Assalamualaikum semuanya.👋🏻👋🏻👋🏻
Jangan lupa vote dan komen 😉😉
Jangan cuma jadi pembaca gelap 🥲🥲🥲🥲🥲Jangan lupa, nilai seorang penulis itu dari voting. Jadi, jika kalian suka dengan cerita ini jangan lupa di vote 🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻
Dan, jangan lupa di komen. Karena penulis bisa mengetahui/menilai ceritanya dari komen kalian semua 🫶🏻🫶🏻
So?
Harap komen di seluruh paragraf!! Sebagai bentuk menghormati author!!!!
Harap komen di seluruh paragraf!! Sebagai bentuk menghormati author!!!!
Harap tidak menjadi membaca gelap!!!!
Vote sebelum membaca untuk menghormati author.Di kota Jakarta pagi ini cuaca sangat panas, tapi tidak dengan seorang gadis yang sedang duduk di sofa kamarnya. Hatinya lagi sedih. Gadis itu menatap langit-langit kamar nya dengan tatapan sendu.
Gadis tersebut bernama Cintaka Aurelia. Gadis yang memiliki lesung pipi, badan ideal, kulit yang putih, dan rambut panjang berwarna hitam. Dia sangat cantik, tapi kecantikan itu takkan terlihat karena keluarganya sangat membencinya jika dirinya terlihat cantik.
Brak!
Cinta terlonjak kaget saat mendengar dobrakan pintu yang di buka tanpa di ketuk.
"Cinta!, kamu ngapain aja hah? Bukannya beres-beres dapur bekas kami makan malah berdiam di kamar dasar anak tak tau diri!!" geram Samuel Pradipta — ayah Cintaka.
"Maaf yah," ucapa Cintaka menunduk tak menatap lawan bicaranya.
Pradipta yang melihat Cintaka tak menatap nya pun mulai geram. "Heh, anak biadab kamu tuh ya kalo saya ngomong itu di tatap mukanya bukan nunduk aja. Dasar anak tak tau diri!" maki Pradipta sebelum meninggalkan tempat itu.
Cintaka yang mendapat perlakuan seperti itu hanya tersenyum. Dia sudah sering di perlakukan kasar oleh keluarganya bukan hanya sekali tapi berkali-kali.
Cintaka sedang berkutat di dapur, dirinya sedang membereskan makanan-makanan bekas keluarga nya. Jika kalian bertanya apakah ada pembantu jawabannya ada, tpi Cintaka juga menjadi pembantu di situ, jika tidak dirinya tak akan di beri makan.
Huft. Cintaka menghela nafas, ia segera bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Baru saja Cintaka menuruni tangga dirinya sudah di panggil lagi.
"Cinta, ini coba tolong di buang ke sampah," ujar nenek Cintaka memberikan bungkus sampah bekas dia makan. Cinta tersenyum lalu mengambil bungkus sampah itu dan membuangnya.
Setelah Cinta selesai membuang sampah dia segera berlari keluar gerbang rumahnya dan menuju halte. Ia berharap semoga busnya masih ada jika tidak maka habis dirinya akan di pukuli oleh keluarganya.
Tak sampai lima menit menunggu di halte, tiba-tiba ada motor sport yang berhenti tepat di depan Cinta.
"Naik!" titah laki-laki misterius itu.
"Hah, kamu siapa nyuruh nyuruh aku naik?" tanya Cinta.
"Naik aj, nggak usah banyak nanya," ucapnya dingin. "Gw tau Lo lagi nunggu bus," lanjutnya.
Karena tak ingin ribut dengan sosok laki-laki yang di depannya Cinta lebih memilih naik ke atas motor sport itu.
"Pegangan!" titah laki laki itu.
"Lah, kan, kakak udah nyuruh aku naik kok sekarang nyuruh pegangan lagi," ucap Cinta mulai kesal.
Laki-laki itu diam tak menanggapi ucapan Cinta. Sedangkan Cinta yang menyadari hal itu kesal. Bisa-bisanya nie orang nyuruh dia naik terus minta pegangan lagi. Kan, aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci And Cinta (On Going)
General FictionINFO UPDATE SESUAI PEMBACA YANG MAU MENGHORMATI AUTHOR ALIAS MEMBERI VOTE DAN KOMEN!!! VOTE DAN KOMEN ITU TIDAK BAYAR GUYS!!! Menceritakan seorang gadis yang bernama Cintaka Aurelia. Cinta gadis malang yang nggak pernah mendapatkan kasih sayang d...