tulis gak yah?

74 25 58
                                    

"Kau yang telah menggantungkan cita-cita mu setinggi langit, maka kau juga yang harus belajar meraihnya"
-Aralya Az-zahra

"Kau yang telah menggantungkan cita-cita mu setinggi langit, maka kau juga yang harus belajar meraihnya"-Aralya Az-zahra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.
Happy reading gengs. Sorry kalau typo bertebaran

Siapa yang menyangka jika perputaran waktu begitu cepat berlalu. Cahaya mentari kini telah berganti menjadi bulan yang memancarkan cahaya remang-remang nya. Malam pun tiba, waktu dimana para manusia mengistirahatkan sejenak otak dan tubuh mereka setelah beraktivitas seharian penuh.

Tapi itu tidak berlaku bagi Alya. Dia masih saja termenung di meja belajarnya, memikirkan saran dari Fitri yang ia terima tempo hari. Entah mengapa hatinya sangat ingin menuliskan beberapa kalimat yang membentuk sebuah cerita.

Mungkin sekarang memang sudah saatnya penikmat cerita ini membuat sesuatu yang bisa dinikmati orang lain. Dengan keraguan yang masih mengganjal Alya menggenggam sebuah pena dan bersiap untuk menulis. 

"Tulis gak yah?" Gumamnya pada diri sendiri.

"Tulis aja lah, bodo amat mau bagus apa nggak"

Dengan bermodalkan nekat, perlahan Alya menggoreskan pena nya pada selembar kertas dan menuliskan beberapa abjad yang membentuk suku kata.

'Astrum Amore' kata pertama yang terbentuk dari lukisan pena milik Alya. Astrum Amore yang berarti kisah cinta yang terbentuk di bawah naungan langit di mana semesta turut serta dalam rangkaian takdir yang mereka jalani.

Rupanya selain menyukai hal-hal fiksi Alya juga tertarik pada keindahan alam semesta yang luas ini. Menurutnya ada begitu banyak misteri dan keindahan yang tersimpan di luar sana. Di atas sana tepatnya di luar jangkauan manusia pasti tersimpan begitu banyak keajaiban.

Keajaiban yang begitu indah, namun sayang belum ada manusia yang bisa melihat keajaiban tersebut. Mungkin di masa depan Alya bisa melihat indahnya alam semesta melalui mata nya langsung tanpa harus mendongak menggunakan teleskop.

Alya terus menggoreskan penanya membiarkan tinta hitam yang tersimpan di dalamnya keluar menjadi lukisan aksara yang meliuk-liuk di atas permukaan serat kayu miliknya. Kata demi kata terangkai menjadi sebuah paragraf yang membentuk kerangka sebuah kisah.

Di malam yang sunyi ini, di saat semua orang memejamkan matanya. Seorang gadis telah menetapkan dan mengabdikan dirinya untuk sebuah kisah yang bersarang di pikirannya. Bermodalkan rasa suka dan kecintaannya pada fiksi, ia akan membuktikan bahwa suatu hari, saat dirinya telah tiada di dunia ini, karyanya akan tetap abadi bagi para pecintanya.

Alya terus merangkai kalimat miliknya sendiri, membiarkan imajinasinya keluar menjadi sebuah prosa. Menuangkan semua angan dan perasaanya, ia berusaha untuk membuat sebuah kisah yang bisa menghibur dirinya sendiri.

penulis yang gagalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang