Hai ?

79 26 9
                                    

                      ***

Entah apa yang terjadi semalam. Mengapa perempuan ini sudah memasang raut muka menyebalkan sepagi ini? Ah, sial. hari senin pekan ini benar-benar membuat sebagian banyak orang menghelakan napasnya dalam-dalam.

Zorra bergegas menaiki Bus Trans Jakarta, pagi ini ia bangun telat, sembari menyantap rotinya ia tak henti-hentinya melirik arloji mungil hitam ditangannya.

"Sial!" umpatnya.

Jam sudah menunjukan pukul 07:10 yang artinya hanya 5 menit lagi waktu yang ia punya untuk lolos dari gerbang sekolahnya.

Bus Trans Jakarta itu berhenti tepat di dekat bangunan besar, terpampang dengan jelas disana SMA 1 ARJAYA, Zorra membelah desakan di dalam bus itu dan segera keluar.

Ia berlari sekuat tenaganya karena gerbang di depannya persekian detik lagi pasti tertutup.
Syukurlah, keberuntungan masih berpihak padanya, Zorra berhasil masuk sebelum gerbang tertutup sempurna, tak tinggal lama Ia langsung bergegas memasuki kelas.

Zorra sekarang berada di bangku 1 SMA, dengan seragam putih abunya ia merasa bahwa ternyata beranjak dewasa sangat penuh rintangan, dulu Zorra mungil selalu mengatakan,
"Aku ingin cepat dewasa, pasti sangat menyenangkan, bisa membuat keputusan sendiri, memilih jalan hidup sendiri. Ah, aku sangat menantikannya." tanpa sadar ia menarik sudut bibirnya membentuk lengkungan indah, perasaannya membaik kala mengingat betapa sempurnanya masa kecil yang ia alami, meski tak jarang ia menangis karna terjatuh dari sepeda, karna ingin membeli es krim namun bundanya tak mengizinkannya, dan banyak hal lain.

"Ekhem" Lelaki yang duduk di samping Zorra berdehem saat menyadari teman sebangkunya tersenyum sambil melamun.

Lelaki itu tertawa membuat Zorra keheranan
"Kamu kenapa kak?" Zorra menatap sinis.

Lelaki itu menunjuk pipi Zorra, Zorra yang menyadari bahwa ada yang salah dari dirinya langsung membuka tasnya dan mengangkat cermin mungil miliknya, belum sempat ia menampakkan mukanya pada cermin, tangan lelaki itu mengusap pipi kanannya dengan hati-hati.

"Coklat, blepotan" ucap lelaki itu sambil membersihkan tangannya memakai tisu.

Zorra yang mendapat perlakuan itu gelagapan tak karuan, entahlah ia pun tak mengerti mengapa dirinya salah tingkah sekarang.

Memang, yang berada di sampingnya itu adalah kakak kelasnya, saat ini Zorra sedang berada di ruangan Osis, untuk melaksanakan Laporan Pertanggung Jawaban acara pekan kemarin.

Zorra memang sudah me-notice kehadiran kakak kelasnya yang satu ini, pada saat MPLS lelaki ini merupakan mentornya, terlebih pada saat Zorra jatuh pingsan lelaki ini yang menggendongnya menuju UKS, mungkin ini yang membuat perasaannya seperti salah tingkah sekarang.

flash back on

Zorra memasuki gerbang yang menghubungkan pada gedung bernuansa biru muda juga putih yang sangat terkesan elegant, ia berhenti sejenak menatapi bangunan-bangunan di depannya, tak terasa ia sudah berada pada tempat yang menjadi batas antara masa dewasa dan masa kecilnya, ia berfikir beberapa hari kemudian dirinya akan berganti seragam yang tentunya harus berganti fikiran dan meng-upgrade dirinya agar lebih baik.

Ia mengucap do'a singkat yang pastinya Tuhan tau maksud dari do'a yang ia langitkan.

"Tuhan, aku memang tidak mendapat tekanan dari orang tua untuk bisa banyak berprestasi, namun siapa yang tidak ingin dibanggakan oleh anaknya, maka dari itu lancarkanlah dan kuatkanlah aku dalam rintangan disetiap hal yang terjadi disini"

SraddhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang