7. Pertemuan

624 39 6
                                    


Hai semuanya Benci and Cinta update lagi!!!!

Jangan lupa untuk menghargai author!!!

Harap tidak menjadi membaca gelap!!!!
Vote sebelum membaca untuk menghormati author.

Jangan lupa!!!
Jangan lupa, nilai seorang penulis itu dari voting. Jadi, jika kalian suka dengan cerita ini jangan lupa di vote 🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻
Dan, jangan lupa di komen. Karena penulis bisa mengetahui/menilai ceritanya dari komen kalian semua 🫶🏻🫶🏻
-

-----------------

[< "Dia gadis lemah yang butuh >] kasih sayang."
-Putri Anatasya.

♠♠♠♠♠♠


Sesuai perjanjian mereka kemarin, hari ini Cinta sedang berada di cafetaria. Ia sedang menunggu Benci yang sudah dua puluh menit ia tunggu tetapi belum muncul batang hidungnya.

"Hai! Sudah lama?" tanya pria jangkung itu datar. Cinta menatap orang yang di depannya. Sangat lama.

"Hm."

"Oke. Gue mau bilang seminggu lagi pernikahan kita akan diselenggarakan," ucap Benci datar.

Cinta membulatkan matanya kaget. Apa ia tidak salah dengar? Seminggu lagi?

"Bukannya kamu sudah punya pacar?" Cinta bertanya balik. Benci menghela napas panjang.

Ia menatap ke depan. "Iya, gue mau lo bisa membatalkan pernikahan ini! Gue sayang sama Aresta. Gue nggak mau nikah sama lo!"

Bagai di tusuk ribuan belati putih. Rasanya sangat sakit. Tanpa di minta air matanya sudah berada di ujung kelopak mata. Cinta mendongakkan kepalanya. "Aku usahakan. Tapi aku nggak yakin." Tetapi kalimat itu hanya ia ucapkan di dalam hati.

"Oke, gue balik duluan soalnya pacar gue chat." Benci berdiri dari duduknya lalu pergi meninggalkan Cinta seorang diri.

Cinta menatap punggung kokoh Benci yang mulai pergi jauh. "Dia sepertinya sangat sayang dengan Aresta. Tetapi sorry Benci, gue nggak bisa membatalkan pernikahan ini. Gue cuma mau bahagia," menolog Cinta.

****

Tok! Tok!

Suara ketukan pintu mampu membuyarkan lamunan Cinta. Cinta menatap pintu kamarnya. "Masuk!"

Setelah di perbolehkan oleh pemilik kamar masuk, Cantika membuka pintu kamar kakaknya.

"Hai, kakak!" sapa Cantika lembut.

"Hai juga, Cantika," sapa Cinta balik.

Cantika berjalan menuju kasur kakaknya. Dan mendudukkan tubuhnya di ujung kasur.

"Kak..."

Merasa dipanggil, Cinta menolehkan kepalanya kearah adiknya, Cantika.

Benci And Cinta (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang