Dream Land

29 10 18
                                    

"Jangan biarkan ketakutan dan keraguan menghentikan langkahmu. Setiap kata yang kamu tulis membawamu lebih dekat pada mimpimu yang besar"
-Aralya Az-zahra

 Setiap kata yang kamu tulis membawamu lebih dekat pada mimpimu yang besar"-Aralya Az-zahra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Happy reading and sorry typo bertebaran

Setelah menjalani hari yang panjang seluruh manusia pasti akan membaringkan tubuhnya mengistirahatkan tubuhnya setelah lelah beraktivitas.

Semua lampu rumah telah padam menyisakan lampu belajar dengan sinar temaramnya menemani seorang gadis yang berkutat dengan buku-buku yang sudah berserakan.

"Ni soal susah banget sih woy, mana di googlo gak ada lagi. Lagian tu guru gak ngotak banget soal susah banget kek gini suruh dikerjain. Gak tau apa ya tadi kan gue gak masuk kelas mana gue tau cara ngerjainnya. Tau lah kagak bisa gue, besok nyontoh aja lah" cerocosnya yang sudah frustasi dengan angka-angka fisika tersebut.

Bukannya Alya tidak mau berusaha, ia sudah mengerjakan hampir dua per tiga bagian dari soal tersebut, tinggal beberapa yang benar-benar ia tak bisa menghitungnya.

Ia menutup buku IPA nya dan beralih membuka buku berbinder berwarna hitam berisikan catatan nama tokoh yang rencananya ingin ia abadikan dalam karya pertamanya. Membuka aplikasi berlogo huruf W dengan background berwarna oranye.

Biasanya ia membuka aplikasi tersebut saat waktu luang dan membaca beberapa cerita sebagai kegiatan, tapi malam ini berbeda, malam ini dirinya sedang ingin menulis beberapa kalimat dan melanjutkan sedikit kisah ketikan pertamanya. Ia mulai mengetikan beberapa kata disana, menghapusnya, dan kembali mengetikan kata, menghapusnya lagi dan begitu seterusnya.

"Njirr....cara buat narasi yang bagus kek gimanasih, susah anjir" keluhnya yang merasa frustasi.

Ternyata membuat sebuah cerita tidak semudah seperti yang ia bayangkan, dibayangannya membuat sebuah cerita itu sangatlah mudah, kita hanya butuh imajinasi untuk melakukannya tapi ternyata sungguh sangat melelahkan.

Begitu banyak hal yang harus dipikirkan, mulai dari nama tokoh, alur cerita, latar belakang, hingga hal sedetail rumah susun berlantai dua pun harus dipikirkannya.

"Pen nulis tapi males, bingung mau nulis apa. Yakali gue baru mulai udah nyerah aja" ia kembali mengeluh seraya menidurkan kepalanya di meja belajar.

Rasa kantuk mulai menikamnya, membius netra indah milik Alya yang membuatnya mengatup. Di sana, di alam mimpi ia berada disebuah toko buku yang luas nan megah. Dengan perlahan ia melangkahkan kakinya, menyusuri setiap rak dengan buku-buku bersampul indah didalamnya.

Ia terus mengelilingi toko tersebut yang terasa begitu sepi nan sunyi, hanya ada dirinya seorang dibarisan serat kayu bertulisan itu. Maniknya menangkap sebuah kotak kaca yang berisikan sebuah buku yang anehnya ia tidak bisa melihat sampul buku tersebut.

penulis yang gagalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang