Hey Guys...!!! Welcoma back to my story...!!!
Ada yang nungguin The Golden Age??
Seperti biasa setiap hari Rabu author akan datang membawa keseruan untuk kalian semua. Tapi sebelum baca jangan lupa VOTE dulu ya biar gak lupa.
Langsung aja hope you guys enjoy it, let's check this out.
Enjoy and happy reading.
*
*
*Kehidupan di sekolah terus berjalan sebagaimana mestinya. Siswa siswi terus menjalani hari-harinya dengan berbagai macam perasaan. Ada yang antusias, ada yang terpaksa dan pasti ada juga yang bosan dengan rutinitas yang menjenuhkan setiap harinya. Begitu juga dengan keempat anak nakal yang doyan membuat masalah di sekolahnya. Mereka tetap menjalani harinya sesuai keinginan mereka tanpa memperdulikan teguran guru beberapa saat yang lalu.
Hari ini semua murid dikumpulkan di lapangan untuk mendengarkan pengumuman dari kepala sekolah mereka. Tentu saja semua muridnya datang dengan berbagai macam ekspresi dan emosi. Terlihat rombongan Jessie berdiri di barisan paling belakang dengan wajah tak minat. Tentu saja karena bagi mereka ceramah kepala sekolah selalu tak ada manfaatnya. Kali ini kepala sekolah memberi tahukan mengenai pengadaan lomba debat di sekolah mereka. Informasi bahwa lomba akan diadakan dan mereka semua harus menonton tanpa membuat keributan.
"Jam pelajaran pertama dan kedua semua diwajibkan nonton lomba debat di aula. Tidak ada yang boleh ribut, semua sportif!" begitulah ucapan kepala sekolah sebelum menjelaskan semua rincian tentang apa-apa saja yang harus dilakukan muridnya.
Semua murid langsung bubar setelah pengumuman selesai. Ada yang antusias dengan lomba, ada yang mengeluh karena harus menonton sesuatu yang membosankan dan ada juga yang berencana untuk membolos. Tak lama kemudian rombongan dari berbagai sekolah lain pun mulai berdatangan. Setiap sekolah yang datang membawa satu bus berisi rombongan peserta lomba dan supporter-nya masing-masing. Rombongan guru dan kepala sekolah langsung menyambut kedatangan sekolah lain itu dengan antusias.
Ditengah keramaian itu, terlihat Arion yang sudah menatap banyaknya murid yang datang dengan mata berbinar. Jika bisa dibuatkan animasi, maka dollar akan langsung terlihat di kedua mata Arion. Tentu saja karena ini adalah kesempatan langka yang benar-benar akan membawa keuntungan baginya. Arion langsung bergerak cepat mendekati rombongan para murid itu.
Setelah rombongan guru-guru sudah berjalan lebih dulu, Arion langsung melesat di tengah-tengah rombongan siswa dari sekolah lain dengan wajah meyakinkannya.
"Oke semua, selamat datang di SMA Pancasila. Di hari bersejarah ini nggak akan jadi bersejarah kalo nggak ada yang seru. Tapi kalian beruntung karna ada gue di sini! Gue punya penawaran menarik yang bakal nguntungin kita semua, dan pastinya seru banget!" ucap Arion yang sudah bergerak dan berbicara layaknya seorang tour guide profesional diantara para tamu yang datang itu.
Para murid yang pada dasarnya datang karena terpaksa itu pun tentu mulai melirik Arion. Tak sedikit yang mulai mengikuti langkah Arion ke sebuah ruangan, bahkan sebagian besar para murid itu mengikuti Arion karena tertarik dengan penawaran yang dibicarakannya.
"Kita buat taruhan di lomba kali ini. Ada 4 sekolah yang ikut. Semua taruhan lima puluh kalo SMA Trisakti, Adhiwangsa sama Garuda yang menang. Kalo SMA Pancasila yang menang kalian bayar tiga puluh aja. Tapi bayar dulu di muka!" ucap Arion begitu semua sudah berkumpul di sebuah kelas kosong yang ia datangi. Tak lupa tangannya menadah ke atas untuk menerima uang taruhan kali ini.
"Deal!" ucap salah seorang yang ada di sana memberikan uang ke tangan Arion.
Mendengar penawaran Arion membuat para murid yang ada di sana langsung heboh. Mereka berbondong-bondong memberikan uang taruhan kepada Arion. Terlihat sekali keyakinan di wajah mereka kalau perwakilan dari masing-masing sekolah mereka pasti akan memenangkan lomba kali ini. Tentu saja hal itu membuat senyum mengembang di bibir Arion.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Golden Age
Teen FictionKatanya anak nakal nggak punya masa depan. Lalu apa semua orang sukses di dunia ini nggak pernah nakal? Padahal anak nakal hanya anak yang tidak cukup mendapat perhatian dan kasih sayang. Butuh pengakuan dan keadilan dari lingkungan sosial. Anak nak...