Setelah merasa cukup menikmati permen kapas yang dibeli tadi, mereka berdua beranjak dari meja food court lalu mengunjungi sebuah toko yang menampilkan laptop-laptop dengan desain terbaru dari masing-masing merk dengan kecanggihan yang berbeda-beda.
Ricardo melihat-lihat etalase yang memampangkan beberapa laptop rilisan terbaru, matanya menangkap sebuah laptop dengan desain yang lumayan menarik, Ia menghampirinya, melihat detail-detailnya lebih jelas dengan karyawan toko itu yang menjelaskan.
"Dys, sini" panggilnya pada gadis yang tak jauh dari posisinya, nampaknya gadis itu sangat fokus dengan gadget yang ada di depannya, sampai-sampai tak menyadari Ricardo memanggil.
"Sebentar Mas," jelasnya, Ricardo menghampiri Gladysta dan membawanya ke etalase tadi, bermaksud meminta saran untuk laptop yang akan dibelinya.
"Ini type berapa Mas? Sepertinya support untuk aplikasi desain-desain ya?"
"Iya Kakak, kebetulan versi terbaru ini baru rilis, dengan filter ini, ini, dan ini, tentunya support untuk desain dan sebagainya" tangan pegawai toko itu berpindah-pindah menunjuk detail-detailnya sembari menjelaskan.
"Tersedia warna apa saja, Mas?" Tanya Gladysta pada pegawai itu.
"Kebetulan warna yang paling dicari-cari sudah habis, kami hanya punya 2 stock lagi, dengan warna putih dan silver, Kak" jawabnya.
"Bagus mana, sayang?" Tanya Ricardo sembari melihat ke arah kekasihnya.
Gladysta sudah mendapat jawaban dari hatinya, "Boleh lihat yang Silver, Mas?" Pinta Gladysta.
"Tentu. Sebentar ya, Kak" pegawai itu beranjak dan kembali dengan membawakan laptop berwarna silver.
"Ini, Kak"
"Ini bagus, Do, warnanya elegant" jelas Gladysta.
"Mas, ini ya" yakin Ricardo.
"Tentu, Kak. Jadinya yang ini ya?" Pegawai itu memastikan.
Ricardo mengangguk, pegawai itu menunjukan ke arah pembayaran "Di sana ya, Kak".
Ricardo beranjak dan mengeluarkan smartphone nya, lalu scan code qr yang tertera, Ardo membayarnya tanpa harus lama, dengan kecanggihan sekarang, apapun bisa dilakukan dengan satu gadget saja.
Setelah pembayaran selesai, Ricardo kembali ke tempat tadi untuk membawa pesanannya dengan packing-an cantik dan elegant.
"Terima kasih, Kak. Semoga rezekinya terus mengalir ya" pegawai itu memberi gerakan hormat pada tanggannya dengan sedikit membungkukkan badan.
"Kembali kasih, Mas" jawab Ricardo.
"Sudah? Apa ada yang ingin dibeli sayang?" Tanya Ricardo pada kekasihnya.
Gladysta menggeleng, Ricardo mengangguk, membawa tangan Gladysta dan menggenggamnya lalu beranjak keluar dari toko itu.
"Skincare, bodycare, outfit, masih ada stock?" Tanya Ricardo pada kekasihnya.
Gladysta menggeleng-gelengkan kepalanya dan terkekeh.
"Udah ih, lebay, aku bisa beli sendiri, Ardo" Gladysta menarik tangan Ricardo dan membawanya lari ke sebuah timezone.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sraddha
Teen FictionApakah semua orang percaya akan orang tulus tak akan pergi bagaimanapun kondisinya? Memang, sulit untuk menghindar dari adanya people come and go, tapi percayalah akan "orang tulus tak akan memilih pergi" itu nyata. Ini kehidupanku, Kehidupan meman...