelas ana yang di pakai? dia juga kan ingin bersantai di rumahnya.

atensi nya melihat segerombolan pria dengan menggunakan jaket berwarna hitam yang di belakang punggungnya terdapat gambar naga berwana hitam.

ana tahu jika itu adalah sekumpulan anggota black dragon. ana mengetahuinya dari teman sekelasnya. ana memang mempunyai beberapa teman perempuan, sebenarnya banyak yang mendekati dia dengan alasan ingin berteman dengannya. tapi ana tidak ingin mempunyai banyak teman. lebih baik dia sendiri jika yang menjadi temannya hanya memanfaatkan dirinya.

ana merasakan ada yang menepuk pundak nya dengan pelan, lalu dia menoleh kebelakang dan menemukan satu perempuan dengan mengikat satu rambut nya, di tambah dengan jepitan rambut melekat pada rambut nya. sangat terlihat jika gadis itu adalah gadis yang selalu bersikap dewasa. lalu di samping nya terdapat seorang perempuan dengan menggunakan almamater berwarna ungu serta hijab melekat pada wajah bulat nya.

mereka berdua adalah teman baru ana, ana berkenalan saat ada tugas kelompok yang di berikan oleh wakel nya, Bu Mila namanya. saat itu mereka kebetulan di berikan tugas untuk membuat vidio drama dengan tema bebas. lalu mereka membuat vidio tersebut di rumah ana, saat Aditama tidak ada di rumah. tapi meskipun Aditama berada di rumah pun tidak masalah, karena jika di depan orang lain Aditama akan berubah 180° bersikap baik kepada ana. menyebalkan sekali tua Bangka itu!

"Lo ke kantin ga ngajak!". ucap gadis dengan rambutnya yang di kuncir kuda. aldara Clarissa Yunita namanya. dia memiliki sifat yang cerewet, apalagi jika bertemu dengan cogan. kecentilannya menambah berkali lipat, dia biasa di panggil dara. dia memiliki ketertarikan nya sendiri dengan bibir yang sedikit tebal berwarna pink alami. di tambah dengan bentuk tubuh nya yang lumayan tinggi dan rambut nya yang panjang berwarna hitam pekat.

"itu mah Lo aja kali yang lama! gue aja kesel nungguin Lo ngerjain tugas lamanya kaya nungguin crush putus sama cwe nya!". perempuan yang satu ini bernama vania Keisha sadina. perempuan dengan jilbab yang selalu menutupi rambut indahnya. yang selalu setia menunggu lelaki yang dia sukai putus dengan pacar nya. sedikit jahat memang. dia memiliki sifat yang tidak bisa diam seperti dara, tetapi Vani juga kadang bersifat kalem. memang se frekuensi banget!

vania memiliki bibir yang tipis lalu di tambah dengan bulu alis nya yang lumayan tebal, kalo kata dara sih itu bukan alis. tapi ulat bulu yang menempel pada wajah vania. jahat memang!

ana menggeleng kan kepalanya saat mendengar vani yang selalu membahas seseorang yang tidak pasti. jujur ana kasihan saat mendengar cerita cinta vania yang di ceritakan oleh dara. ah sudah lahh, kisah cinta ana lebih menyedihkan sepertinya.

"kalian mau makan apa?". ana berjalan bersama kedua gadis itu yang berada di samping nya, lalu mereka menghampiri meja kosong dengan 4 kursi yang berada di tengah-tengah kantin.

"gue samain aja deh sama kalian, males mikir".
dara mengeluarkan handphone nya lalu membuka grup gosip sekolah nya.

"ehhh liat dehh, katanya Radit bentar lagi tunangan! aduhh salah satu murid most wentend kita udah tunangan! omo". ucap nya dengan menutup mulut nya.

"yaelah palingan cuma paksaan doang, Radit kan dari dulu gapernah Deket sama cewe". vani menimbrung lalu menuangkan kecap kedalam kuah baksonya.

"Radit tunangan?". vani dan dara mengangguk bersamaan. "Lo pasti tau mereka kan sha? masa sih Lo gatau sama most wentend sekolah ini!". ucap dara dengan memasukan bakso miliknya ke dalam mulut nya yang sudah terlihat berubah warna menjadi merah karena kuah panas dan sambal nya yang terasa pedas.

ana mengangguk lalu mengedarkan pandangannya, dia melihat pada pojok kantin yang biasa di tempati oleh lion dkk. disana mereka sedang duduk dengan menikmati makanannya masing-masing.

"huhah.. huhh". dara mengibaskan tangan nya tanda dia kepedasan, lagian siapa suruh menuangkan banyak sambal pada bakso itu. sudah tahu dia tidak kuat pedas, ada ada saja.

vani mengambilkan es teh yang jarak nya tidak jauh dengan tempat duduk dia, lalu dia memberikan nya kepada dara dengan raut wajah menahan tawanya.

"lagian Lo ga pikir pikir dulu kalo mau nuang sambel! udah tau pedes, gimana sih". ana yang melihat itu merasa khawatir saat melihat wajah dara yang terlihat memerah seperti tomat.

"Lo gapapa? ke UKS aja kalo gitu". ana mengusulkan dengan ancang ancang akan mengantar dara ke uks.

"ehh gausahh, gapapa gue cuma melilit doang. ke kamar mandi bentar juga bakalan sembuh kok".
ana mengangguk lalu kembali duduk pada kursinya.

vani menoleh kearah ana yang masih memperhatikan dara yang sedang memegang perut nya. "udah sha gausah khawatir! dia mah udah biasa kaya gitu tiap hari. udah ga aneh lagi". vani kembali menikmati bakso nya dengan sangat nikmat. tidak memperdulikan dara yang terus meringis saat perut nya terasa sakit kembali. lagian salah siapa menuangkan sambal sebanyak itu? sekarang siapa yang sakit? dia juga kan.

"gue ke uks bentar ya! gila sakit banget. kalian ke kelas duluan aja, nanti gue nyusul". dara berlari tanpa mendengar jawaban dari temannya.

ana melihat punggung dara yang mulai menghilang dari kawasan kantin. "kita gamau nganter dia van?". ucap nya dengan pandangan melihat Vani yang masih sibuk dengan makanannya.

vani menggeleng. "dia emang udah biasa kaya gitu, hampir tiap hari ke uks karena makan pedes. padahal dia ngga terlalu kuat pedes, ngeyel emang kalo di bilangin". ana mengangguk lalu meminum minumannya hingga tandas.

bel masuk berbunyi cukup kencang, lalu mereka berdua berjalan menuju kelas mereka. berhubung jam ini adalah jamkos, maka ana akan melanjutkan tidur nya yang sempat tertunda.

•------------------------------------------------------•

ana berjalan memasuki rumah nya dengan menenteng tas nya menggunakan satu tangan. dia melihat suasana rumahnya yang terlihat sepi, sudah tidak aneh baginya jika melihat suasana rumah nya seperti ini.

saat ana ingin menaiki tangga kamar nya, lengan nya di tarik secara kasar dari belakang. lalu ana menoleh dan menemukan Aditama berdiri di belakang nya dengan tatapan tajam nya.

plak!

Aditama menampar ana dengan cukup kencang.
"KAMU INI MEMANG HANYA BEBAN DI KELUARGA INI!". Aditama menunjukkan sebuah kertas yang berisi nilai ulangan harian ana.

"LIHAT NILAI KAMU! KAMU ITU SANGAT BODOH ANA!! SAYA MENYESAL KARENA TELAH MEMBESARKAN KAMU SAMPAI SAAT INI!". Aditama melempar beberapa kertas itu lalu mengenai wajah ana yang masih terpejam karena mendengar suara teriakan Aditama yang begitu kencang. bahkan bi Mirna yang melihat kejadian itu tidak berani untuk mendekat ke arah mereka, bisa bisa dia akan di pecat oleh Aditama. jika dia di pecat maka siapa yang akan menjaga ana?

akhir-akhir ini memang nilai ana mengalami turun drastis. ana memang jarang belajar, ana berpikir untuk apa dia belajar jika ujungnya juga dia akan tetap di marahi oleh Aditama?

ana tersenyum lalu mengambi



Lotus {on going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang