Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!
Ada yang nungguin kisah para anak nakal di The Golden Age?
Sebelumnya author mau ngucapin Happy Valentine's Day buat kalian semua...💜💜💜
Siapa yg panen coklat dari pasangannya?? Enak nih sambil baca yang seger-seger.
Dan hari ini udah pada nyoblos gak? Jangan lupa nyoblos yg udah bisa ikut pemilu biar suara kita para anak muda masuk & ikut berkontribusi untuk pembangunan Indonesia ke depannya yah. Jangan sampe golput guys.
Hari ini author datang bawain kelanjutan kisahnya mereka nih. Sesuai background mereka. Judulnya kali ini Nakal guys.
Langsung aja kita simak kisahnya. Hope you guys enjoy it, let's check this out.
Enjoy and happy reading...
*
*
*SMA Pancasila memiliki banyak sekali jenis murid. Namun seperti kebanyakan sekolah, dibandingkan murid-murid pintar, lebih banyak murid yang biasa-biasa dan nakal di sana meskipun tidak terlalu kentara. Tapi tentu mereka memiliki caranya sendiri untuk tetap bersekolah dengan nyaman tanpa harus merasa tertekan. Salah satu contohnya mempercayakan kesuksesan tugas mereka kepada ahlinya seperti salah satu bisnis yang dikelola oleh pentolan nakal dari SMA Pancasila satu ini.
Seorang remaja tinggi dengan tampilan rapi namun tidak terlalu rapi tengah berjalan santai menuju ke dalam sekolahnya sambil mengunyah sesuatu. Bunyi ponsel di tangannya membuat langkah sang pemuda terhenti sejenak untuk memeriksa pemberitahuan penting itu. Mata jelinya mulai memperhatikan sekitar untuk menemukan sesuatu di dekat dinding gerbang.
Pemuda itu mendekati dinding dan mengambil sesuatu yang terselip di dalamnya dengan santai. Ia kembali berjalan dengan santai masuk ke dalam lingkungan sekolah tanpa ada gerak-gerik yang mencurigakan. Ia tetap berjalan dengan santai sampai suara ponselnya berbunyi dengan nyaring menandakan ada panggilan masuk.
"Halo," ucapnya dengan santai.
"...,"
"Pelajaran ke berapa?" tanyanya sambil memperhatikan jam di pergelangan tangannya dengan alis berkerut.
"...,"
"Pelajaran apa?" tanyanya lagi.
"...,"
"Mepet, harga dua kali lipat," ucapnya dengan santai.
"...,"
"Kalo mau ambil, kalo gak mau gue nggak repot," ucapnya santai.
"...,"
"Kirim potonya, istirahat nanti gue kasih di toilet," ujarnya sambil berjalan menuju sebuah kelas dengan santai.
"...,"
"Cash aja, inget dua kali lipat. Seratus ribu pokoknya," ucapnya sambil menyerahkan sesuatu yang ia ambil di selipan dinding tadi berupa buku tugas kepada salah satu siswa dengan tampilan sangat rapi serta kacamata di depan sebuah kelas.
"...,"
"Sip. Tunggu di toilet lantai 2 jam istirahat nanti," ujarnya yang sudah kembali berjalan seperti tidak pernah melakukan apa-apa.
Siswa berkacamata tadi pun hanya langsung membuka buku tugas tadi dan melihat apa yang ada di dalamnya. Sebuah tugas baru yang harus ia selesaikan secepatnya sebelum diambil lagi oleh pemuda yang memberikan padanya nanti.
Arion Bagaskara. Itulah nama pemuda yang tadi mengambil buku tugas itu dan menerima telepon dari seseorang dengan begitu santai. Sudah menjadi rahasia umum kalau Arion sudah menjalankan bisnis jasa pembuatan tugas di sekolahnya. Semua tugas akan dibuatkan oleh Arion dan timnya dengan biaya tertentu. Tugas-tugas sains seperti pelajaran IPA akan dikenakan tarif lebih mahal. Untuk tugas analisa seperti pelajaran sastra dan sosial akan dikenakan tarif bervariasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Golden Age
Teen FictionKatanya anak nakal nggak punya masa depan. Lalu apa semua orang sukses di dunia ini nggak pernah nakal? Padahal anak nakal hanya anak yang tidak cukup mendapat perhatian dan kasih sayang. Butuh pengakuan dan keadilan dari lingkungan sosial. Anak nak...